PERISTIWA

Debit Air Menyusut, Tank Baja Peninggalan Belanda Di Citanduy Kembali Terlihat

Anak-anak tengah bermain diatas benda yang diduga kendaraan lapis baja yang terkubur di sungai Citanduy. foto hermanto
Anak-anak tengah bermain diatas benda yang diduga kendaraan lapis baja yang terkubur di sungai Citanduy. foto hermanto

Gapura Kota Banjar ,-  Menyusutnya debit air sungai Citanduy yang melintasi Kota Banjar, Jawa Barat akibat musim kemarau berkepanjangan, membuat kendaraan lapis baja atau tank baja peninggalan jalam Belanda yang terendam di sungai citanduy kembali terlihat kepermukaan.

Kendaraan lapis baja berukuran besar peninggalan belanda tersebut berada didasar sungai tepatnya di Dusun Lingkung Parungsari,  Kelurahan Karangpanimbal,  Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.

Kemunculan kendaraan lapis baja yang diduga jenis Panser tersebut hampir setiap tahun pada musim kemarau disaat debit air sungai Citanduy menyusut. Tak pelak, hal itu membuat masyarakat berduyun-duyun ingin melihat lebih dekat keberadaan kendaraan sisa peninggalan perang tersebut.

Menurut Neng (40) warga Cisaga Kota Banjar mengaku sangat penasaran ingin melaihat keberadaan tank baja tersebut dari dekat.

“Saya mah penasaran pingin lihat, mungpung musim kemarau kabarnya sudah  kelihatan lagi karena air sungainya surut”.Kata Neng, Senin (10/8/2015).

Hal yang sama juga disampaikan Yanto (51) warga Randegan. Menurutnya kabar adanya tank baja di sungai Citanduy ini sudah menjadi buah bibir di Pasar Banjar, sehingga dirinya penasaran pingin lihat benda berlapis baja tersebut.

“Dari atas sih tidak terlihat, namun saya mencoba turun karena penasaran, di sungai saya coba raba dan memang ada benda berupa seperti besi besar,”tuturnya.

Cerita tentang adanya kendaraan lapis baja itu memang berbeda-beda. Hanya saja menurut Marsimin (61) kendaraan milik penjajah Belanda itu dulunya hendak melarikan diri dari peperangan yang terjadi di wilayah Desa Kertahayu Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis. Namun begitu memasuki wilayah Parungsari, kendaraan yang diduga Panser itu mogok dan kemudian didorong oleh rakyat hingga diceburkan ke sungai Citanduy.

“Menurut cerita orang tua dulu, kendaraan lapis baja yang dibuang ke sungai itu adalah jenis Panser, karena bannya dari karet bukan dari rantai. Pada saat itu Panser tersebut mogok lalu didorong oleh warga beramai-ramai hingga dijatuhkan ke sungai,”Imbuhnya

Ia menambahkan, kendaraan tersebut dijatuhkan tepat di tikungan Batu Engko, kemudian akibat letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982, Panser tersebut terseret arus banjir kurang lebih 300 meter dari lokasi hulu hingga ke lokasi sekarang ini.

“Ketika saya masih kecil, saya sering bermain bersama teman-teman diatas Panser tersebut, namun karena banjir Panser tersebut akhirnya terkubur hingga sekarang,”imbuhnya.

Cerita tentang adanya Tank tersebut memang sudah cukup lama, namun jika datang musim penghujan ceritanya menghilang, karena bangkai Panser tersebut terlihat jika memasuki musim kemarau dan air sungai citanduy surut.

Terlepas dengan cerita warga, saat ini lokasi adanya kendaraan lapis baja tersebut mulai ramai dikunjungi warga. Warga pun berharap agar Panser tersebut untuk segera diangkat dari sungai Citanduy.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *