PENDIDIKAN PERISTIWA

Buku Penjaskes Kurikulum 2013 Tingkat Menengah Atas, Ajarkan Pacaran

buku buku

Gapura Garut, Buku paket pelajaran pendidikan Kesehatan Jasmani dan Kesenian atau Penjaskes untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA), menuai kontroversi dikalangan prakstisi pendidikan.

Sejulah Guru mempersolalkan kehadran buku paket tersebut, menyusul salah satu pokok bahasan dalam buku yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional seiring diberlakukannya kurikulum 2013, untuk kelas XI atau kelas 2 SMK/SMA, telah membuat beberapa topic yang dinilai kurang mendidik.

Pada lembar halaman 128 dan 129 buku Penjaskes tersebut telah memuat pokok bahasan pencegahan seks bebas, ternyata salah satu iais meterinya seputar tips – tips dan cara pacaran yang sehat bagi siswa.

“Jelas ini bertentangan dengan ajaran Islam yang tidak mengenal istilah pacaran, buku ini harus kita tolak karena secara tidak langsung telah mengajarkan tata cara berpacaran”. Kata Aep Saepudin salah seorang Guru di SMKN 1 Garut, Rabu (14/10/2014).

Menurutnya, meski subtansi materi mengarahkan agar siswa tidak terjerumus dalam pergaulan seks bebas, namun pihak sekolah menilai dengan munculnya pembahasan materi tentang pacaran seakan – akan pemerintah pusat melalui Kemendiknas melegalisasikan adanya pergaulan antar remaja atau siswa dalam bentuk pacaran.

“ini yang peru diluruskan bahwa jangan ada anggapan bahwa pemerintah melegalkan pacaran diantara para siswa, ini bisa merusak moral anak didik kita”. Ungkapnya.

Sementara itu, H. Dadang Johar Arifin Kepala SMKN I Garut mengatakan, sejumlah guru dan pihak pihak terkait lainnya terus melakukan diskusi dan kajian untuk menyikapi penggunaan buku tersebut.

Dikatakannya, belum lama ini pihak sekolah telah menerima sekitar 870 buku untuk bahan belajar para siswa kelas XI di enam jurusan yang ada di SMKN 1 Garut.

“Kami berencana rencananya, melalui guru bidang studinya akan melakukan penundaan penggunaan buku Penjaskes kurikulum 2013 tersebut terutama pada pokok bahasan pencegahan seks bebas yang memuat materi pacaran itu”. Ungkapnya.

Dadang menambahkan dirinya mengaku kaget dengan isi buku tersebut, namun beruntung buku tersebut belum dibagikan ke siswa, karena untuk semester dua sehingga siswa belum sempat membaca dan mempelajari tips bagaimana cara berpacaran bagi siswa tersebut.

“Kami dari pihak sekolah berharap agar Kementrian Pendidikan Nasional lebih jeli dan mengkaji terlebih dahulu terhadap semua isi materi buku pelajaran bukan hanya bagi tingkat SMA dan SMK, namun hingga ke tingkat sekolah dasar dan taman kanak –kanak jika perlu, jangan sampai terselip materi yang tidak mendidik dan bertentangan dengan tujuan kurikulum 2013 itu sendiri”. Paparnya.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *