SOSIAL POLITIK

Duuh…Jumlah Kaum Gay di Garut Makin Memprihatinkan

gambar ilustrasi
gambar ilustrasi

Gapura Garut ,- Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Garut Guntur Yana Hidayat, mengatakan kaum gay rentan terjangkit HIV/AIDS. Faktor lingkungan dan pergaualn menyebabkan tumbuh dengan cepat kaum lelaki penyuka sesama jenis tersebut. Jumlah kaum gay di Kabupaten Garut cukup memprihatinkan. Pada 2015 lalu, jumlah pria penyuka sesama jenis ini mencapai 3.300 orang.

“Tren penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Garut hingga bulan September mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 lalu. Selain dari jarum suntik, penyebaran HIV kini banyak yang berasal dari penyuka sesama jenis,” kata Guntur, kepada wartawan Minggu (30/10/2016).

Guntur menyebutkan penyebaran penyakit mematikan ini tergolong cepat akibat penyimpangan prilaku menyukai sesama jenis, setelah penggunaan jarum suntik yang juga sangat dominan menyebabkan HIV/AIDS.

Pada 2015 lalu, KPA Kabupaten Garut menemukan 31 orang terjangkit HIV, sementara hingga September 2016, jumlahnya bertambah menjadi 61 orang.

“Dua kali peningkatan kasusnya jika dibandingkan dengan tahun lalu. Rata-rata yang terjangkit itu masih usia produktif,” ucapnya.

Dalam satu bulan, lanjut Guntur,  ada satu sampai dua orang pria gay yang terjangkit HIV. “Data itu baru di sekitar perkotaan saja. Belum di kawasan pelosok Garut. Dari ribuan LSL (lelaki sex lelaki) itu, sudah ada 40 orang yang terjangkit HIV. Bahkan sebenarnya ini bisa lebih,” katanya.

Guntur menambahkan pihak KPA telah rutin melakukan sosialisasi agar penyebaran HIV/AIDS tidak meluas. “Komunitas LSL ini memang sangat rentan terinfeksi HIV,” ucapnya.

Hasil studi kasus, kebanyakan orang yang menyebarkan HIV sebesar 50 persen di antaranya merupakan warga Garut yang pernah bekerja di luar kota. Saat kembali ke Garut, mereka mengajak orang yang dikenalnya untuk berperilaku seperti lingkungannya di luar Garut.

Ditemui Terpisah, Ketua Tim Advokasi Penanggulangan TB-HIV Aisyiyah, Reza Alwan Sovnidar, mengatakan  semua pihak memiliki tanggung jawab untuk memberi pemahaman kepada masyarakat. Penggunaan jarum suntik secara sembarangan dan pergaulan bebas merupakan bukti dari masih minimnya pengetahuan masyarakat.

“Pada saat pencegahan dan penanganan, semua pihak bertanggung jawab karena persoalan ini menyangkut masalah sosial,” ucap Reza.

Reza meminta agar para pengidap HIV tidak dikucilkan dari lingkungan masyarakat akan tetapi tetap mendapatkan perlakuan yang sama.

“Harus ada respons dari warga, jangan dikucilkan. Jika ada yang terjangkit bukan dijauhi tapi harus dirangkul. Makanya harus ada perubahan stigma,”Imbuhnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *