GAPURANA

Menanti Keberanian Bupati Garut, Tertibkan PKL Pusat Kota

Oleh : Gizka Nauren Jami

Langkah kongkrit pemerintahan Bupati Garut Rudy Gunawan-Helmi Budiman sedang ditunggu-tunggu seluruh lapisan masyarakat kabupaten Garut, bukan saja warga pendukungnya yang sudah memilih dan menjadikannya orang nomor satu dan nomor dua di Garut, melainkan seluruh warga lainnya juga mulai bertanya-tanya, gebrakan apakah yang akan ditunjukan Bupati dan Wakil Bupati Garut tersebut.

Memang masih terlalu dini untuk mengukur kinerja keduanya, jika dilihat dari implementasi program terkait dengan visi misi serta janji-janji politik keduanya saat berkampanye dalam pilkada Garut yang lalu. Namun setidaknya harus sudah mulai terlihat ada geliat yang riil, sehingga dapat dijadikan rujukan masyarakat untuk menselaraskan cita-cita dan keinginan warga Garut secara umum dengan arah serta kebijakan pimpinannya pada lima tahun akan berjalan ini. (Sangat menghargai adanya sepanduk permohonan maaf dari kedua petinggi Garut tersebut terkait program yang selama ini belum optimal, kami maklumi jika itu bagian dari proses perjalanan).

Program yang bersipat seremonila sudah mulai terlihat banyak bermunculan, setidaknya untuk Rebo nyunda, Kamis berbagi serta beberapa istilah yang mulai dikenali warganya meski skalanya baru mampu menjankau internal birokrasi dan belum menyentuh lapisan masyarakat secara umum dan luas. Misalnya Jumat bersih, sebuah terobosan program yang sebenarnya masih copy paste dengan program pemimpin sebelumnya, hanya saja pada program Rudy- Helmi Jumat bersih makin lebih populis setelah dikemas dengan berbagai kampanye dan sosialisasi ke publik. Namun  lagi-lagi, program ini juga belum menyentuh secara utuh lapisan masyarakata lainnya sehingga belum menjadi sebuah kesadaran kolektif pentignya memerangi sampah dan membuat lingkungan bersih.

Sasaran program ini, masih berkutat di para pelaku birokrasi dengan dengan seragam masing-masing setiap jumat pagi menyisir ruas-ruas jalan membawa sapu dan alat pembersih lainnya. Bukan tidak bagus kegiatan tersebut dibakukan, namu jauh lebih bagus para pamong praja ini mengemas pemahaman serta mentransformasikan kepada warga lain diluar birokrasi untuk tergerak mengikuti irama mereka terkait hal itu. Misalnya dicoba dengan stimulasi program yang membangkitkan gairah warga untuk tertib membuang sampah, gunakan reward and punishment untuk menstimulasi hasrat warga supaya tergerak mengadvokasi kebijakan tersebut.

Sebab, tugas yang lebih berat dalam krangka implemantasi kebijakan bersih kota, adalah upaya penataan kawasan pusat kota Garut yang kini semrawut dan amburadul, mirip sebuah pasar tradisional yang tidak terawat dan dibiarkan kumuh. Kawasan pusat kota yang orang Garut biasa menyebutnya “Pengkolan”, seharusnya menjadi primadona untuk unjuk kebersihan sebagai wajah dan jantung kota Dodol ini. Namun kenyataanya apa mau dibanggakan? sama sekali tidak ada…

Terus, apa yang salah dengan maraknya pedagang kaki lima dipusat kota Garut tersebut? jelas banyak salahnya karena jika terus dibiarkan berarti sama dengan tidak ada pemerintah yang mengendalikan kebersihan dan kenyamaan pusat kota tersebut.

Kini hanya tinggal sebuah keberanaian dengan solusi yang cerdas dan mendidik, sehingga dalam konteks penertiban PKL tersebut sama sekali tidak akan ada yang dirugikan namun sebaliknya harus memberikan keuntungan. Keuntungan pertama bagi warga untuk memperoleh hak-haknya menikmati suasana kota yang indah tertib dan nyaman, serta keuntungan lainnya wibawa pemerintahan akan kembali menempati posisinya sebagai pengayom dan pengabdi kepada warganya, Keuntungan lainnya harus berhasil memberikan pendidikan serta jaminan bagi para PKL dalam mencari nafkah tidak serta merta mengabaikan kepentingan orang lain dengan mengabaikan aspek keindahan ketertiban dan kenyamanan seperti halnya banyak terlihat dibanyak kota tetangga lainnya.

PKL tidak dihilangkan, namun  PKL diberi proporsi yang ideal yang memberikan citra dan image positip bagi sejumlah agenda kunjungan wisata baik wisatawan lokal, maupun regional.

Sekali lagi, warga Garut saat ini sedang menunggu dan berharap-harap cemas, jagan sampai dibuat kecewa dengan seabreg janji politik yang jauh panggang dari api, tapi dekatkan warga pada problem solving yang dimengerti dan siap membantu serta mengamankan kebijakan pimpinannya, karena memang relevan dengan keinginan mayortas warga masyarakat Garut secara umum. “Terus berjuang Rudy-Helmi..!”

***Penulis adalah warga Garut yang mendukung Rudy-Helmi menjadi Bupati dan Wakil Bupati Garut***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *