PENDIDIKAN

Ratusan Mahasiswa Ikuti Lomba Roket Lapan di Garut

gambar ilustrasi lomba roket, foto istimewa
gambar ilustrasi lomba roket, foto istimewa

Gapura Garut ,- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali menyelenggarakan Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (Komurindo) ke 9 dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) ke 3, Jumat (26/8/2016)

Kegiatan lomba yang dikikuti ratusan Mahasiswa dari berbagai Universitas dan perguruan Tinggi se-Indonesia ini, dipusatkan di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Kawasan Pantai Karangpapak, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Tujuan penyelenggaraan lomba ini  sebagai upaya  pemancing minat para mahasiswa dalam dunia penerbangan dan antariksa nasional. Ada tiga kategori yang dilombakan oleh LAPAN. yaitu,  kategori Muatan Roket, roket Electric Duct Fan (EDF), dan muatan Balon Atmosfer.

Dari sekian banyak peserta  salah satunya adalah Rasyid Ridho (21) dan Yuni Dwiyani (22) keduanya menjadi  peserta roket EDF. Bersama dua rekan satu timnya yang lain mengaku sempat gugup saat mengikuti kompetisi tersebut. Roket yang dirancang mahasiswa Telkom University, Bandung itu khawatir  gagal uji terbang.

“Tegang pastinya tapi tetap yakin. Kami sudah tiga bulan melakukan persiapan. Apalagi kompetitornya dari kampus se-Indonesia,” Kata  Rasyid sambil menyiapkan roket yang akan dilombakan, Jumat (26/8/2016).

Menurutnya, kegiatan lomba roket salam Komurindo merupakan yang pertama kali diikutinya, sehingga benar-benar menjadi pengalaman yang sangat menarik dan berharga.

“Kalau kampus sudah yang ketiga kalinya mengirimkan mahasiswa utusannya, namun untuk saya ini yang pertama kalinya”, Ucap Rasyid.

Rsyid menambahkan untuk menjadi salah satu peserta Komurindo dan Kombat tidaklah mudah melainkan harus mengikuti sejumlah tahapan serta seleksi baik internal maupun eksternal.

“kami memulainya dengan tahapan pengajuan proposal, uji roket, sampai ikut kompetisi. Ya manfaatnya untuk menambah wawasan juga. Apalagi kategori roket EDF ini sangat beda penilaiannya dengan tahun lalu,” Tuturnya

Pada kompetisi roket EDF tahun ini, lanjut Rasyid  peserta harus bisa meluncurkan roketnya dan mencapai target 200 meter secara horizontal. Apalagi roket harus bisa masuk ke dalam gawang. Tim saya  juga harus mendapatkan data disamping kesuksesan dalam meluncurkan roket.

Sementara itu Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, mengatakan kegiatan yang diikuti oleh 61 tim dari 37 universitas di seluruh Indonesia itu untuk mendorong mahasiswa dalam memahami konsep teknologi roket. Pihaknya pun ingin mencetak kader di bidang antariksa.

“Kami ingin melatih para peserta untuk memahami konsep-konsep teknologi antariksa untuk pengambilan data di atsmofer. Seperti mirip memanfaatkan satelit,”Kata Thomas kepada wartawan disela-sela kegiatan tersebut.

Para peserta lanjut Thomas untuk kategori roket muatan harus bisa meluncurkan roketnya sejauh satu kilometer, sedangkan balon sejauh 10 kilometer.

“Sensor yang ada di setiap roket juga harus tahan terhadap getaran. Mereka para peserta ditantang untuk membuat sensor perangkat. Jadi ketahanan roketnya terhadap getaran harus kuat. Nanti setelah roket dan balonnya turun juga mengambil data dan gambar,” Tegasnya.

Pada bagian lain Thomas menyebutkan bahwa calon ilmuwan di bidang antariksa masih sangat kuran. Kendalanya dari masalah anggaran dan sumber daya manusia. Mudah-mudahan saja dengan segala keterbatasan, pihaknya tetap berupaya untuk maju.

“Meski ada yang gagal dalam peluncuran, itu tak jadi masalah. Yang terpenting mereka bisa mempelajari terus masalah teknologi ini. Dibanding tahun kemarin pasti ada peningkatan,” Tandasnya.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *