HUKUM KRIMINAL

Kapolres Garut: Kasus Pencabulan di Garut Masih Tergolong Cukup Tinggi

Kapolres Garut AKBP Novri Turangga, foto dok

Gapura Garut ,- Kapolres Garut AKBP Novri Turangga menyebutkan kasus pencabulan yang terjadi di Kabupaten Garut masih cukup tinggi, sehingga semua pihak terkait harus berkontribusi sesuai porsinya masing-masing seperti memberikan pemahaman dan meningkatkan Imanan Taqwa pada seluruh warga.

Menurut Novri selama Bulan Februari 2017 ini pihaknya sudah menangani 12 perkara yang kaitannya dengan pencabulan terhadap perempuan dan anak. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya cenderung sama, namun kasusnya termasuk tinggi dibanding perkara lainnya.

“Tahun lalu di bulan yang sama ada 12 hingga 14 perkara, jadi sama dengantahun lalu tidak ada peningkatan untuk kasus serupa. Tapi kasus ini termasuk tinggi karena di bulan kedua ini sudah 12 perkara dibanding perkara lainnya,” Kata AKBP Novri Turangga kepada wartawan, Minggu (26/2/2017)

Ia menambahkan agar kasus pencabulan terhadap perempuan dan anak ini tidak semakin meningkat diperlukan langkah dan kontribusi serta kerjasama dari dinas terkait untuk penanganannya.

“Unsur yang tidak bisa dilupakan sendiri dalam hal ini adalah para Kyai dan Ustadz agar terlibat dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Untuk penanganan kasus pencabulan terhadap anak dan  kaum perempuan bukan hanya tugas polisi semata.  Kalau Polri  memang ada program untuk memberikan penyuluhan perlindungan perempuan dan anak, tapi yang kita kedepankan adalah penegakan hukum,” ungkapnya.

Novri menambahkan banyak instansi yang bisa berperan lebih dalam rangka penyuluhan perlindungan, pemberian pengetahuan yang berkaitan dengan kasus tersebut hingga pencegahannya.

“Jadi bukan berarti yang kemarin tidak ada atau kurang berhasil penyuluhannya, dengan adanya kasus ini harus ditingkatkan penanggulangan agar tidak terjadi lagi,” ucapnya.

Selama ini, diungkapkan Novri, aksi pencabulan dilakukan para tersangka karena beberapa faktor, baik dari dalam dirinya maupun dari luar. Dari dalam diri, dicontohkannya karena tingkat keimanan yang kurang, termasuk kurangnya pembinaan dari orang tua, hingga faktor penyebab media sosial dan lingkungan lainnya.

“Minuman keras dan narkoba itu sangat memberikan pengaruh yang luar biasa kepada pelaku, selain itu internet gampang sekali diakses wargga saat ini. Jadi orang tua harus lebih mengendalikan dan mengontrol analnya, termasuk ustadz dan kyai harus berperan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga,” Tandasnya.***Margogo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *