PENDIDIKAN

SMKN 1 Garut Kenalkan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru

Suasana Saat Pembekalan siswa baru di SMKN 1 Garut, foto irwan
Suasana Saat Pembekalan siswa baru di SMKN 1 Garut, foto irwan

Gapura Pendidikan ,- Sebelum melakukan kegitan belajar mengajar secara normal pada tahun ajaran baru 2016 ini. Sekitar 800 siswa baru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri  I Garut terlebih dahulu  mendapat pembekalan dari kepala sekolah.

Dadang Johar Arifin selaku Kepala Sekolah SMKN I Garut sepenuhnya memberikan materi pembekalan lebih kepada pengenalan karakter sekolah, tempat dimana siswa selama tiga tahun akan belajar.

“Untuk tahun ajaran baru ini tidak memberlakukan Masa Orientasi Siswa atau MOS seperti tahun tahun sebelumnya, menyusul adanya kebijakan dari pemerintah atau larangan dari kemendikbud”, Kata Dadang kepada wartawan, Selasa (19/7/2016).

Dadang menyebutkan kebijakan menteri Pendidikan yang melarangan sekolah untuk menyelenggarakan MOS dengan perpeloncan sudah sejak lama direspon pihaknya di SMKN 1 Garut.

“Kami dalam beberapa tahun terakhir ini sudah tidak lagi melaksanakan perpeloncoan karena pembekalan yang diberikan kepada ratusan siswa baru tersebut lebih kepada asfek pembinaan”, Ungkapnya.

Sementara itu berdasarkan patauan dilapangan nampak sejumlah orang tua siswa turut serta mendampingi anak-anaknya pada saat di berikan pembinaan oleh pihak sekolah.

Dadang mengatakan rencananya pihak sekolah akan memberikan masa pengenalan lingkungan sekolah kepada para siswa selama tiga hari kedepan.

Dadang juga menegaskan tidak ada kenaikan biaya untuk tahun ajaran baru 2016  ini, malah ada  pengurangan besarannya.

“Kami saat ini masih menerima bantuan dana BOS dari pemerintah yang bisa diakumulasikan untuk biaya siswa khususnya untuk membantu siwa kurang mampu’, Paparnya.

Khusus di SMKN I Garut lanjut Dadang, pihaknya tidak memberlakukan jalur afirmatif atau prestasi atau bahkan melalaui SKTM seperti layaknya Sekolah menengah umum lainnya, dalam pendaftaran siswa baru.

“Sekolah kami tidak akan membedakan atau mengkotak kotakan antara siswa mampu dan tidak mampu semuanya memiliki hak untuk mendapatkan kesempatan belajar di sekolah favorit yang menjadi obsesi para siswa”, Pungkasnya.***Irwan Rudiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *