PERISTIWA

Kekeringan, Warga Berebut Antri Air Bersih

Sebagian warga Dusun Ciaren Desa Balokang Kota Banjar saat mengantri untuk mendapatkan air bersih, Senin (15/9/2014). Foto Hermanto
Sebagian warga Dusun Ciaren Desa Balokang Kota Banjar saat mengantri untuk mendapatkan air bersih, Senin (15/9/2014). Foto Hermanto

Gapura Kota Banjar,– Musim Kemarau panjang telah mengakibatkan sejumlah sumber air milik warga mengering.  Puluhan warga yang berada  dusun Ciaren RT 35/12 desa Balokang, kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, terpaksa harus rela antri untuk mendapatkan air bersih, Senin (15/9/2014).

Sumur-sumur milik warga yang biasanya digunakan warga untuk memnuhi kebutuhan air didusun ciaren,  kini mulai mengering, sehingga warga mulai merasakan kesulitan mendapatkan air bersih. Warga pun mengambil air tersebut ke sebuah mesjid, dan itu pun tidak gratis karena harus membayar 200 rupiah per jerigennya.

Uang yang terkumpul dari hasil penjualan air tersebut dikumpulkan di salah satu Ketua RT setempat untuk keperluan DKM mesjid setempat.

Tatan Rustandi (27) salah seorang warga Ciaren, menuturkan, dirinya mengalami kesulitan air bersih sejak satu bulan terakhir. Ia terpaksa mengambil air dengan cara membeli 200 rupiah per jerigen disumber mata air milik mesjid tersebut.

“Setiap hari, mengambil air sampai 17 jerigen lebih untuk keperluan memasak, mencuci, dan keperluan rumah tangga lainnya”. Ungkapnya.

Meski harus membayar, Tatan mengaku tidak mempersoalkannya karena uang hasil penjualan air tersebut juga utuk kepentingan kemakmuran Mesjid.

Hal yang sama juga dikatakan Didin (43) warga Ciaren Balokang, menurutnya untuk membeli atau mengambil air tersebut, dirinya harus menempuh jarak 500 meter dari rumahnya.

“Kami beserta warga lainnya sejak sebulan terakhir ini mengambil air dari Mesjid, karena semua sumur yang ada di dusun Ciaren ini sudah mengering,” Katanya.

Menurutnya, tidak hanya sumur saja yang mengering, namun areal pesawahan milik mereka juga  hampir semuanya kekeringan kerana merupakan sawah tadah hujan.

Seperti diungkapkan Sartono (38) warga Balokang, menurutnya selain kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, juga warga sudah tidak bisa  bercocok tanam, mengingat lahan pertanian yang dimiliki warga  sulit untuk diolah akibat  kekeringan.

“Sudah sebulan sawah mengalami kekeringan, kalau kering seperti ini dicangkul juga kan sulit,”ucapnya.

Warga berharap ada perhatian dari pemerintah untuk segera memberikan bantuan air bersih agar warga tidak terlalu kesulitan mendapatkannya, baik melalui suplai air bersih dengan pasokan mobil ataupun solusi lainnya dalam menghadapi musim kekeringan tersebut.

Sementara itu, kepala desa Balokang H Oding Homsin mengatakan, di dusun Ciaren ada tiga titik yang sering kali mengalami kekeringan lebih awal, yaitu di wilayah RT 35, 36, dan 37. sementara itu untuk pompanisasi dari bantuan  pemerintah juga kondisinya kini sudah rusak dan membutuhkan perbaikan.

“Saya berharap dapat terealisasi karen menurut informasi, tahun ini akan ada bantuan dana 100 juta dari Pemkot Banjar untuk pembangunan sumur bor, namun sampai saat ini belum terealisasi,”Ungkapnya.

Oding menambahkan, atas nama seluruh warga desa, dirinya  meminta pemerintah Kota Banjar segera merelaisasikan bantuan untuk mengantisipasi krisi air bersih yang melanda warga di Desanya.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *