PENDIDIKAN

Tahfidz Alquran Menjadi Unggulan Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta 

Gapura Purwakarta , -Tahfidz Alquran adalah salah satu keunggulan yang dibangun di Pesantren Al-Muhajirin. Bukan sembarang tahfidz, tetapi terpadu dengan program tafsir dan ulumul Quran untuk memahami makna ayat yang dihapal.

“Jadi program di sini bukan sekadar ikut tren tahfidz yang menjamur di mana-mana. Tetapi justru mengisi celah kosong dari program tahfidz di banyak tempat. Tahfidz 30 juz adalah awal, bukan akhir,” ujar Kepala SMA dan MA Al-Muhajirin H R Marpu Muhidin Ilyas MA melalui rilis dari Kominfo Yayasan Al-Muhajirin yang diterima, Sabtu (6/1).

Untuk mewujudkan impian tersebut, sambungnya, Al-Muhajirin melakukan program percepatan hapalan selama masa libur akhir semester 30 hari dengan target 30 juz alias khatam.

“Alhamdulillah, sukses diraih para santri putri penghapal Alquran dari level SMA dan MA. Dari 30 santri, 13 orang tuntas menghapal 30 juz selama 30 hari. Sementara 17 orang lainnya mencapai hapalan rata-rata di atas 20 juz,” kata Marpu.

Sabtu lalu(6/1), sebanyak 30 santri program tahfidz dari asrama putri menjalani prosesi wisuda. Para wisudawati, orang tua, dan santri berkumpul dengan penuh haru dan syukur di Masjid Al-Mukhtar Kampus 1 Al-Muhajirin.

Proses wisuda dimulai pada pukul 09.00 WIB. Diawali dengan kegiatan tasmi’ (simakan) malam sebelumnya. Acara dibuka oleh Tim Hadrah Al-Muhajirin. Di puncak acara para hadirin semakin haru ketika 30 wisudawati berjalan maju untuk menerima medali.

Ada tiga kategori tebaik dari 30 wisudawati tersebut, di antaranya kategori  hafalan tercepat atas nama Oktavia Permata Hati, kategori bacaan terfashih atas nama Dewi Fifit Aryani, dan Fatimah Az-zahra sebagai kategori hafalan terbagus.

Dalam kesempatan tersebut, Marpu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para hafidzah karena telah berhasil mencapai target yang ditentukan.

“Semoga hafalan tersebut dapat menjadi modal para santri untuk acuan dalam segala aspek kehidupan, serta  dengan selesainya hafalan 30 juz  bukan menjadi tujuan akhir seorang hafidz, tetapi awal dari perjalanan memahami dan mendakwahkan Alquran,” ujarnya.

Acara wisuda tersebut juga menampilkan para santri pemenang lomba puisi tingkat provinsi yang membacakan puisi bertema “Cinta Alquran”. Kemudian, ditutup dengan doa juga testimoni proses karantina oleh salah seorang hafidzah.

“Alhamdulillah, prosesi wisuda berjalan dengan lancar. Tidak ada yang paling membahagiakan selain menyaksikan hasil wisuda tahfidz hari ini, hasil perjuangan dari 30 hari karantina menghafal 30 juz.” ujar salah satu pembina tahfidz, Ustadzah Vera dengan haru. 

Rasa haru, bangga, dan penuh syukur juga dirasakan para hafidzah. “Kami tidak dapat berkata apa pun,  selain ribuan rasa syukur untuk proses yang mulia ini,” kata salah seorang hafidzah dengan terurai air mata  bahagia.

Pada wisuda tersebut, semua yang hadir dapat  menyaksikan bahwa janji Allah untuk memudahkan menghafal Al-Quran itu nyata. 30 santri 30 juz 30 hari menjadi bukti akan janji Allah.***Alex
 
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *