PERISTIWA

Ruang Kelas Ambruk, Puluhan Siswa SDN 3 Panyutran Belajar di Tenda

Para siswa terpaksa belajar dibawah tenda darurat karena banguna sekolahnya ambruk, foto Dedi Kuswandi
Para siswa terpaksa belajar dibawah tenda darurat karena banguna sekolahnya ambruk, foto Dedi Kuswandi

Gapura Pangandaran ,- Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri Panyutran 3 Padaheran Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat terpaksa harus belajar diluar ruangan dengan hanya beratapkan tenda seadanya.

Kondisi tersebut terpaksa dilakukan pihak sekolah menyusul ruang kelas yang biasa tempat belajar para siswa tersebut mendadak ambruk karena bangunannya lapuk dimakan usia.

Sejak berdiri pada tahun 1982 silam, bangunan sekolah tersebut luput dari perhatian pemerintah karena letaknya yang terpencil berada dipelosok perkampungan. Dalam catatan warga sekitar, bangunan sekolah tersebut pernah satu kali mendapatkan rehab pada tahun 2003 silam itupun tidak seluruhnya.

“Ini ambruknya pada tahun 2013 dua lokal ruang kemudian pada 2015 ini juga kembali ambruk yang dua lainnya jadi seluruhnya empat lokal bangunan yang ambruk”, Kata Supar, Kepala Sekolah SDN 3 Panyutran, saat ditemui Rabu (3/8/2015).

Menurutnya, sejak awal berdiri bangunan sekolah tersebut, baru mendapatkan program rehab satu kali saja pada tahun 2003 silam.

“Memang sudah cukup lama tidak mendapatkan rehab lagi sejak tahun 2003 lalu, kami berharap pihak pemerintah kabupaten untuk segera kembali membangun dan memperbaiki empat lokal bangunan yang ambruk tersebut supaya para siswa dapat kembali belajar dengan tenang”, Ungkapnya.

Supar menambahkan, tidak cuma bangunan sekolah yang diharapkan dapat diperbaiki secepatnya tetapi juga akses jalan menuju lokasi sekolah tersebut juga kondisinya sudah sangat memprihatnkan sehingga juga mendesak untuk segera diperbaiki.

“Kalau bisa sekalian dengan jalan menuju kesini juga diperbaiki karena kondisinya juga sudah sangat memprihatinkan”, Ucapnya.

Sementara itu ambruknya bagunan ruang kalas tersebut ternyata tidak menyurutkan semangat 65 orang siswa di SDN Panyutran 3 untuk tetap melaksanakan belar setiap harinya.

Mereka selalu datang lebih pagi melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin pagi dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar mengajar meski diluar ruangan yang panasa dan tertiup angin kencang karena hanya ditutupi tenda alakadarnya.

Menurut Anwar, Komite SDN 3 Panyutran yang juga salah satu orang tua siswa meminta pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk bertindak cepat dalam penanganan sekolah yang ambruk akibat bangunannya telah lapuk.

“Ini kan ambruk karena bangunannya saja telah lapuk dimakan usia, oleh karenanya kami berharap pemerintah Kabupaten segera cepat tanggap memperbaikinya”, Harapnya.

Anawar mengatakan pihaknya juga sangat khawatir dengan kondisi belajar anak-anaknya saat ini yang harus belajar hanya dinaungi tenda bertiang kayu.

“Kasian anak-anak kami mereka hampir 31 orang siswa dari kelas 4/5 dan 6 setiap hari belajar dibawah tenda darurat, itupun atas inisiatif pihak sekolah dan orangtua agar kegiatan belajar anak-anak kami tidak terganggu”, Paparnya.

Sejauh ini lanjut Anwar, mereka tampak sangat tidak nyaman belajar dibawah tenda darurat selain terasa gerah dan berdebu, mereka sangat tergangu konsentrasinya.***Dedi Kuswandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *