PERISTIWA

Perjalanan Kereta Api di Jalur Garut Sempat Terhambat Longsor

Gambar ilustrasi, foto istimewa
Gambar ilustrasi, foto istimewa

Gapura Garut ,- Sedikitnya sekitar tiga Kereta Api (KA) yang melintasi jalur di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Perjalanannya sempat terhampat pada Rabu 31 Desember 2014 malam oleh adanya longsor. Tiga KA yang perjalanannya sempat tertunda lantaran jalur relnya tertutup longsor  tersebut adalah KA Malabar, Pasundan, dan Lodaya.

Longsoran tebing yang menutup jalur KA wilayah Kecamatan Malangbong sepanjang 10 meter dengan ketebalan 50 cm sempat menhambat laju KA yang terjadi  sekitar  pukul 20.15 WIB.

“Peristiwa longsor yang terjadi pada pukul 20.15 WIB di lokasi itu sempat menghambat perjalanan dua KA, yaitu Malabar dan Pasundan, serta menunda keberangkatan satu KA lainnya, KA Lodaya. Jalur KA tertutup selama dua jam, karena pada pukul 22.15 WIB sudah dibersihkan dan bisa dilintasi kembali,” kata Manager Corporate Communication PT KAI Daop 2 Bandung, Zunerfin, Kamis (1/1/2015).

Menurutnya, Longsor tanah tebing tersebut  terjadi akibat adanya genangan air dan sawah yang lokasinya terletak di atas tebing pinggir jalur KA, sehingga  kontur tanah tebing sepanjang pinggiran rel menjadi labil dan ambruk menutup jalur KA.

“Jalur di kawasan itu lokasinya di bawah tebing yang kondisinya memang labil karena ada genangan air dan sawah. Akibatnya ketika tebing ambruk langsung menutup rel KA sepanjang 10 meter. Mendengar informasi tersebut, kami langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak dan menerjunkan petugas untuk membersihkan jalur,” Ungkapnya.

Saat pembersihan dilakukan, perjalananan KA Malabar Jurusan Bandung-Malang yang bergerak dari arah barat menuju timur, sempat dihentikan sementara dan tertahan di kawasan stasiun Bumi Waluya, Kecamatan Malangbong. Keadaan serupa juga dialami KA Pasundan yang tengah melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Bandung.

“KA Pasundan tertahan di Stasiun Cirahayu. Sementara KA Lodaya malam tambahan Jurusan Bandung-Solo, keberangkatannya ditunda terlebih dahulu ketika masih di Bandung. Baru setelah dua jam jalur dibuka dan bisa dilalui, KA Lodaya malam tambahan ini diberangkatkan,” Tuturnya.

Saat melintas, ketiga KA tersebut mesti menurunkan kecepatan hingga 20 km/jam saat melintasi jalur pada titik yang sebelumnya tertimbun longsor itu. Menurut Zunerfin, sebenarnya masih ada dua titik lain pada jalur KA yang paling rawan terhadap longsor.

“Kami sebenarnya sudah petakan seluruh jalur KA yang rawan longsor sebagai antisipasi. Namun ada tiga jalur yang kami utamakan pengawasannya, salah satunya jalur Malangbong wilayah perbatasan Garut-Tasik itu. Sementara dua jalur lainnya adalah jalur KA kawasan Lebak Jero Garut dan jalur Ciganea Purwakarta. Peningkatan pengawasan ini juga kami lakukan dengan menempatkan personel PT KAI di tiga titik itu, dengan tujuan bila terjadi longsor mereka bisa langsung terjun dan membuka jalur dengan segera,” ungkapnya.

Sementara itu saat dihubugi terpisah, Kapolsek Malangbong AKP Suhartono mengatakan, jalur KA yang tertimbun longsor ini terletak di Desa Cempaka atau sekitar 300 meter di arah barat sebelum Stasiun Cipeundeuy.

“Di atas tebing itu ada sawah dan ada selokannya juga. Kelabilan tanah diperparah oleh guyuran hujan deras pada sore hari, sehingga terjadi longsor di malam harinya. Ketinggian tebing yang longsor sendiri kurang lebih sekira 4 meter,” Imbuhnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *