PARIWISATA BUDAYA

Koleksi Pusaka Kerajaan di Museum Pusaka Galuh Dimandikan

Salah seorang Petugas Miseum Pusaka Galuh Menunjukan Kujang Pusaka Koleksi Museum Galuh, Foto Dedi Kuswandi
Salah seorang Petugas Miseum Pusaka Galuh Menunjukan Kujang Pusaka Koleksi Museum Galuh, Foto Dedi Kuswandi

Gapura Ciamis ,- Sejumlah benda Pusaka peninggalan jaman Kerajaan diwilayah Galuh Pakuan yaitu Kerjaan Padjadjaran, Kerajaan Galuh serta Benda Pusaka Peninggalan Keadipatian Galuh. Kini semua benda pusaka tersebut telah menjadi koleksi Museum Pusaka Galuh di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Setiap satu tahun sekali Beraneka jensi pusaka tersebut dikeluarkan untuk dibersihkan dengan dimandikan atau dalam istilah warga sekitar dinamakan Jamasan yaitu memandikan barang pusaka bekas peninggalan jaman kerajaan tersebut.

Kegiatan yang merupakan ritual tahunan di Museum ini selalu digelar bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi besar Muhammad SAW. Pihak pengelola museum Galuh yang berada di jalan Ir Haji Juanda Nomor 323 Kota Ciamis ini tidak pernah ketinggalan hampir setiap tahun mengadakan helatan teresebut.

Menurut Dedi salah seorang pengelola Museum tersebut mengatakan sedikitnya ada sekitar 62 buah jenis benda pusaka yang menjadi koleksi Museum.

“Koleksi benda pusaka di museum ini diantaranya ada keris, kujang, tombak, juga macam-macam batu pusaka. Seluruhnya ada sekitar 62 buah barang pusaka”. Kata Dedi, Minggu (4/1/2015).

Dedi menambahkan, maksud dikumpulkanya benda-benda pusaka dan bebatuan tersebut dengan tujuan untuk menghindari manusia dari kesesatan dan kemusyrikan.

“Benda-benda pusaka ini sengaja dikumpulkan di dalam Museum supaya tidak jadi kesesatan atau sarana kemusyrikan, karena barang tersebut kebanyakan diambil dari tempat-tempat yang suka dijadikan petapaan (pemujaan).”Tuturnya.

Sejak didirikannya Museum tempat benda Pusaka galuh Pakuan tersebut, pada tahun 1999, sejauh ini belum ada kepedulian dari pihak Pemerintah termasuk untuk biaya perawatan musium dan barang-barang pusaka koleksinya.

“Sejauh ini hanya bersumber dari dana yang terkumpul sukarelawan yang ikut merasa memiliki kekayaan budaya warisan kerajaan tersebut . belum ada kepedulian dari pemerintah, padahal ini dapat dijadikan aset untuk kepentingan pariwisata atau sejarah”. Tegas Dedi

Dedi juga berharap pemerintah segera memperhatikan secara penuh keberadaan Museum tersebut agar tetap bisa terjaga dan dipertahankan untuk pelestarian budaya melalui koleksi benda-benda Pusaka tersebut.***Dedi Kusnadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *