Oleh : Ust. HM. Iqbal Santoso
Persoalan utama bangsa kita adalah runtuhnya moralitas. Hampir tiap hari kita disuguhi berita pemimpin dan politisi yang terjerat korupsi atau masalah hukum.
Moralitas pemimpin, politisi dan wakil rakyat mencerminkan moral rakyat yang memilihnya.
Demokrasi yang kita anut ikut andil merusak moral bangsa, karena telah mendidik dan membiasakan rakyat bertransaksi dalam “jual beli” hak/suaranya.
Sistim pilkada yang lalu telah membuka peluang pemilik modal untuk membeli suara rakyat, sekaligus merusak kedaulatan rakyat menjadi kedaulatan uang, pada sistem pillkada yg telah berlangsung ‘orang berkualitas tapi cekak’ sulit membayar biaya yang sangat mahal karena tidak akan mampu untuk “membeli” suara/hak rakyat.
Pilkada melalui DPRD sangat tergantung pada moralitas dan kemampuan parpol dalam menyeleksi, memilih, mengawal & mengawasi kepda agar kepala daerah pilihan parpol tetap berkualitas,
Moralitas dan kualitas kepala daerah yang dipilih parpol dapat mendongkrak atau menjatuhkan citra parpol. Jika kepda pilihan parpol tidak berkualitas apalagi korup maka parpol pendukungnya akan sulit dipilih kembali pada pemilu.
Kita berharap sistem pilkada yang baru dapat menghasilkan pemimpin berkualitas dg moralitas tinggi sehingga bisa jadi panutan yang mampu memperbaiki moralitas dan kesejahteraan rakyat serta bisa mendorong parpol untuk memperbaiki moralitas dan kualitas mereka, sekaligus dapat menyeleksi parpol, sehingga hanya parpol berkualitas dan bermorallah yang bertahan
Wallahu a’lam.
Tulisan ini di kutip dari laman Facebook pribadi Ust. Iqbal Santoso
