ilustrasi [salah satu yang akan pertama kena pukul atas kenaikan BBM]
GAPURANA

Ketika Harga Bensin Itu Jadi Rp.50.000,-/2-Liternya ?[Cerita Di Balik Kenaikan BBM]

Oleh;Asep Rizal.

ilustrasi [salah satu yang akan pertama kena pukul atas kenaikan BBM]
ilustrasi [salah satu yang akan pertama kena pukul atas kenaikan BBM]
Gapura News.

Ya…Jokowi dan jajaran Pemerintahannya tetap menaikan harga BBM itu dengan kenaikan 200% , hal itu kita semua ketahui dan semua harga barang kebutuhan pokok,sandang pangan papan di pastikan akan naik mengikuti keputusan Pemerintahan Kwalisi Indonesia Hebat (KIH).

Cerita BBM dan rencana kenaikannya  telah begitu menyita mata Hari Rakyat Indonesia entah apa yang akan terjadi , namun kehendak itu telah nyata Adanya kini di kabarkan Bensin Premium itu seharga Rp.8.500,- .

Harga solar jadi Rp.7.500,- , itu yang di Umumkan oleh Jokowi sang Presiden yang punya e-Blusukan tersebut,  namun ketika sebuah cerita harga BBM jadi seharga Rp.50.000,- ketika BBM jenis Premium itu dalam harga yang kemarin (Rp.6.500,-)/liternya  itu baru dongeng yang penulis ingat-ingat kembali sebagai kenangan yang kini teringat kembali di masa sekarang.

Cerita itu di mulai  ketika penulis melakukan sebuah perjalanan ke tempat yang rada jauh jaraknya dari tempat tinggal penulis sendiri , di tengah jalan nun jauh di sana ketika kendaraan bermotor yang di kendarai penulis tersebut mendadak “Klojotan” kehabisan bahan bakar , maklum ketika penulis berangkat sama sekali tidak begitu memperhatikan jarum pengukur ukuran banyaknya BBM yang dipakai , karena perkiraan penulis ketika itu , bahan bakar motor kesayangan itu  akan cukup karena dengan alasan tepat yaitu ketika pada sesi Istirahat pada Sore hari selepas penulis melakukan aktifitas sehari-hari,  kendaraan “Kesayangan” itu telah diisi Bensin Premium dengan pengisian ukuran maksimum (Full Tank).

Cerita itupun tak berhenti pada istirahat penulis saja di sore sampai malam hari tiba , ternyata kendaraan bermotor itu sempat di pinjam oleh salah satu anggota keluarga penulis sendiri yang katanya akan melakukan kunjungan “Keperluannya” ke sebuah tempat yang terkabarkan  dekat (entah berapa kilometer jarak  dekatnya) hanya saja penulis merupakan seorang yang sangat dikenal dengan sikap “Mempersilahkan” (ehmmmmmm,,!) kepada siapapun orangnya yang membutuhkan pertolongan “Pinjami” kendaraan dengan tanpa membayar atau gratis  sekalipun.

Singkat cerita penulis tak ingat kapan datangnya kendaraan kesayangan itu ke tempat biasa  kendaraan bermotor itu di taruh (Garasinya) hanya saja ketika menjelang bangun pagi, kendaraan itu telah terlihat kembali di tempat biasanya dan tidak ada yang istimewa tentang hal itu ,

Hanya saja kelihatan “bodynya motor”  itu rada kusam , namun hal itu tidak begitu terfikirkan , dan jam kerjapun telah merapat ke “Perintahnya” lalu bummm,,,kendaraan itu di pacu ke tengah jalan raya , lalu belok ke sebuah jalan alternative dan penulis bermaksud akan berkunjung ke sebuah wilayah pemerintahan Desa yang menurut perkiraan jaraknya sekitaran 25 Km dari kediaman penulis itu sendiri.

Namun apalah daya ketika Kendaraan bermotor itu klojotan kehabisan bensin , kejadian tersebut tepat di jalan yang “Jauh kaditu kadieu” (Jauh dari perumahan penduduk) , sempat bingung juga ketika itu namun kesadaran , kenormalan berfikir penulis di pulihkan dengan cepat bahwa tak usah berfikir panjang untuk sekedar menyesal atas pertanyaan kekesalan hati ketika itu , lalu penulispun terpaksa mendorong kendaraan bermotor lurus ke depan walau jalan yang terlalui itu berupa jalan dengan gambaran infrastruktur terburuk di wilayah Jawa Barat .

Keringat mengucur deras di balik jaket kulit yang di kenakan penulis ketika itu , lalu di bukalah jaket tersebut dan di taruh di depan “pas stang”  kendaraan bermotor tersebut, lalu langkah itu semakin gontai juga karena ternyata capeknya itu ternyata jadi sebuah ungkapan yang amat nyelekit juga bila di maknai “Sakitnya tuh disini,,!” .

Setelah sekitaran 2 Km penulis mendorong kendaraan kesayangan tersebut di jalanan butut yang hanya berbatu koral dan suasana jalan itupun amat sepi , tak Nampak ada kehidupan (Perkampungan Penduduk terdekat)  hanya suara burung-burung kecil mewarnai suasana  derita penulis yang mendorong motor kesayangan yang kehabisan bensin tersebut.

Tekad yang membara itupun luntur juga ketika capeknya  itu telah mencapai puncaknya , dan penulis berfikir sangat cepat ,

” Ah,,lebih baik istirahat dulu ,,! Gumam penulis ketika itu dan sempat pula derita itu diselingi Do,a “ Ya,,tuhanku semoga ada tukang ojek lewat ke jalanan sepi ini biar berapapun harga jasanya beli bensin ke Tempat 2 Tax terdekat dari jalan ini maka akan ku ladeni,,!” Do,a penulispun bergemuruh di angkasa.

Mungkin Tuhan sempat mendengar Do,a derita penulis yang kehabisan bensin  itu ,

Berselang waktu  setengah Jam penulis yang duduk melongo meratapi nasib pada sebuah nama hari itu yang duduk  di bawah rimbunnya pohon-pohon bambu  di jalan butut tersebut , terdengarlah dari kejauhan deru suara kendaraan bermotor

“Ough ,,mudah-mudahan dia yang akan lewat ke sini itu tukang ojek yang gampang di tawar harga sewa jasanya untuk membeli bensin eceran di kios 2 Tax,,” Gumam penulis dalam kecamuk bathin yang tanpa henti.

Dan ,,,mahluk pengendara kendaraan yang terdengar dari kejauhan itu akhirnya nongol juga , ugh ternyata seorang Anak Remaja Perempuan yang memakai seragam Sekolah sebuah SMA “ Duch,,gimana ini ,,!” penulispun sempat Sabil (dilema) antara perlunya menghentikan pengendara itu atau tidak ? namun berkah dari Do,a penulis itulah “mungkin” kekuatan sisi lain itu muncul ,,(ehmmm,,!!!) ,

“Kenapa bang ,ada apa , mau kemana abang  ?” Anak Remaja  perempuan  Pelajar sebuah SMA itu menghentikan kendaraannya dan menoleh ke arah penulis yang hampir melongo tak menjawab ,”Ough,,,ya,,neng motor abang habis bensinnya , ya,,abang tak nemuin orang atau pengendara yang lainnya abang sudah mendorong motor ini jauh dari sana , tapi abang capek juga nih,,makanya abang berhenti di sini neng ,,nah abang mau nanya sama eneng , dimana tempat jualan bensin eceran terdekat neng ,,?” ucapan penulis itu sengaja memakai suara dengan nada datar , agar si lawan bicara itu tidak berfikir pada hal-hal yang lain , karena bila penulis membahas hal tentang pertanyaan dan jawaban  dimana?,kemana?  ketika melakukan komunikasi di jalanan sepi dan jauh dari perumahan penduduk itu mungkin harus dengan taktik komunikasi yang “Rada Tinggi” juga barangkali,apalagi ini yang di hadapi itu seorang remaja putri yang nota bene harus dengan cara seindah mungkin menjawabnya (begitulah barangkali).

“Ough,,begini aja atuh bang,,biar saya yang beli bensinnya , jarak ke tempat penjual bensin eceran itu sekitar 5 Km lagi dari sini , saya kebetulan lagi lewat saja ke jalan ini dan bermaksud tidak akan ke sekolah karena Guru-gurunya hari ini lagi rapat bang,,dan saya bermaksud akan ke rumah saudara saya di kampung yang abang akan tuju ,,!” Dan Do,akupun mungkin di jawab juga oleh Tuhan , terima kasih ya …tuhanku,,

“Ooo,,kalau begitu ini neng uangnya sebelumnya abang mau bilang kau amat cantik dengan kelakuan mu itu neng ,,,!” penulispun  lantas mengeluarkan uang limapuluh ribuan (satu lembar)  dari dompet leceknya “Dua liter saja ya neng,,!”..

“Iya bang,,,tunggu saja ya bang ,,!”

Lalu gadis kelas Tiga SMA dengan perawakan tinggi besar itu berlalu dengan Motor Maticnya menuju ke a rah balik , hampir setengah jam gadis kampung hitam manis berperawakan tinggi besar itu belum muncul juga , lantas penulis  buka saku jaket kulit dan mencari bungkus Rokok yang di simpan di saku jaket tersebut dan menyulutnya hanya sekedar “menunggu” bensin mudah-mudahan cepat datang.

Satu jampun berlalu , terdengar dari kejauhan suara motor matic menderu , dan benarlah adanya bahwa gadis hitam manis tinggi besar warga kampung di sekitaran daerah tersebut itu datang dengan bensin yang dia bawa dalam kompan yang dia ikat di depan pijakan kakinya motor matic tersebut.

“Bang ,,,lama ya nunggu saya,,maaf barusan saya menghindar dulu dari seseorang ya bang,,,!” Dengan senyuman khasnya dia mendahului sapaannya.

“ah,,gak apa-apa lah neng ,emang siapa yang kamu hindari itu neng ,,! Aku mencoba membuka komunikasi baik yang telah terjalin itu.

“Ah,,biasa bang ,,dia mantan saya ,,hmmm “ Ucapnya “Ini bensinnya dan ini uang kembaliannya ,,!” dia melanjutkan obrolan sambil menghapiri Kendaraan bermotor penulis yang sedang membuka Jok Motor Bebeknya.

“nanti dulu ,,ya tunggu abang mau ngobrol dulu nih,,setelah beres ngisi bensin !” aku berseloroh tanpa menoleh ke arahnya ,

Gadis Kelas SMA itu diam menjauh dia kelihatan Jongkok di samping kendaraan miliknya menunggu penulis beres mengisikan bensin ke Tank Motornya.

“Neng,,untuk uang  kembalian itu abang iklas buat eneng saja , tadi bensin itu kan Dua Liter kali Rp.7.000,- berarti Rp.14.000,- kan kalau di tukang bensin Eceran mah,,jadi uang yang Rp.31.000,- itu buat eneng dari abang ya,,,tapi itu bukan seberapa bila di ukur dengan besarnya , namun kau gadis yang amat baik bagiku neng ,,!” aku membuka dialog itu , selintas si anak Remaja Hitam manis bertubuh tinggi besar itu akan menepis pemberianku , dia bilang bahwa dia Ikhlas dia tak menginginkan itu semua , katanya.

Namun perlu di ingat tentang cerita sederhana ini adalah sebuah harga BBM yang hampir berlipat ganda bila di jumlahkan dengan angka Rupiah Rp.50.000,- untuk dua liter bensin eceran , namun itu tidak jadi masalah bagi penulis ketika itu bahkan mungkin hal itu jadi sebuah kebahagiaan yang tiada tara,,,

Cerita ini berakhir juga di sebuah akhir komunikasi antara seseorang Kakak Ke Adeknya , lalu penulis meneruskan perjalanan amat perih itu dan tetap Rp.50.000,-/2 Liter Bensin itu jadi bagian kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.

 

Asep Rizal. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *