PERISTIWA

Terjadi Pergerakan Tanah, Belasan Rumah di Ciamis Retak-Retak

Salah seorang warga menunjukan bagian yang dinding rumahnya yang retak akibat pereseran tanah di Ciamis, Foto Dedi Kuswandi
Salah seorang warga menunjukan bagian yang dinding rumahnya yang retak akibat pereseran tanah di Ciamis, Foto Dedi Kuswandi

Gapura Ciamis ,- Sedikitnya sekitar 12 rumah milik warga dan sejumlah fasilitas umum lainnya yang terbuat dari tembok di dusun Nasol, Desa Nasol, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa-Barat mengalami retak retak akibat pergeseran tanah.

Peristiwa yang sempat membuat warga sekitar panik tersebut didug akibat curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan kondisi tanah menjadi labil.

Peristiwa yang terjadi sejak Rabu malam 24 Desember 2014 lalu itu bukan yang pertama kali, kejadian serupa pernah terjadi pada taun 2006 silam. Warga sekitar menduga bencana alam berupa pergeseran tanah tersebut juga dipicu karena tidak adanya saluran air yang memadai disekitar kawasan tersebut.

Selain merusak bangunan rumah dan fasilitas umum lainnya, pergeseran tanah juga mengakibatkan retaknya ruas jalan yang menjadi akses utama penghubung antar desa di Kecamatan Cikoneng. selain akibat tanah yang labil.

Menurut Rukanda salah seorang warga pemilik rumah yang rusak akibat pergeseran tanah tersebut, Kejadian bencana alam tersebut berawal saat hujan turun cukup besar sejak sore hingga malam tiba tiba terjadi guncangan yang keras disertai retaknya tembok rumah.

“Saat itu turun hujan besar , pas habis sholat maghrib tiba-tiba sepeti ada gempa gitu, semuanya juga sempat kaget dan panik pas diliat tembok rumah retak-retak”. Kata Rukanda, Jumat (26/12/2014).

Rukanda menambahkan, jumlah rumah warga yang megalami retak-retak mencapai puluhan namun yang karusakannya cukup ada dierkirakan sekitar dua belas rumah.

“Kalau jumlahnya rumahnya ada puluhan disini, rata-rata mengalami retak-retak namun yang retakannya cukup parah ada sekitar 12 rumahan”. Ungkapnya.

Sementara itu menurut Sukiman Asistens Daerah Kabupaten Ciamis, peristiwa pergeseran tanah yang mengakibatkan bangunan rumah retak-retak sbelumnya juga pernah terjadi pada sekitar tahun 2002.

“Peristiwa ini mirip kejadian sebelumnya pada tahun 2002 kemudian tahun 2006 juga kembali terjadi, dan dari dulu juga sudah kami sampaikan kepada warga sekitar agar tidak melakukan kegiatan pengolahan lahan basar misalnya untuk kolam atau sawah disekitar areal ini, bahkan seluruh warga telah dihimbau untuk senantiasa menanam pohon yang berakar kuat”, Ungkap Sukiman saat meinjau lokasi kejadian, Jumat (26/12/2014).

Sukiman menambahkan, sejauh ini pihak pemerintah kabupten Ciamis masih terus melakukan pemantauan terkait perkembangan bencana tersebut.

“Kami belum sampai pada kesimpulan melakuka relokasi masih dalam tahap pemantauan terus, namun jika sudah sangat berakibat fatal mungkin memang harus dilakukan relokasi, namun sejauh ini masih terus dipantau”. Tuturnya.

Peristiwa pergesaran tanah yang kembali berulang -ulang seharusnya sudah menjadi perhatian penuh pihak pemerintaah, namun sejauh ini menurut seorang warga Abdul Latip sama sekali belum mendapatkan perhatian serius dari pihak pemerintah, bahkan bagian dapur rumahnya tergeus longsor sehingga tidak bisa lagi digunakan tetapi belum pernah ada bantua perbaikan dari pihak pemerintah.

“Kami sampai saat ini setiap hujan turun terus dihantui kekhawatiran bahkan semua anggota keluragapun harus tidur satu kamar karena ketakutan terjadi bencana seperti ernah dialaminya bebeapa tahun silam”. Sesalnya.***Dedi Kuswandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *