PERISTIWA

Kenangan Kepergian (alm) H Taufik Hidayat Pendongkrak Wajah Baru Perkotaan Garut.

Keterangan foto: Potret kenangan (alm) H Taufik Hidayat semasa menjabat Bupati Garut. (Foto: Humas Pemkab Garut)
Keterangan foto:
Potret kenangan (alm) H Taufik Hidayat semasa menjabat Bupati Garut.
(Foto: Humas Pemkab Garut)

Kenangan Kepergian (alm) H Taufik Hidayat

Oleh: Yoyo Dasriyo

Mantan Bupati Kab Garut, H Taufik Hidayat, Minggu (16/11) berpulang ke alam keabadian di Tasikmalaya. Innalillahi wainailaihi roji’un! Garis finish kehidupan H Taufik Hidayat menepi, setelah namanya lama berlalu dari ingatan banyak warga Garut Bisa dipahami, karena masa jabatan H Taufik Hidayat (1983-1988) sebagai penerus Bupati Garut (alm) H Iman Sulaeman, terpisah perjalanan estafet panjang dengan penerusnya mulai dari (alm) H Momon Gandasasmita SH, (alm) Drs H Toharudin Gani, Drs H Dede Satibi, H Agus Supriadi, H Aceng HM Fikry, Drs H Agus Hamdani, hingga H Rudy Gunawan SH.

Meski estafet kepemimpian daerah Garut terus bergilir, namun tak akan pernah mengubur prestasi terpuji, dan kenangan kebersamaan yang tertinggal, selama almarhum bertugas di Garut Terlebih, karena pencapaian sukses jabatannya, dalam memimpin roda pemerintahan dan pembangunan Garut. Selama di Garut, H Taufik Hidayat, tampil sebagai figur Bupati Kab Garut muda usia yang tegas, dan berani dalam menerapkan berbagai kebijakannya.

Di awal kepemimpinannya, almarhum langsung membedah wajah perkotaan Garut, yang saat itu tengah terlilit problematika. Dalam tempo relatif singkat, Garut seakan dibangunkan dari tidur panjangnya. Taufik Hidayat yang gesit, dan religius itu, lalu menggencarkan program pelebaran sayap areal kota ke kawasan Ciawitali di utara perkotaan. Itu dilakukannya, setelah di hari pertama selepas pelantikannya, almarhum langsung ke lapangan meninjau lokasi bencana Gunung Galunggung di kawasan perbukitan Wanaraja.

Garut pun bergant wajah, dengan pembangunan besar-besaran. Lokasi SPBU di dekat markas Kodim 0611 Jl Pramuka, yang sebelumnya dianggap kendala dalam penataan kota Garut, bisa dialihkan ke luar dari sentra perkoaan. Hiruk-pikuk Pasar Induk alias “Pasar Garoet” (Garut Plaza) di Jl Guntur, dipindahkan ke daerah bukaan baru di Ciawitali. Tak kalah monumentalnya, saat ketegasan H Taufik Hidayat berhasil membuka babak baru dalam sarana transportasi, dengan membentangkan dua Jembatan Cimanuk di Jl Perintis Kemerdekaan dan Jend Sudirman,.

Kepemimpinan Taufik Hidayat sebagai Bupati Garut jadi fenomenal. Banyak kejutan terobosan yang sempat menuai kontroversial, termasuk saat merombak keutuhan Babancong,bangunan tua peninggalan zaman baheula,. “Peninggalan itu harus bisa difungsikan! Bukan hanya dilestarikan saja” kata mantan Dandim Tasikmalaya yang pernah jadi Bupati Ciamis semasa hidupnya. Wajah klasik Babancong, hingga kini dijadikan mimbar upacara pemerintahan.

Di masa Bupati Garut, Drs H Dede Satibi, Babancong direnovasi lagi, untuk dikembalikan seperti semula, meski bentuk atap, ketinggian dan hiasannnya masih berbeda. Apapun kenyataannya, banyak prestasi (alm) Taufik Hidayat yang monumental dan memanjangkan sejarah bagi kelangsungan perwajahan Garut. Upaya menggosok citra ‘Kota Intan”, pun diwujudkan dengan program “Garut Geulis” (Gerakan Usaha Lingkungan Sehat). Gedung Pendopo Garut lalu berwajah lain dengan hamparan pertamanan, yang menggerus lokasi deretan perkantoran.

Semua ruangan kantor pemerintah yang semula disekat-sekat di sebelah kiri dan kanan Gedung Pendopo, dipusatkan di Jl Pembangunan hingga kini. Di balik prestasi terpujinya, Taufik Hidayat pun jadi Bupati Garut yang memiliki kedekatan tersendri dengan para wartawan setempat. Di sebuah pertemuan wartawan di Pendopo Garut, tanpa sungkan Taufik Hidayat, mencicipi rokok wartawan “Cing ngasaan roko wartawan teh, euy..!” begitu pernah dilakukan almarhum sambil tertawa, dan menarik sebatang rokok di meja saya..

Namun, kedekatan semacam itu tak membatas kebebasan wartawan dalam berprofesi. Tulisan yang memuat beragam kritik, tetap mengalir di media cetak. Tak merenggangkan komunikasi pers dan Taufik Hidayat. Bupati Garut ini pula yang pernah mewajibkan semua wartawan Garut berseragam pakaian Hansip, dalam upacara tertentu. Secara berkala, Taufik Hidayat selalu mengajak semua wartawan, menyusuri asset kepariwisataan, termasuk berjalan kaki menapaki gugusan pantai Garut Selatan, hingga Hutan Sancang.

Begitu panjang kenangan kemitraan bersama almarhum, yang layak dijadikan cermin untuk kekinian. Sukses H Taufik Hidayat membangun Garut dan Ciamis, pun menerbitkan julukan sebagai “Ali Sadikin” Priangan Timur. Mendengar julukan itu, almarhum hanya tertawa. “Ah wartawan mah sok aya-aya wae!” katanya. Kini, H Taufik Hidayat, hanya tinggal sebuah nama. Pileuleuyan Pak Taufik Hidayat.. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *