PERISTIWA

Miras Oplosan Maut Itu Bernama Cherrybelle, Dijual Dikawasan Terminal Guntur

Keluarga korban miras oplosan menunggu salah seorang korban yang masih dirawat Intensif RSUD Garut, Selasa (2/12/2014)foto jmb.
Keluarga korban miras oplosan menunggu salah seorang korban yang masih dirawat Intensif RSUD Garut, Selasa (2/12/2014)foto jmb.
Gapura Garut ,- Minuman keras (miras) oplosan yang telah merenggut sembilan nyawa melayang serta dua orang kritis itu diberinama Cherrybelle yang dijual ditoko jamu-jamu dikawasan terminal Guntur kecamatan Tarogong Kidul Garut.
Menurut Asep Roni petugas medis di IGD RSUD Garut mengatakan, dari  pengakuan seluruh korban, sebelum mengeluhkan pusing dan mual-mual hingga akhirnya muntah-muntah,  mereka meminum minuman jenis miras oplosan yang mereka namai Cherrybelle pada Minggu 30 November 2014 malam.
“Reaksi racunnya baru dirasakan hari berikutnya, tidak langsung setelah meminum mirasnya. Apakah mereka meminum miras bersama-sama, kami tidak tahu,” Kata Asep, Selasa (2/12/2014).
Sementara itu, salah seorang korban yang masih dalam kondisi sadar, Roni, menuturkan, ia meminum miras oplosan tersebut pada Minggu malam. Dia mengaku tidak mengenal para korban lain yang sudah meninggal dunia akibat meminum miras oplosan sejenis.
 “Saya tidak tahu kalau mereka merasakan gejala sama dan meninggal karena minum miras oplosan yang juga saya minum. Kami tidak minum-minum bersama. Apalagi ternyata adik saya yang bernama Romi juga minum minuman sama, saya sama sekali tidak tahu. Saya minum saja minuman yang dibeli dari salah satu kios penjual minuman di kawasan sekitar Terminal Guntur di Minggu malam itu,” tuturnya.
Namun kemudian, ia mendengar informasi bila kios yang menjadi tempatnya membeli miras, juga sempat didatangi oleh para korban yang telah dinyatakan tewas. Roni menjadi semakin khawatir akan kesehatannya saat mengetahui adiknya yang meminum miras di tempat itu harus dilarikan ke rumah sakit.
“Adik saya sampai tidak sadar. Karena saya merasakan hal yang sama akibat meminum minuman yang warnanya mirip teh itu, yaitu merasa mual dan pusing, saya buru-buru ke sini untuk diperiksa dokter,” ujarnya.
Minuman yang dibelinya ini berbentuk kemasan dalam plastik. Harganya pun bervariasi.
“Ada yang satu plastik Rp10 ribu, ada yang Rp15 ribu, ada juga yang Rp20 ribu. Saya membeli satu plastik yang Rp15 ribu. Kalau adik saya, saya tidak tahu yang harganya berapa,” ucapnya.
Paman Roni dan Romi, Asep Tato (43), membenarkan bila apa yang dialami kedua keponakannya itu akibat miras jenis Cherrybelle. Asep yang sehari-hari beraktivitas di Terminal Guntur ini juga mengetahui bila para korban lainnya tewas akibat meminum minuman sejenis dari tempat yang sama.
“Informasi mengenai para korban tewas itu didapat dari sejumlah sopir di terminal. Katanya gara-gara membeli miras di salah satu kios terminal yang tempatnya berada di dekat WC umum. Makanya informasi ini cepat dengan mudah menyebar di kalangan para sopir,” terangnya.
Sementara itu, seorang anggota reserse kriminal Polres Garut yang tidak bisa disebut namanya mengaku tengah memburu pemilik kios yang menjual minuman tersebut. Kini, keberadaan pemilik kios sedang dicari oleh Polisi.
“Kami masih mencarinya. Sebab saat didatangi kios miliknya, dia tidak ada. Kiosnya pun dalam kondisi tertutup. Padahal menurut sejumlah warga di sekitar terminal, kios ini selalu buka setiap hari. Kami masih mencari dia bagaimanapun caranya,” Ucapnya.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *