PERISTIWA

Tega…Gadis Cantik Hamil Tujuh Bulan Dibuang Keluarganya

Tian (19) Gadis Cantik yang sedang hamil 7 buan kemudian diterlantarkan Keluarganya lantaran diduga tidak siap menanggung aib. Foto jmb
Tian (19) Gadis Cantik yang sedang hamil 7 buan kemudian diterlantarkan Keluarganya lantaran diduga tidak siap menanggung aib. Foto jmb

Gapura Garut,– Miris mendengar cerita serta menyaksikan kondisi yang dialami Tian (19) gadis tuna rungu dan tuna wicara tersebut harus mengalami penderitaan panjang setelah diperkosa oleh pria biadab yang tidak bertanggung jawab, kemudian hamil kini mendekati usia kehamilan Tujuh Bulan harus diasingkan pihak keluarga dengan membuangnya ketempat lain jauh dari kampung tempat tinggalnya semula.

Sungguh memilukan hati,  perempuan muda berkulit putih bersih tersebut kini harus hidup menumpang di rumah orang lain, yaitu dirumah salah satu warga di Kampung Ciseureuh RT 03 RW 15, Desa Sindangsari, Kecamatan Leuwigoong, Garut, Jawa Barat.

Sejak hari Jumat 7 November 2014 lalu, perempuan cantik ini sengaja dititipkan oleh ibu kandungnya sendiri kepada orang lain yang tidak mereka kenal sebelumnya.

Menurut Deden (44) saah seorang warga yang kini merawat Tian menurutkan awal mula dirinya berserta sang istri harus merawat Tian, bermula saat suatu pagi pada hari Jumat dirinya beserta sang istri sedang menerima banyak tamu dari para tetangganya untuk sesuatu urusan, namun tiba-tiba tanpa diketahui sebelumnya, ia mengaku kedatangan dua orang tamu yang tidak dikenalnya.

“Saya  kaget bukan main. Pagi itu sekitar  10 hari yang lalu, rumah kami didatangi dua orang tamu yang sama sekali tidak dikenal. Apalagi saya merasa sangat iba, karena salah satunya, yaitu Tian kondisinya tidak bisa bicara. Apalagi sudah dalam keadaan hamil antara 6 atau 7 bulan,” kata Deden saat ditemui, Senin (17/11/2014).

Kondisi ini pula lah yang menyebabkan Deden lupa untuk menanyakan informasi detail mengenai asal usul mereka. Terlebih, ibu Tian yang ketika itu datang secara bersama pergi meninggalkan rumah secara tergesa-gesa.

“Saya tanyakan kepada ibunya Tian ini mengenai asal usul mereka. Ibunya hanya menjawab mereka asal Kampung Pasir Jengkol itupun jawaban dengan sangat terburu-buru dan langsung pergi. Menganai Desa apa Kecamatan mana, dia tidak memberian penjelasan. Selang beberapa waktu saya mulai tersadar dan penasaran dengan apa yang sudah terjadi di rumah kami ini. Saya heran, kenapa mereka datang ke sini (rumah) padahal kami tidak saling mengenal,” ungkapnya.

Tetangga Deden di kampungnya pun berdatangan karena penasaran. Mereka mencoba berkomunikasi dengan Tia semampunya meski dengan bahasa isyarat.

“Hanya sedikit informasi yang bisa digali, bahwa usia kandungannya diperkirakan antara enam hingga tujuh bulan. Tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab. Karena selain tidak bisa bicara, Tian juga tidak bisa membaca atau menulis. Dengan bahasa isyarat yang terbatas, saya bisa menyimpulkan jika Tian tidak pernah bersekolah,” tuturnya.

Deden dan keluarganya, menyatakan siap untuk menampung berikut menanggung segala kebutuhan Tian hingga proses persalinannya. Namun mereka bingung, karena dia dan keluarganya tidak memiliki surat kuasa di mata hukum jika memang hal ini diperlukan di kemudian hari.

“Bisa saja nanti ketika proses melahirkan akan dibutuhkan beberapa persyaratan untuk administrasi mengenai siapa ayahnya, di mana dia tinggal, dan bagaimana nanti status hukum anak yang dilahirkannya karena harus tercantum dalam akta kelahiran. Namun kalau tidak ada, mau bagaimana lagi. Kami akan tetap menolongnya demi alasan kemanusiaan,” ujarnya.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *