PERISTIWA

Krisis Air Bersih, Warga Pasirwangi Harus Antri

antri cai

Gapura Garut ,- Meski berada dibawah kawasan objek wisata air panas Darajat Kecamatan Pasirwangi Garut, Jawa Barat, Ratusan warga Kampung Sintok, Desa Karyamekar, kini mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan  sehari-hari.

Warga terpaksa harus mengantri air dari selang yang melintasi kawasan mereka, milik sejumlah warga yang berada dikampung sebelah.

Setiap hari, pagi dan sore warga harus begiliran antri untuk mengisi sejumlah tempat air yang dibawanya kelokasi tersebut.

“kami terpaksa harus mengumpilkan air dari selang ini hanya sekedar untuk kepentingan minum dan masak aja karena air yang  biasa mengalir besar kini sudah mongering kalaupun ada air diselokan sudah tidak bersih karena air berasal dari pembuangan kolam renang diobjek wisata Darajat”. Kata mamah (43) salah seorang warga setempat saat mengantri air bersih, Jumat (12/9/2014).

Menurutnya, di kampungnya ada sekitar  80 rumah, selama ini mereka  hanya mengandalkan sumber air dari saluran berupa selang yang dialirkan dari mata air diatas perkampungan.

“semenjak ada kolam-kolam renang dikawasan objek wisata Darajat , pasokan air ke kamapung melalui selang menjadi kecil kadang tidak ada air mengalir sama sekali, mungkin karena sumber mata airnya jadi berebut untuk kepentingan wisata”. Ungkapnya.

Sementara itu menurut Muhamad Jono, (42), Tokoh masyarakat setempat, mengatakan selain dua selang yang sering diperebutkan tersebut, warga biasa menampung air dari tiga titik selang yang mengucur di pinggiran jalan.

Sejauh ini warga juga telah mencobanya membuat sumur untuk mendapatkan sumber air namun tidak pernah berhasil karena letak perkampungan warga berada diatas ketinggian sehingga sulit untuk menggali air tanah.

“Meski pernah ada bantuan dari perusahaan Chevron, tapi sampai sekarang pungsinya tidak maksimal selain tidak pernah ada perawatan juga terkesan dibiarkan begitu saja sehingga kalaupun ada, airnya keruh dan berlumpur.”ungkapnya

Jono menambahkan pada musim kemarau, kesulitan air bersih bagi warga setempat semakin parah bahkan harus sampai rebutan.

“lihat saja warga harus antri dan berebut itupun kalau airnya ada, tapi giliran airnya tidak ada sama sekali seperti sekarang ini terpaksa warga harus pulang tdak membawa air dan menunggu ada aliran air dan biasanya datang pada malam hari”. Paparnya.

Imas (32),warga kampong sintok lainnya, mengatakan semenjak sulit mendapatkan air bersih dirinya kadang harus berebut mandi dengan anaknya, bahkan harus mengalah jika anaknya hendak pergi berangkat kesekolah

“kadang airnya tidak cukup untuk mandi seluruh anggota keluarga,maka terpaksa kami mengalah biar anak-anak dulu yang mau berangkat sekolah atau mengaji yang mandi”. Ungkapnya

Imas menambahkan, dirinya bersama warga kampung Sintok tidak berani menggunakan air yang mengalir diselokan meski warnyanya masih terlihat jernih. Selain lokasinya yang sangat curam dan jauh, kondisi airnya sudah bercampur belerang dan kavorite karena sudah bercampur dengan air pembungan dari sejumlah kolam renang dikawasan objek wisata Darajat.

Sementara itu sejumlah warga lainnya  di Desa Karyamekar, mengatakan sejak dulu sebelum adanya eksplorasi panas Bumi serta tumbuhnya objek wisata Darajat, mereka tidak pernah mengalami krisi air bersih seperti ini.

“Mungkin karena kondisi alamnya  yang sudah berubah drastis di kawasan Darajat seiring dengan perkembangan eksplorasi panas bumi serta tumbuhnya kawasan wisata Darajat itu”. Katanya.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *