Kang Naya Pembuata Boboko Berkwalitas International
GAPURANA

Cerita Cinta Suci Tak Termiliki Pengrajin Anyaman Boboko Penyandang Disabilitas

Oleh;Asep Rizal.

Nangtang Cigalontang Kab;Tasikmalaya Gapura Indonesia News;

Cinta itu tidak harus memiliki namun Cinta Suci itu jangan sampai lepas dari Genggaman jiwa , karena tanpa Cinta hidup kita akan hampa, hidup ini begitu berarti namun begitu tak akan berartinya hidup bila tak mempunyai cinta (*@By;Sang Maha Pujangga Cinta).

Ungkapan itu terdengar menggebu bergejolak dalam Hatiku ketika ku tinggalkan sebuah Dusun yang bernama Dusun Nangka Bongkok Desa Nangtang Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, aku mengingat-ingat lagi perbincangan nan indah dengan seorang Warga yang punya hati mulia , dialah Kang Naya (53) seorang Penderita Cacat Tubuh (Lumpuh Layu) yang mempunyai kegiatan Usaha Membuat (menganyam) *Boboko (*Tempat Nyimpan Nasi dari Anyaman Bambu).

Aku begitu menikmati obrolan Indahnya tentang kehidupan yang dia jalani dengan sejuta cerita ,

“ Saya telah di taqdirkan Oleh Tuhan untuk jadi Orang Lumpuh Layu setelah mengalami kecalakaan jatuh dari pohon mangga (Limus) besar di kebun kami ketika saya berumur 18 tahun , usaha berobat telah dilakukan dari mulai ke Dokter Specialist sampai ke Dukun Urut terkenal di seantero Jawa Barat mungkin (barangkali-Pen), namun mungkin tuhan belum memastikan saya untuk bisa berjalan Normal seperti semula,!” Ucap Kang Naya dengan Wajah Cerah Ceria , tak menampakan wajah manusia yang menyerah.

Setiap hari kerja *Kang (*Bahasa Sunda dari Kata Abang) Naya punya pekerjaan Rutin (Rutinitasnya) kerajinan tangan  menganyam Boboko , menurut dia pekerjaan yang di gelutinya itu dari mulai dia telah putus harapan untuk berobat , mengobati kelumpuhan yang di deritanya,

“ Saya telah punya keputusan bahwa mungkin Nasib Saya telah di Guratkan Oleh Tuhan , untuk menyandang Cacat permanent lumpuh layu , karena segala daya dan upaya mengobati lumpuh layu itu  telah dilakukan sedemikian Rupa ketika waktu dulu “ Ucapnya dengan nada suara tanpa beban.

“Ya,,hasil dari pada Usaha saya ini telah cukuplah buat saya dan kedua Kakak saya , habis mau apa lagi sih,,,saya terima saja keadaan begini namun Alhamdulilah Pendaringan kami sekeluarga tetap ngebul karena Dua kakak saya kini semuanya telah menjadi janda sampai dia Tua-tua begini ,,,hmmm,,!” Ucapnya dengan sedikit senyuman penuh makna.

“Begitu mulialah kau Kang Naya , kau bisa berbuat begitu baiknya terhadap Dua Kakakmu yang kau usahakan untuk hidup jangan menjadi orang yang susah karena tak di usahakan oleh para bekas Suaminya yang kini kabur entah kemana,!” Aku bergumam dalam pergulatan bathinku , dengus nafasku tersengal ketika Kang Naya meneruskan Obrolannya denganku tadi Siang pada Cuaca dingin di tengah-tengah Hujan lebat yang mengguyur Dusun itu.

“Dusun Nagka Bongkok Desa Nangtang Kec;Cigalontang Kab;Tasikmalaya (Jabar)  itu terletak di Ke-RT-an 07/ Rw;05 dengan Jumlah Jiwa sekitar 1200-san Orang , dengan rata-rata penduduk  95%-nya mempunyai pekerjaan sebagai Petani dan Buruh Tani sisanya para Pelaku Usaha dagang dan pegawai serabutan ,!” Ucapan itu terlontar dari Kepala Desa Nangtang Suryana (52) yang tadi siangpun “Berusaha” nyamperin penulis ketika mengajak ngobrol indah dengan Keluarganya Kang Naya.

Jauh jarak dari Wilayah Ibu Kota Tasikmalaya di Singaparna sekitar 20 Km ke arah Barat , bila akan menuju daerah tersebut patokannya adalah Titik (Wilayah)  Kampung Naga , nah,,di balik Leuweung Tutupan Adat Naga itu , Dusun tersebut berada itulah gambaran letak dusun tersebut.

Kembali lagi ke Cerita Kang Naya ;

“ Tiap satu Boboko itu harganya Rp.20.000,- saya hanya dapat satu sehari , saya tidak punya Bandar pengepul , saya jual satuan , tapi tiap haripun ada yang beli barang satu atau Dua mah ,,!” lanjut dia sambil menunjukan hasil buatan tangannya itu kepadaku , ku akui Produck yang dia buat sangat berbeda Apik sekali dan simpul-simpul talinyapun begitu kuat dan Nampak Boboko itu Kokoh “ Insya Alloh Kuat ,,dan para langganan saya itu saling member tahu barangkali , bahwa barang yang saya buat itu memuaskan mereka , jadi dari cerita mulut ke mulutlah Boboko buatan saya laris terjual tiap hari ,,!” dia bicara jujur dengan tanpa mimic yang di buat-buat , raut wajahnya Nampak cerah ,,,Ya,,yakinlah dia tak punya Misi bohong dalam Obrolannya dia Jujur dan buktinya telah aku ketahui Boboko itu bukan sembarang Boboko karena jelas terlihat Kokoh dan dari tongkrongannyapun jelas memiliki kwalitas yang terbagus dari sisi nilai dan anyaman bambunya Nampak apik tertata dan kuat.

***************************************************************************

Namun dari pembicaraan bersama mereka (Keluarga Kang Naya dan Kepala Desa Nangtang) aku sempat heran , tak ada tanda-tanda bahwa Kang Naya itu punya keluarga dan beranak-pinak , lantas aku bertanya

“Kang punya anak berapa? Dimana mereka berada sekarang,,?” tanyaku.

Semua yang mendengarkan pertanyaanku hanya tersenyum simpul

“ Eh,,mau Punya anak gimana ,,! Kawinnya aja Belum , dulu sewaktu dia masih Kuat Berjalan dan tidak Lumpuh seperti sekarang , Dia itu ikut dengan saya , dagang kreditan di Pulau Bali , ketika itu dia (kang naya) adalah pemuda gagah dan lumayan tampan lho,,! Semua keluarga Dia (yang kini dua orang janda yang dihidupi Kang Naya) sempat ikut pula ke Pulau Bali untuk usaha setelah mereka berumah tangga dengan saudara saya juga ,!” Pernyataan itu di ucapkan oleh Kepala Desa Nangtang Suryana yang ternyata saudaranya Kang Naya juga.

Aku hanya tersenyum mengelitik Qolbu-ku saja ketika ucapan Kepala Desa setempat terdengar , dan mencoba menelisik kehidupan Kang Naya di masa yang lalu.

**********************************************************************

Cerita Percintaan Indah “Kang Naya”;

“Umur saya ketika itu sekitar 18 Tahun , sebelum ikut Berdagang Kreditan ke Pulau Bali dengan Kang Suryana (Kepala Desa Nangtang Sekarang-Pen) saya pernah menjalin cinta dengan seseorang perempuan sebaya saya ketika itu , dia cantik dan saya sangat mencintainya , namun setelah saya mendapat Musibah dan sampai  kini Lumpuh Layu , saya mundur dari kehidupan dia ketika itu  ,

Saya memutuskan hubungan Cinta saya , karena saya “*Ngukur Ka Kujur” ( Ukuran Tahu Diri) dan diapun mungkin menerima alasan saya , lalu dia menikah dengan seseorang warga  tetangga kampung kami,,,!” Ucapan itu terhenti terlihat Kang Naya menghela nafas panjangnya , tanpa menghentikan Kerja meNganyam Boboko Kang Naya melanjutkan obrolannya yang sempat terputus itu.

“Dia sekarang telah mempunyai Cucu dan Hidup di Pulau Sumatera karena ikut bersama suaminya Dagang Kreditan di Pulau sebrang sana , dia pernah menyurati saya dengan tanpa di ketahui oleh suaminya , mengabarkan bahwa hati dia itu menjerit selalu rindu kepada saya , sikap saya hanya bisa mengurut dada ketika itu , dan saya mencoba  membalas surat Cinta dia dengan mengatakan “Terimalah Taqdir ini,semoga kau bahagia,,!” Kang Naya menghentikan Cerita Indahnya, diapun menghela Nafas panjang pula , kami semua tersenyum simpul , lalu diapun mencoba bercerita kembali.

“Tiap-tiap dia pulang dari Sumatera dia selalu menyempatkan diri datang kesini , sampai saat inipun bila pulang kampung  dia selalu menengok saya  , dia sekarang jadi Guru PAUD di Sumatera sana , karena sewaktu dia masih tinggal  di kampung kamipun (ketika masih perawan)  dia itu pernah jadi  Juara MTQTingkat Kecamatan Cigalontang , suara bacaan Qur,annya sangat merdu ,,!” Kang Naya menghentikan Ceritanya Nampak Air matanya terlihat mengembang , dia mengenang Cintanya yang kini “Mungkin” masih tersisa.

Obrolan kamipun terhenti kala Mak Widaningsih (63) (Kakaknya Kang Naya) yang kini telah Nenek-nenek  namun tak begitu  Rerta itu menyodorkan Kopi hitam yang  hangat , sebagai teman ngobrol kami kala hujan tadi siang dengan intensitas cukup lebat.

“ Al-hamdulillah ,,saya merasa terbantu dengan usahanya adik saya ini , biar tidak seberapa namun itu sangat membantu saya dan adik saya yang kini telah ditinggal kabur oleh suami-suami kami ini,,,!” Mak Widaningsih mengakhiri obrolan penuh makna bagiku tadi Siang.

Tuhan kita maha Adil atas semuanya , Tuhan Kita menghembuskan sebuah tiupan Cinta yang suci di Hatinya Makhluq CiptaanNya,,,dan Tuhan Kita tak akan menghentikan Wahyu Cintanya sampai Dunia ini berakhir-pun @By;Asep Rizal Gapurana.

 

Asep Rizal.      

 

 

Kang Naya Pembuata Boboko Berkwalitas International
Kang Naya Pembuata Boboko Berkwalitas International

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *