PENDIDIKAN

Pihak Sekolah Menunggak, Pengusaha Tarik Paksa Mebelair Dari Ruang Kelas

Mebelair berupa kursi dan meja saat dieluarkan pihak pengusaha dari dalam ruang kelas, foto Istimewa
Mebelair berupa kursi dan meja saat dieluarkan pihak pengusaha dari dalam ruang kelas, foto Istimewa

Gapura Garut ,- Ratusan kursi dan meja belajar di SMKN 14 Garut terpaksa kembali disita pihak pengusaha pengadaan karena  pihak sekolah tidak kunjung bersedia membayar tunggakan kewajibannya sudah satu tahun lebih.

“Sudah diberi surat peringatan oleh pihak pengusaha sebelumnya. Namun karena dananya tidak ada jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Tete Kusna Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana kepada kepada wartawan, Kamis (11/8/2016).

Menurut Tete kewajiban yang harus dibayar pihak sekolah dari total Rp 90 juta masih menunggak sebesar Rp 35 juta sehingga memaksa pihak pengusaha melakukan upaya penyitaan tersebut.

“Sebagian memang belum dibayar hingga berlarut-larut Sekolah sebelumnya tidak bermaksud menunda-nunda dan terus berusaha untuk membayar namun karena dananya tidak ada hingga janjipun terus  berlarut dan pihak pengusaha juga akhirnya punya batas kesabaran ,”Tuturnya.

Penyitaan mebelair oleh pihak pengusaha tersebut diakui Tete bakal merepotkan pihaknya, karena sebanyak 400 siswa terancam tidak bisa mengikuti kegatan belajar mengajar dengan normal.

“hampir seluruh kursi, meja, papan tulis serta lemari diangkut oleh pengusaha. Ini yang tersisa hanya papan informasi saja,” Sesalnya.

Sementara itu, menurut Adang pengusaha meubeler asal Pameungpeuk mengaku penyitaan itu terpaksa ia lakukan karena kekesalannya sudah memuncak.

“Sudah hampir setahun pihak sekolah tidak juga membayar, padahal ratusan mebeler yang dipesan bahkan telah digunakan. Saya kesal setiap menagih tidak juga ada pembayaran. Terpaksa mengeluarkan semua meja dan kursi belajar ini,” Ungkap Adang.

Adang menyebutkan upaya penyitaan barang-barang mebelair tersebut jauh-jauh hari sebelumnya telah diberitahukan kepada pihak sekolah akan dilakukan  penarikan jika tidak juga dilunasi.

“Saya terdesak kebutuhan untuk membayar para pegawai yang bekerja ditempat saya”, Tandasnya.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *