GAPURANA

[Cerpen] Ustadz Muda Niat Lamar Janda Mirip Shopia Latjuba

Musik dangdut itu terdengar menggema dari sebuah rumah sederhana di kampung itu, suara Domba saling bersahutan satu sama lainnya ikut meramaikan suasana di sekitaran rumah itu , terlihat perempuan muda  berbadan sekal berbokong indah itu  sedang membersihkan rumah sederhana type panggung namun bersih asri nan mewangi .

Di lain tempat Nampak seorang Ustadz (Guru Ngaji) muda sedang duduk bertafakur di sebuah Mesjid Kecil di sudut kampung itu ,dia tak ketinggalan Shalat Sunnat Dhuha yang selalu di lakukannya ketika sang pajar baru menampakan cahayanya, setelah itu dia (sang Ustadz) berangkat beraktifitas ke ladang sayuran miliknya di pinggiran sawahnya yang hanya beberapa petak.

************************************************************

Perempuan penikmat lagu Dangdut itu adalah Anah namanya dia seorang Janda berumur 24 tahun anaknya  Abah  dan  Ambu yang telah sedikit tua dan kini tetap dengan pekerjaannya sebagai   pekerja buruh tani di seorang tuan tanah di kampungnya ,

Anah telah bercerai dengan suaminya yang bekerja sebagai Pelaut di sebuah Perusahaan Kapal  Asing , namun umur kebersamaan rumah tangga Anah itu hanya 3 tahun berjalan , karena ternyata bekas suaminya itu terbongkar oleh Anah “Atas Pengakuan Status Bujangannya ketika dulu ketika meminangnya” ternyata dia (Mantan Suaminya)  telah mempunyai Istri di sebuah Provinsi sebrang sana , lalu terpaksa Anah meminta cerai dengan proses cerai  yang amat rumit dan amat mengurai Air Mata.

“Anah ,,,! Tolong ambilkan tembakau abah di kamar !” terdengar suara Abah di belakang rumah itu .

“Iya ,,bah tunggu ,,!” Jawab anah dan terlihat Anah membawa Dompet tempat tembakau Abahnya di kamar Rumah Sederhana itu.

“Anah ,,,! Lupakanlah segala kejadian dan kenangan indah itu , tataplah kedepan masa depanmu tetap cerah , abah dan Ambu semakin tua , kamu sekarang telah menjanda , sabarlah nak,,! Kau anak abah satu-satunya , abah mengerti keadaanmu , namun itu mungkin Takdir yang harus kau hadapi , untungnya kau tak punya anak , sekarang bangkitlah dari lamunan hari-harimu , jangan selalu menyendiri di kamar ,,tuh di luar sana banyak Bujangan Ganteng-ganteng dan Duda-duda  Keren lho ,,,! Abah mencoba membuka dialog dengar Putri semata wayangnya ketika duduk bangku  di belakang Rumah mereka ,  Abah selau melihat perkembangan kelakuan Putrinya yang dia  perhatikan tiap harinya, kini  hanya tiduran tanpa semangat di dalam kamar setelah prahara rumah tangga itu menghantam hidupnya.

Anah hanya tersenyum simpul ketika Abah membuka dialog itu “Mmmh,,bah dimana Ambu ?” Anah mencoba mengalihkan obrolan bapaknya itu dengan menanyakan keberadaan Emaknya yang akrab di sebut Ambu oleh para penduduk Kampung di sebuah Wilayah Pasundan itu.

“Ambumu lagi kesawah di ajak sama Bi Ati untuk panen sayuran di Kebunnya Ustadz Ardi !” Abah menerangkan keberadaan Ambu.

“Ough ,,ya anah mau nyamperin Ambu ya  bah,,!” Ucap Anah.

“Ya,,abah juga mau kekebun Wak Haji , karena buah  Jengkol di kebun itu , suruh di panen hari ini , kalau mau kesitu , bareng sama Abah ya,,!. Ucap Abah.

“Iya,,bah yu Ah,,! Anah cepat mengajak abahnya .

Sepanjang jalan yang di laluinya , orang-orang (Terutama Penduduk Laki-laki)  sekampung Anah yang dia temui di jalan setapak Nampak mengganggakan Mulutnya (Melongo-Pen), karena sebetulnya Anah itu adalah seorang perempuan Sekal dengan punya  bokong yang mirip sekali dengan Bokongnya Kim Kardhasian itu , dan Wajah  yang Mirip sekali dengan Penyanyi Dan Bintang Film Sophia Latjuba yang terkabarkan kini berpacaran dengan Ariel Noah itu lho,,

Dengan tinggi badannya yang  sekitaran 168Cm dan rambut yang berombak panjang sepunggung Nampak Anah bak bintang walau ketika pergi ke Kebun milik Ustadz Ardi menyambangi Ambu yang di Ajak Bi Ati ikut panen Tomat di sana, hanya mengenakan pakaian termat sederhana , T-Sirt putih lengan pendek dan ke bawahnya hanya pakai kain batik ala ibu-ibu kampung dengan warna Merah Marun pakai sandal Jepit Kulit yang hanya berharga Rp.70,ribuan , kulit Anah tak bule namun Putih mulus terlihat bulu-bulu tangannya yang tipis kontras dengan warna Gelang Emas 2 Gram  yang berwarna  kuning di lengan kirinya.

Bokong  itu lah yang membuat laki-laki sekampungnya pada Melongo bila melihat hal tersebut ,,,bila melangkah Nampak “Barang Itu” Hidup bak ombak Samudra Indonesia yang dahsyat menepi ketepian pantai.

Singkat cerita Anah berpisah di persimpangan jalan setapak dengan Abah yang bermaksud akan memanen Jengkol di Kebun milik tuan tanahnya dan Anah lurus melangkah ke arah jalan kebun milik Ustadz Ardi yang di kenal Ustadz Sholeh dan ahli Ibadah tersebut.

***********************************************************************

“Ambuu,,! Anah memanggil Ambu yang terlihat di ladang sayuran tanaman Buah Tomat  yang sedikit luas itu , Ambu Nampak menoleh ke asal suara “eh anah,,,tunggu di sana saja ya ,,ambu tanggung ya nak,,! Perempuan berumur 57 tahun itu menjawab sapaan Anaknya yang terkenal punya body sekal nan menawan itu.

Ustadz muda yang tengah memperhatikan para Pemanen di ladang Miliknya sempat pula menoleh ke Asal suara ,dan apa yang terjadi?

Serrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr,,,,,,Nudddd,,,,bathinnya sempat terkesiap dengan Pemandangan yang di lihatnya hanya sekelebatan dari jarak 200 Meteran itu.

Sebagai insan biasa Ustadz Ardi yang kini berumur sekitaran 25 Tahun itu Nampak kagum juga dengan kehadiran Perempuan Muda yang ada pinggir kebun Sayurannya itu , dia sebetulnya tahu tentang cerita Prahara Rumah Tangga Anah anaknya Abah Dan Ambu , namun hal  itu tak dia perhatikan secara detail karena sebetulnya Ustadz Ardi itu bukan asli Kelahiran kampung tersebut , masa Kecilnya Ustadz hidup di sebuah Kota Besar sana , namun atas gerakan bathinnya dia pindah ke Kampung terpencil itu setelah Kuliah S1 –nya tamat di sebuah Fakultas perguruan tinggi di Kotanya , menurut Rumor sang Ustadz Muda itu Punya Bapak seorang Jendral sebuah  Angkatan di tubuh TNI kita , tapi itu Rumor lho,,,,

Kita mafhum adanya , ketika Gejolak Darah Muda itu menggelegak strata social apapun yang di sandang seseorang tak akan menahan aliran deras Air yang menggelora di kelokan sungai-sungai  itu bukan?

Namun yang membedakan tentang kesiapan seseorang menahan gelora Muda dengan Kenyataan Syahwat seseorang itu adalah cara   menyikapi sudut  pandang penerapan “Pandangan” itu bukan?

Nah ,,untuk hal inipun Ustadz Muda yang di kenal baik oleh Warga Kampung tersebut sempat terkesiap melihat Sekalnya Perempuan di Sebrang Kebun Tomatnya itu , terlihat sang Ustadz Muda itu  rikuh ketika dia Pura-pura memalingkan pandangannya dia angkat Kopiah yang di pakainya dengan Pura-pura menggaruk rambut kepalanya seolah-olah ada Kutu kepala yang mengganggunya , lalu terdengar dia pura-pura batuk kecil ,,,”Uhu…uhu….!”.

******************************************************************

Assalamualikuum Wr,Wb;

Teruntuk Anah Wanita Pujaanku Di Rumah Idamannya.

Sengaja ku layangkan surat ini aku persembahkan untukmu Anahku .

Angin tak akan bisa membendung curahan  Hujan yang telah di Rencanakan Tuhan Kita , semoga kau mengerti atas segala curahan hatiku yang ku tuangkan melalui selembar Kertas Putih ini.  

Anah,,,! Tentang Status janda yang kini di sandang olehmu jangan terlalu di porsir pembicaraannya khusus untukku , setelah aku berbicara kepada Abah Dan Ambumu pada hari Kemarin , aku berencana akan meminangmu pada Esok hari di Hari Pahlawan (10-September).

Atas segala curahan hatimu di Surat yang kau buat kemarin itu aku sangat mengerti keadaanmu , namun biarkanlah hal itu sebuah Proses nyata hidupmu ,,hai calon pinanganku,,

Aku telah bermusyawarah dengan Keluarga Besarku di Kota sana , dan mereka telah menyetujuinya dan mereka akan menuju ke Rumahmu di tanggal 10-September esok hari.

Dengan segala kekuranganku dan rasa yang menggelora di dadaku aku meminta kepadamu untuk menerimaku sebagai Calon Pendamping Hidupmu  yang akan melahirkan anak-anaku di kemudian hari.

Anah ,,hidup itu indah namun akan lebih Indah bila Cintaku yang suci ini menyatu dengan hidupmu .

Wassalamualaikuum Wr,Wb;

Aku Yang selalu  Mengharapkanmu jadi pendamping hidupku.

(ARDI SATRIA PINUNJULSAKTI).

*****************************************************************

Surat bersampul bunga mawar merah itu di lipat dengan hati-hati lalu di kecupnya surat itu oleh  Anah di  sore yang indah , Nampak senyumnya yang menawan menyebul di balik awan nan memerah di sore itu , dia hampiri Ambunya yang sedang menyelesaikan pekerjaan dapurnya di Dekat Hawu “Tunggku Perapian” itu dia peluk sang Ambu dengan kesenduan yang tiada terukur , Anah lirih membisikan sesuatu pada telinga Ambu sang bunda yang menyayanginya

“ Ambu,,,mungkin Anah putrimu ini akan punya suami Ustadz Sholeh itu yah,,,!” Ambu tak berkata apapun air matanya Nampak menyeruak di tepian kelopak mata tuanya , dia ciumi Putri semata wayangnya lalu memeluk erat perempuan Sekal yang Punya Bokong Indah dan Mirip Shopia latjuba  itu dengan Puluhan Ribu kata-kata sayang dan cintanya kepada Putri satu-satunya itu.

*Semua Nama/Initial yang tertulis dalam Artikel ini hanyalah hayalan semata dan ini hanya sebuah cerpen .

Asep Rizal.   

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *