PENDIDIKAN

Sikapi Penonaktifan, STISIP Bina Putera Banjar Gelar Rekonsiliasi

Suasana rekonsiliasi di kampus STISIP Bina Putra Banjar, foto Hermanto
Suasana rekonsiliasi di kampus STISIP Bina Putra Banjar, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar , – Terkait dengan penonaktifan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bina Putera Banjar bersama sejumlah perguruan tinggi lainnya di Indonesia,  pihak kampus menggelar acara rekonsiliasi dengan melibatkan Lembaga dan Yayasan Bina Putera Banjar yang selama ini menaungi Kampus tersebut.

Acara yang digelar di Auditorium STISIP Bina Putra Banjar pada Sabtu (17/10/2015) ini dihadiri  oleh H. Yat Rospia Brata selaku Dewan Pembina Lembaga STISIP Bina Putera Banjar,  Tri Pamudji selaku Ketua Yayasan Bina Putera Banjar, Teteng Kusjiadi selaku Dewan Pengawas Yayasan Bina Putera Banjar, Erry Hendriaty selaku Plt Ketua Lembaga STISIP Bina Putera Banjar dan  Ujang Bachyan selaku Ketua Koordinator Mahasiswa, serta seluruh staf juga mahasiswa STISIP Bina Putera Banjar.

Sejumlah perwakilan mahasiswa dari semester I, III, V, dan VII mendorong dan mendukung penuh  pengaktifan kembali Kampus STISIP Bina Putera Banjar secepat-cepatnya.

Koordinator mahasiswa Ujang Bachyan mengatakan, mahasiswa  mendukung pihak pihak yang bertanggung jawab dalam pengaktifan kembali STISIP Bina Putera Banjar tersebut. Bachyan  bahkan  meminta ketegasan kepada Lembaga maupun Yayasan untuk memberikan jaminan bahwa STISIP akan diaktifkan kembali, sehingga tidak terus membuat resah kalangan mahasiswanya.

“Kami selaku mahasiswa, mendorong dan mendukung kepada lembaga dan yayasan untuk percepatan pengaktifan kembali STISIP Bina Putera Banjar ini, sehingga ada kejelasan dan mahasiswa supaya tidak resah,”ujarnya.

Nada yang sama juga disampaikan Jajang, mahasiswa dari semester VII mengaku senang jika memang lembaga dan yayasan akan cepat mengaktifkan kembali STISIP Bina Putera Banjar, karena upaya tersebut akan membuat mahasiswa kembali bergairah dalam menuntut ilmunya serta menjadi lega.

“Saya sangat senang, jika lembaga maupun yayasan akan secepatnya mengurus untuk mengaktifkan kembali STISIP Bina Putera Banjar,”Ucapnya.

Sementara itu Sandra Gumbara selaku Ketua BEM STISIP Bina Putera berharap kapada lembaga maupun yayasan supaya segera menertibkan tugas pokok dan fungsi atau Tupoksi  antara dosen dan staf lembaga agar tidak  ada yang merangkap tupoksinya.

“Kami mohon jika nanti sudah aktif kembali, tidak ada yang merangkap tugas, dan harus sesuai dengan tupoksinya masing-masing, karena jika ada yang merangkap, saya yakin dalam pekerjaannya tidak akan maksimal,”tutur Sandra.

Menanggapi upaya rekonsiliasi tersebut H. Yat Rospia Brata selaku Dewan Pembina Lembaga STISIP Bina Putera Banjar dalam sambutannya mengatakan, pihaknya akan memproriataskan untuk pengaktifan  kembali STISIP Bina Putera Banjar, selain itu, ia pun ingin menyelamatkan 207 mahasiswa/wi yang minggu lalu telah di wisuda.

” Saya kawal sampai ke Dikti hingga aktif kembali, dan saya pun berharap mahasiswa jangan resah, mahasiswa kuliah saja seperti biasa, dan jangan termakan isu-isu yang tidak bertanggung jawab, untuk itu antara mahasiswa, lembaga, serta yayasan harus kompak demi pengaktifan kembali kampus kita,”ujarnya sembari tersenyum dan penuh semangat.

Plt Ketua Lembaga STISIP Bina Putera Banjar Erry Hendriaty mengatakan bahwa pihak lembaga akan sekuat tenaga untuk  menyelesaikan masalah pengaktifan. Ia pun berharap , pada penonaktifan ini mahasiswa jangan sampai gaduh atau resah.

“Mahasiswa jangan sampai gaduh atau resah, kami dengan dukungan dari mahasiswa akan sekuat tenaga untuk mengaktifkan kembali, jangan sampai akhir November, tapi akhir Oktober  masalah ini harus sudah beres,”tegasnya.

Tri pamudji selaku Ketua Yayasan Bina Putera Banjar pun sama berharap, bahwa perkuliahan harus jalan seperti biasa, karena sebentar lagi, mahasiswa akan menghadapi UTS.

“Minggu depan perkuliahan harus efektif kembali, karena sebentar lagi akan menghadapi UTS,”uajrnya.

Ia pun menambahkan, untuk para mahasiswa yang kemarin di wisuda tidak perlu resah. Dalam penandatanganan ijazah pihaknya membutuhkan waktu satu bulan, karena harus  mengecek biodata mahasiswa.

“Untuk penandatanganan ijazah, kami perlu waktu satu bulan, selain untuk mengecek biodata mahasiswa, juga menunggu pemilihan ketua lembaga STISIP Bina Putera yang baru, karena dalam penandatanganan tersebut harus ketua lembaga yang definitif,”tuturnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) menonaktifkan sebanyak 243 perguruan tinggi di Indonesia. Sebanyak 27 perguruan tinggi diantaranya dari Jawa Barat termasuk tiga perguruan tinggi di Kota Banjar yakni STISIP Bina Putera Banjar, STIT Bina Putera Banjar, dan STIKES Bina Putera Banjar.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *