Eman.S
GAPURANA

Eman Penyandang Disabilitas Pembuat “Kere’/Wide” Dari Pelepah Kiray

Eman.S
Eman S Penderita Cacat pembuat Kere/Wide Dari Pohon Kiray

Oleh : Asep Rizal 

Gapura Kabupaten Tasikmalaya, “Dari 1997 saya sudah menekuni pembuatan Wide Kiray ini !” Ucap Eman.Sulaeman (37) seorang penyandang Disabilitas Warga Kampung Sukahurip Rt; 03 Desa Serang Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya  Jabar ketika penulis mencoba tandang ke Rumahnya yang sederhana.

Ketekunan Eman itu telah menuai Hasil yang memuaskan untuk dirinya dan kedua Orang Tuanya yang hanya seorang buruh tani ,

“Dia Hebat,, dia bantu kedua  orang tuanya yang kini telah menua” Ucapan itu di ungkapkan Salah Seorang Tokoh masyarakat (Ajengan/Kiai) di kampung itu ketika berbarengan dengan penulis ketika menyambangi Eman yang sedang bekerja menuntaskan Rutinitasnya sebagai pembuat “Ke’re/Wide” dari pelepah Pohon Kiray yang banyak tumbuh di pinggiran Selokan-selokan pinggiran Sawah-sawah penduduk sekitar Desa Serang Kecamatan  Salawu.

“7 Kodi tiap minggu di bawa langsung Oleh Bandar ke Bandung dan Ke Jakarta” Eman melanjutkan bincang-bincangnya denganku tadi siang.

Karya Eman Sulaeman itu telah melanglang ke Kota-Kota Besar seperti Jakarta dan Bandung , seorang Bandar ada yang memanfaatkan Hasil Karya Eman Sulaeman itu , Rumah-rumah bisa Indah dan teduh bila memakai aling-aling (penghalang) Ke’re/Wide dari Pelepah Pohon Kiray Eman Sulaeman memang Hebat “Braaay,,!”.

Usaha Eman itu tidak sendirian dia mempekerjakan Keponakannya yang hampir seumuran dengannya “Ya,,saya kerjasama saja dengan saudara sendiri dan saya bayar perkodinya , sesuai ukuran berbeda pembayarannya untuk ukuran 2 Meter saya Bayar Rp.65.000 perkodinya dan untuk ukuran 1,5 Meter saya biasa bayar Rp.60.000,-perkodinya ,,!” diapun menerangkan tentang bayaran untuk pekerjanya.

Ketekunan Eman Sulaeman seorang penyandang Disabilitas tak mengurangi semangatnya mengerjakan rutinitas yang dilakukannya “habis mau apa lagi,,kang,,!” lanjut dia sambil tersenyum renyah.

Tak ada alasan untuk tinggal diam bagi Eman , kekurangan Fisik yang di sandangnya tak menyurutkan kiprahnya dalam pencarian hidup , dia terus berkarya dengan kemampuan yang ada , warga di sekitaran Kampung itu telah banyak mengetahui dan wargapun telah banyak memakai hasil karya yang di buat Eman Sulaeman yang kini masih bersatus bujangan “Tulen” yang entah kapan akan di per- temukan Jodohnya .

Dia tak mengunakan tangannya untuk meraut pelepah Pohon Kiray yang telah di keringkan “ Biasanya abah saya (Bapaknya) yang suka cari pelepah Pohon Kiray itu setelah di belah-belah menjadi beberapa kepingan lalu di jemur sesuai dengan ukuran pas untuk di raut jadi bahan baku Ke’re ini,,!” emanpun melanjutkan keterangannya.

Alat sederhana pembuat Ke’re/Wide dari Pelepah Pohon Kiray itu adalah berupa alat tenun yang di buat Khusus , Nampak “Mesin” tenun Traditioanal itu telah berumur puluhan Tahun namun tak pernah lapuk karena terus terawat dan tergunakan dengan baik , sebuah karya tangan dari Kiprahnya manusia yang di beri “Berkah Tuhan” kepada manusia yang mempunyai kekurangan sisi fisik itu patut di renungi kita yang punya fisik (mengaku)  sempurna dan Tanyakan hal itu langsung kepada Diri Kita  sendiri “ Kenapa kita tak bisa menghasilkan Karya yang lebih hebat lagi melebihi karyanya Eman Sulaeman yang hanya punya hati kekar walaupun  anggota tubuhnya (Tangan dan kakinya) mengecil  ?” aku hampir usap Air Mataku ketika hal itu terfikir selintas dalam benaku.

“ Dia selalu dilibatkan untuk urusan Dekorasi dalam acara-acara samenan (Acara Seremonial) Sekolah-sekolah di kampung ini , kaligrafinya bagus sekali tulisan “Kakinya” sangat Indah dan kami telah mengetahui semuanya warga disini mah,,!” Ucapan itu semakin menambah kagumku pada Eman Sulaeman penyandang Cacat Tangan Dan Kakinya tersebut .

Tuhan Kita itu selalu Indah Melukiskan hal-hal yang berbau aneh yang khusus di Titipkan kepada para Penyandang kekurangan Fisik bawaan , Tuhan Kita itu maha Adil dalam menghembuskan Ruhnya yang dia tiupkan , maha Sempurnalah keadilan Tuhan Kita dia Buat tubuhnya  Eman Sulaeman ,,,! Aku beranjak menjauh dari Rumah Eman Sulaeman di tepian tebing Desa Serang .

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *