PERISTIWA

Penderita Thalasaemia Kabupaten Garut Masih Tertinggi di Jabar

Hj. Diah Rudy Gunawan, ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua YTI Kabupaten Garut, foto doc.
Hj. Diah Rudy Gunawan, ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua YTI Kabupaten Garut, foto doc.

Gapura Garut ,- Ketua Yayasan Thalasemia Indonesia (YTI) Kabupaten Garut Diah Kurniasari menduga, jumlah penderita thalasemia di Kabupaten Garut terus meningkat dari tahun ketahun.

Saat ini jumlah penderita yang rutin melakukan transfusi darah sekitar 250 orang. Diah mensinyalir,  jumlah penderita bisa jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan data yang tercatat pihaknya. Data sebanyak 250 orang ini, kata Diah, merupakan penderita yang aktif melakukan transfusi darah di Garut.

“Dari data yang kita miliki, ada sekitar 250 orang aktif melakukan trasfusi darah, sementara yang lainnya belum tercatat. Diperkirakan masih banyak penderita thalasemia lainnya,” kata Diah, Selasa (2/2/2016).

Pihak YTI, tambahnya, kesulitan dalam melacak total keseluruhan penderita thalasemia di Garut yang sebenarnya. Tidak hanya itu, jumlah penderita yang melakukan transfusi darah ke luar Garut, atau yang pada akhirnya meninggal dunia pun selama ini tak pernah diketahui kepastiannya.

“Banyak yang melakukan transfusi ke luar kota. Mereka ini belum terdata, begitu juga penderita yang meninggal akibat thalasemia,” ujarnya.

Sampai saat ini, penyakit thalasemia belum dapat disembuhkan. Upaya transfusi darah yang dilakukan secara rutin, merupakan satu cara untuk meringankan beban penderitaan dan daya tahan tubuh penderita.

“Ada dua jenis thalasemia, yakni thalasemia mayor dan minor. Penderita thalasemia mayor mutlak harus terus mendapatkan transfusi darah, sedangkan thalasemia minor hanya merupakan pembawa sifat yang dapat menurunkan thalasemia,” jelasnya.

Kendala lain dalam penanganan terhadap penderita thalasemia adalah terbatasnya ketersediaan pasokan darah. Pasalnya, selama ini pasokan darah Kabupaten Garut selalu kurang.

Di tempat terpisah, Ketua PMI Kabupaten Garut Budiman mengatakan, permintaan labu darah di Garut sangat tinggi, yaitu selalu mencapai di atas 1.200 labu darah di setiap bulannya. Padahal, hingga kini pemenuhan stok darah bulanan hanya berkisar pada angka 700 labu darah.

Penderita thalasemia, merupakan salah satu pihak yang kerap membutuhkan pasokan labu darah ini. Stok labu darah pun sebagian di antaranya dipasok dari keluarga pasien.

“Selebihnya diperoleh dari pihak lain yang aktif mendonorkan darahnya seperti TNI, Polri, instansi pemerintahan, dan swasta di Garut,” sebutnya.

Jika stok darah tidak terpenuhi, tambahnya, biasanya PMI Garut mendatangkan labu darah dari kabupaten/kota terdekat. Kabupaten Garut sendiri biasanya selalu mendapat bantuan pasokan darah dari Bandung dan Karawang.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *