GAPURANA

Perzinahan dan Bencana Alam

ibang

Oleh  : Ibang Lukman

Catatan Pengelola Pesantren Aththaariq Garut

Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, “Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya.”

Beberapa hadits lain juga menyebutkan gempa bumi menjadi tanda dekatnya kiamat. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah ‘anhu berkata, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “tidak terjadi hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, . . . .” (HR. Bukhari, no. 978).

Dan dalam Musnad Imam Ahmad, ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam duduk-duduk bersama para sahabatnya, di antaranya Salamah bin Nufail perawai hadits ini, beliau menyebutkan sebuah hadits yang di antara isinya; “Sebelum terjadinya kiamat akan terjadi kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi.”

Beberapa hadits di atas menunjukkan adanya korelasi antara dua tanda tersebut, bahwa banyaknya perzinahan menyebabkan terjadinya banyak bencana, di antranya gempa bumi yang keduanya menjadi tanda semakin dekatnya akhir dunia ini. Hal ini diperkuat dengan beberapa riwayat yang disebutkan oleh Ibnul Qayim rahimahullah dalam kitabnyaAd-Da’ Wa Ad-Dawa’ berikut ini:

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, bahwasanya beliau dan seorang lagi masuk menemui ibunda ‘Aisyah radhiallahu anha, lalu orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Beritahukanlah kepada kami tentang gempa.” Ibunda ‘Aisyah menjawab: “Apabila mereka telah memperbolehkan perzinahan, meminum khamer, memainkan alat musik, maka Allah subhanahu wa ta’ala marah di langit-Nya dan berfirman kepada bumi: ‘Bergoncanglah atas mereka!’ Jika mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut (berhentilah), jika tidak, maka hancurkanlah mereka!” Orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Apakah itu adzab atas mereka?” Beliau menjawab: “Itu adalah peringatan dan rahmat bagi orang-orang beriman, dan hukuman, adzab serta murka atas orang-orang kafir.”

Berkata Anas radhiallahu anhu: “Aku tidak pernah mendengar hadits sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang lebih menyenangkanku daripada hadits ini.”

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah meriwayatkan dari Shafiyyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Bumi bergoncang di Madinah pada masa Umar radhiallahu anhu, lalu beliau berkata: ‘Wahai manusia! Ada apa ini? Alangkah cepat penyimpanganmu! Kalau sekiranya bumi telah kembali seperti semula aku tidak akan tinggal bersamamu di sana.'”

Berkata Ka’ab rahimahullah, “Sesungguhnya terjadinya gempa bumi adalah apabila dilakukan kemaksiatan di atasnya, lalu bumipun bergetar takut apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahuinya.” (Sampai di sini keterangan Ibnul Qayim).

Bahwa banyaknya perzinahan menyebabkan terjadinya banyak bencana, diantranya gempa bumi yang keduanya menjadi tanda semakin dekatnya akhir dunia ini.
Riwayat-riwayat yang disebutkan Ibnul Qayim di atas diperkuat dengan beberapa hadits berikut ini:

Dari Aisyah radliyallaahu ‘anha berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يكون في آخر الأمة خسف ومسخ وقذف قالت قلت يا رسول الله أنهلك وفينا الصالحون قال نعم إذا ظهر الخبث
“Pada periode akhir umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan muka dan kerusuhan.” Aisyah berkata, “saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa padahal di tengah-tengah kami masih ada orang-orang shalih?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “ya, yaitu apabila telah tersebar keburukan.” (HR. Tirmidzi. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Jami’ al Shaghir 6/358 no. 8012)

Dari Imran bin Husain, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
في هذه الأمة خسف ومسخ وقذف فقال رجل من المسلمين يا رسول الله ومتى ذاك قال إذا ظهرت القينات والمعازف وشربت الخمور
“Pada umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka, dan kerusuhan. Lalu ada salah seorang dari kaum muslimin bertanya, “wahai Rasulullah, kapankah terjadinya hal itu?” beliau menjawab, “Apakah di sana-sini telah banyak biduan (penyanyi) dan alat-alat musik serta khamar sudah biasa diminum.” (HR. Tirmidzi. Dishaihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ al-Shaghir 4/103. No. 4119)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *