PARIWISATA BUDAYA SENI HIBURAN

Nostalgia KA “Si Gombar” di Garut: Halte Cinunuk Menguatkan Film “Dikejar Dosa”

Suasana penantian KA “Si Gombar” di Halte Cinunuk, Wanaraja Garut, (1976). Di halte kereta api ini, banyak mewarnai adegan film “Dikejar Dosa” karya Lukman Hakim Nain (1974). (Foto: Dokumentasi Yodaz)
Suasana penantian KA “Si Gombar” di Halte Cinunuk, Wanaraja Garut, (1976). Di halte kereta api ini, banyak mewarnai adegan film “Dikejar Dosa” karya Lukman Hakim Nain (1974).
(Foto: Dokumentasi Yodaz)

Nostalgia KA “Si Gombar” di Garut: Bagian (9)

Oleh: Yoyo Dasriyo

SEJUMLAH penonton yang diminta hilir-mudik di depan kamera film itu, dikenal dengan istilah figuran! Pemain “on the spot” di lapangan, yang turut berperan menghidupkan dan menguatkan atmosfer adegan film. Berselang enambelas tahun dari syuting film “Toha Pahlawan Bandung Selatan” di Garut, perjalanan profesi mempertemukan saya dengan Mieke Widjaya dan (alm) Dicky Zulkarnaen di rumahnya, semasa menghuni rumah di Jl Mandala, Jakarta.

Nostalgia menonton syuting film hingga kesiangan sekolah, memecahkan tawa pasangan artis film itu sambil makan malam bersama. ”Rasain deh…!” canda Mieke Widjaya menghangatkan suasana. Namun film “Toha Pahlawan Bandung Selatan”, bukan satu-satunya film nasional, yang memotret Stasiun KA Garut berikut hiruk-pikuk penumpang KA “Si Gombar”. Beberapa film lainnya pun pernah menggelar syuting di stasiun itu, termasuk film “Segenggam Tanah Perbatasan” (1965) garapan Djamal Halputra.

Sedikit diingat orang, (alm) Suzanna, (alm) Dicky Suprapto, dan (alm) Farouk Affero pernah beraksi di kawasan Stasiun KA Garut, dalam pembuatan film Segenggam Tanah Perbatasan”. Sayang, pihak NV “Perfini” terkabar tidak memiliki lagi copy film “Toha” yang memotret keutuhan wajah “Pasar Garoet” dan pusat perkotaan Garut “tempo doeloe” itu. Layanan jasa perkeretaapian di Garut pula, yang turut mendukung kesuksesan film “Dikejar Dosa” (1974) karya Lukman Hakim Nain.

Bahkan film pemuat atmosfer drama “suspence” yang membintangkan (alm) Paula Roumokoy dan Drg Fadly itu. lebih menguat dengan keberadaan setting klasik Halte Cinunuk, Wanaraja. Di halte KA itu, terlukis adegan “Dayat” (Drg Fadly) tersentak, saat sosok Yayah (Paula Rumokoy) membayang di keremangan malam di ruangan tunggu. Wanita semampai penjual jamu itu tewas, setelah digagahi tiga berandalan kampung, dan “Dayat” pacarnya.

Di kesunyian halte, hantu “Yayah” ditampilkan tengah duduk sambil memangku bayi. Pemotretan yang cantik dan apik sepanjang film ini, menuai kemenangan film “Dikejar Dosa” meraih Piala Citra di FFI 1975 Medan, untuk kategori Penata Kamera Terbaik. Film “Dikejar Dosa” pun jadi film pertama, yang memusatkan keseluruhan lokasi syutingnya di daerah Garut. Berselang 26 tahun, muncul film “Safana” yang pengambilan gambarnya berpusat di Garut Selatan.

Stasiun KA Garut dan beberapa haltenya, lalu banyak mewarnai wajah sinetron TVRI-Pusat. Keberadaan Halte KA Leuwigoong tahun 1978 melatari film “Mat Peci Pembunuh Berdarah Dingin” garapan (alm) Willy Wilyanto, yang diperani Rachmat Hidayat dan Doris Callebaut. Banyak adegan filmnya dibidik di kawasan Halte KA Leuwigoong. Akhir lakon perkeretaapian di Garut yang mengenaskan, disesali para sutradara film yang membutuhkan “setting” klasik dalam kehidupan kota Garut.

Terlebih untuk membangun film-film yang mengemas drama perjuangan. Meski Stasiun KA Garut sepi tanpa kereta “Si Gombar”, namun tak menghalang kreasi kalangan sutradara film nasional maupun sinetron televisi. Dengan kemampuan trik kamera, kesepian panjang di stasiun Garut bisa disulap bagai hari kemarin. Terbukti, kemasan film mampu membangun kembali gambaran suasana hiruk–pikuk seperti masa “Si Gombar” berjaya.

Tahun 1982 aktris film kampiun (alm) Sofia WD, sutradara film “Halimun”, terpaksa bermain “trik kamera” untuk “menghidupkan” wajah Stasiun KA Garut. Sejumlah orang dibuat berhamburan di areal stasiun. Hilir-mudik melintasi arah kamera film. Mirip kenangan masa kecil saya, waktu pertamakali mengintip pembuatan film “Toha Pahlawan Bandung Selatan”. Semua orang itu seolah melepas kereta, yang bertolak dari depan Stasiun KA Garut. ***

(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *