PARIWISATA BUDAYA

Garut Bakal Kembali Gelar “Nyaneut Festival” Lebih Meriah

12030276_10204833186766232_9126237090259719524_o

Gapura Garut,- Masih dalam kerangka melestarikan nilai-nilai seni dan budaya serta memacu gairah pariwisata kabupaten Garut, sejumlah seniman dan para praktisi seni budaya segera menggelar Pesta rakyat bernuansa perkampungan yang digelar dikawasan Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Seperti telah sukses terselenggara pada tahun sebelumnya,  event seni dan budaya yang sempat mengusung tema Garoet Mooi Nyaneut di Palabuhan Bulan, kembali akan dihetat dengan format dan kemasan lebih menarik dan luas dengan melibatkan lebih banyak tokoh-tokoh ada dan budayawan di Jawa Barat.

Agenda yang dimotori Budayawan Muda Dasep Badrusalam rencananya kembali digelar  pertengahan  Oktober 2015 mendatang, di Lapangan Situgede, Kecamatan Cigedug.

“Kali ini Insya Aloh bakal lebih meriah karena Tokoh Budayawan Jawa Barat yang juga Bupati Purwakarta Kang Dedi Mulayadi juga bakalan hadir turut serta memeriahkan helaran budaya versi masyaraky adat di Garut ini”, Kata Dasep Badrussalam saat ditemui bru-baru ini.

Menurutnya beberapa Bupati dan Walikota juga telah diundang dan sebagian menyataka telah bersedia dan akan menyempatkan mengahadiri helaran tersebut.

“Kami juga mendapatkan respon dari beberapa Bupati dan Walikota di Jabar, mudah-mudahan dapat menghadirinya. Selain itu kami juga mengundan sejumlah agen perjalanan wisata dan para awak medis kebetulan momentnya bertepatan dengan agenda PHRI Garut yang sedang menggelar program Fam Trip”, Ungkapnya.

Desep juga memastikan sejumlah  pertunjukan seni budaya akan ikut serta ambil bagian dalam event yang dimotori anak-anak muda kreatif bersama K7 Production sebagai organizer kegitan tersebut.

Beberapa event unggulan yang digelar antara lain helaran kawin cai, gelar pertunjukkan sembilan komunitas adat, festival nyaneut “Ngopi dan ngeteh bareng”, helaran budaya serta aneka pentas seni lainnya.

“Kami masih tetap kembali mengedepankan  nuansa yang kental dengan tradisi dan kemasan yang sangat konservatif, sesuai dengan sejarah lokasi tempat pelaksanaan di Cigedug yang merupakan bagian dari kawasan perkebunan peninggalan Belanda”.Papar Dasep.

Secara historis, lanjut Dasep yang merupakan putra asli Cigedug tersebut mengatakan,  kawasan Cigedug merupakan bagian dari kawasan deretan perkebunan bersama Cikajang, dan Bayongbong dengan  sejarah panjang yang berhubungan dengan tata nilai kehidupan perkebunan teh, dimana pada jamannya pernah berdiri perkebunan teh Waspada yang sangat besar dan luas .

“Makanya kami sisipkan kata “Nyaneut” dimana istilah basa Sunda yang merujuk pada upacara minum teh secara sederhana dengan perlatan penyajian tradisional seperti batok kelapa dan teko poci tanah liat, ini yang ingin kami kenang kembali”. Imbuhnya.

Dasep mengaku pihakhya sangat menyadari keberadaan perkebunan yang berdiri pada jaman Belanda tersebut telah banyak berpengaruh terhadap  sosio-kultur dan budaya masyarakat Garut secara luas, terutama masyarakat yang berada disekitar kawasan perkebunan tersebut.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *