HUKUM KRIMINAL

Usai Diautopsi Jasad Balita Malang Korban Pembunuhan Dimakamkan

 

Gapura Garut ,- Jasad Muhammad Ismail bayi berusia tiga bulan yang dibunuh ibu kandungnya, Cucu (27), akhirnya selesai di autopsi pihak RSUD dr Slamet Garut, Selasa (25/10) sore telah dimakamkan.

Korban Ismail dimakamkan di pemakaman umum Kampung Patrol, Desa Sindangpalay, Kecamatan Karangpawitan, Garut diiringi isak tangis anggota keluarga terutama sang ayah Ismail, Enjang (46), terus tidak kuasa menahan air mata.

Enjang masih tak menyangka jika anaknya yang dikira tertidur telah tewas saat ia pulang bekerja. Enjang pun tak banyak berkata-kata saat ditanya tentang kematian anaknya.

“Saya iklas menerimanya (kematian Ismail). Semoga anak saya dapat tempat terbaik,” kata Enjang singkat, Rabu (25/10/2017).

Meski kematian Ismail akibat dibunuh ibu kandungnya sendiri, pihak keluarga tetap meminta agar proses hukum kepada Cucu tak diperpanjang dan meminta Cucu kembali dibebaskan karena masih memiliki anak kecil yaitu kaka kandung dari korban Ismail.

Ikah (80), ibu mertua Cucu sudah menerima kematian Ismail. Ia juga menganggap kematian Ismail sebagai sebuah musibah. Ia pun berharap menantunya itu bisa dibebaskan.

“Keluarga juga sudah mengiklaskan. Apalagi masih ada anak satu lagi yang harus dirawat. Jadi kami minta dibebaskan,” ucap Ikah.

Jika nantinya kepolisian tetap memproses hukum Cucu, Ikah berharap agar hukuman yang diberikan tidak terlalu berat. “Saya masih akan menerima. Biar saja yang kemarin itu musibah,” katanya.

Ketua RW 3 Kampung Patrol, Desa Sindangpalay, Engkos Kosasih, menuturkan jika selama tiga tahun tinggal di wilayahnya, rumah tangga Enjang dan Cucu tidak pernah bermasalah. Cucu pun keral bersosialisasi dengan warga.

“Saya sebagai perwakilan keluarga juga berharap Cucu bisa dibebaskan. Apalagi anak pertamanya masih berusia lima tahun,” ucap Engkos.

Kasatreskrim Polres Garut, AKP Hairulah, menyebut jika pelaku telah diperiksa kejiwaannya oleh psikolog pada Selasa malam. Namun belum ada hasil pemeriksaan karena hingga kemarin pelaku masih dilakukan pendampingan.

“Ada dua orang psikolog yang mendampingi pelaku. Tapi pelaku belum mau terbuka. Jadi kami juga belum mengetahui motifnya,” kata Hairulah saat dihubungi.

Pengakuan sementara, lanjutnya, pelaku menyebut mendapat bisikan-bisikan sebelum membunuh anaknya. Namun semua keterangan pelaku masih diolah pihak psikolog.

“Jadi belum bisa diketahui apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau tidak,” ucapnya.***Marwij

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *