PERISTIWA

Dampak Kekeringan, Pasokan Bulog Garut Menurun

DSC_0460

Gapura Garut,- Dampak kekeringan dari musim kemarau yang kini terjadi mengakibatkan pasokan beras di gudang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Garut terganggu. Penurunan pasokan yang telah terjadi sejak beberapa minggu terakhir ini, ditengarai sebagai dampak langsung dari kekeringan yang membuat areal persawahan di sejumlah wilayah mengalami gagal panen.

Menurut Dindin Syamsudin Kepala Sub Divre (Kasubdivre) Perum Bulog Ciamis,  gudang Bulog Garut biasanya menerima pasokan beras antara 300 hingga 400 ton perharinya, namun kini semenjak musim kemarau ini,  hanya menerima pasokan beras sebanyak 100 ton per hari.

“Mungkin sebagai dampaknya, kini telah terjadi penurunan pasokan beras yang cukup signifikan akhir-akhir ini. Biasanya, dalam satu hari kami menerima pasokan antara 300 sampai 400 ton. Sementara pada kondisi sekarang, pasokan maksimal hanya sebanyak 100 ton saja sehari,” kata Dindin saat dihubungi, Rabu (24/9/2014).

Dindin membenarkan bila beberapa wilayah pemasok beras telah mengalami penurunan produksi pada kemarau tahun ini karena dikantong-kantong daerah penghasil beras tersebut areal pesawahan menjadi gagal panen.

Gudang Bulog Garut, kini hanya mengandalkan sejumlah wilayah sentra produksi beras di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yang masih memiliki cukup banyak hasil produksi beras mereka.

Dindin berharap, kemarau tidak akan berlangsung lebih lama. Sebab, jika hingga akhir Oktober 2014 hujan di sejumlah areal pertanian tak kunjung turun, pasokan beras untuk tahun 2015 mendatang akan terganggu.

“Pasokan tahun 2015 bisa terganggu jika tidak terjadi hujan sampai akhir Oktober nanti,” ujarnya.

Sementara itu, utnuk stok beras yang tersimpan di Gudang Bulog Garut hingga saat ini tinggal tersisa 6.570 ton. Stok tersebut hanya akan mampu bertahan selama tiga bulan atau hingga akhir 2014 mendatang.

“Stok beras di Bulog untuk tiga bulan ke depan masih aman sementara ini. Karena setiap bulan, kami mengeluarkan pasokan beras sekitar 2.700 ton,” Pungkasnya.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *