PARIWISATA BUDAYA

Arung Jeram di Sungai Cimanuk Garut Juga Mengasyikan

Kegiatan Arung jeram di Sungai Cimanuk, Foto Istimewa
Kegiatan Arung jeram di Sungai Cimanuk, Foto Istimewa

Gapura Wisata ,- Sungai Cimanuk di Garut, Jawa Barat, kini menjadi arena mengasyikan untuk para pecinta olah raga arung jeram. Derasnya air sungai Cimanuk dirasa menantang bagi pemilik nyali dan pemberani olah raga air yang satu ini.

Bagi sejumlah kelompok Pecinta Alam yang berada di Garut atau bahkan dari sejumlah kota lainnya tentu pernah menjajal dan tertantang untuk menaklukan derasnya air sungai Cimanuk yang memiliki debit air serta panjang mencukupi untuk standar olar raga arung jeram tersebut.

Sedikitnya lima buah perahu karet atau lebih biasanya bisa disiapkan untuk mengarungi sungai Cimanuk seperti yang sering dilakukan kelompok pecinta alam Gerhana dan Repaga yang telah memiliki agenda rutin setiap akhir pekan mereka berolah raga arung jeram menyusuri derasnya aliran sungai cimanuk ini dari hulu hingga hilir.

Menurut Uwek penggiat olah raga arung jeram di Garut, disungai Cimanuk t ada dua lokasi star dan finish untuk berarung jeram, diantaranya biasa mngambil star di kaawasan kecamatan Bayongbong dan finish di puntu pusat kota Garut dikawasan lapang Paris, kecamatan Tarogong Kidul dan jalur kedua bisa mengambil star dikawasan kecamatan banyuresmi hingga finish dikecamatan Cibatu.

“Tergantung kita maunya memakai jalur yang mana kedua-duanya juga sama asyiknya dan cukup menantang apalgi disaat grade airnya tinggi, pasti asyik”. Kata Uwek yang biasa disapa uwa.

Uwek menambahkan untuk mengarungi sungai Cimanuk yang biasa dilalui sepanjang 50 KM biasanya memakan waktu empat hingga 6 jam.

“Tergantung pesertanya kalo yang sudah terbiasa paling lama juga empat ampai lima jam sudah finish namun bagi yang pemula mungkin butuh waktu hingga enam jam lebih pengarungan”. Ungkapnya.

Seperti biasa untuk memulai pengarungan diperlukan fisik yang sehat serta mental yang siap karena akan dihadapkan pada medan yang berat bagi yang tidak terbiasa sehingga kadang-kadang membuat nyiut nyali saat menghadapi rintangan dan disungai dengan debit air tinggi.

“Memang utuh fisik yang siap dan jangan asal terjun setidaknya kita harus melakukan dulu pemanasan agar otot tidak kaku saat mengayuh perahu diderasnya air karena butuh tenaga juga”. Imbuhnya.

Kebersamaan dan kekompakan dalam menggayuh perahu adalah modal utama untuk menaklukan setiap rintangan dengan air deras berhalangkan batu-batu besar menyulitkan. Tidak jarang mereka harus menepi terlebih dahulu dan membaca jalur yang akan dilewati ketikan menemukan rintangan.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *