PERISTIWA

P3L Walk Out, Pembahasan Revitalisasi Pasar Limbangan Gagal

Direktur PT. Elva Primandiri Pengembang pasar Limbangan saat sosialisasi ke 3 Pembangunan Pasar tersebut, Rabu (4/3/2015) foto Jmb
Direktur PT. Elva Primandiri Pengembang pasar Limbangan saat sosialisasi ke 3 Pembangunan Pasar tersebut, Rabu (4/3/2015) foto Jmb

Gapura Garut ,- Para Pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Limbangan (P3L) melakukan aksi Walk out saat menghadiri  rapat bersama mengenai pembahasan revitalisasi Pasar Limbangan yang digelar sekitar pukul 14.30 WIB itu di ruang rapat Setda Garut.

Aksi Walk out tersebut membuat pembahasan revitalisasi pasar tradisional ini pun akhirnya dibatalkan. Ketua P3L Basar Mulyana mengatakan, alasan pihaknya melakukan aksi walk out disebabkan karena ada pedagang lain yang dinilai tidak berkepentingan ikut dalam rapat.

“Kami walk out saja, ini seolah mengadukan sesama warga yang merupakan pedagang. Bagaimana pun juga, agenda pembahasan rapat kali ini seharusnya dihadiri oleh pemerintah daerah, pihak pengembang, warga sekitar, dan pedagang P3L. Itu saja, lalu kenapa ada pedagang di luar P3L ikut hadir,” kata Basar, saat meninggalkan ruangan rapat Sekretariat Daerah (Setda) Garut, Jumat (12/2/2016).

Basar beralasan, pihaknya memilih pulang karena tidak ingin terlibat perselisihan dengan pedagang non P3L di kemudian hari. “Kami tidak mau seperti ini. Kesannya seperti akan diadu domba,” ujarnya.

Seharusnya, jelas Basar, jika pemerintah menginginkan pedagang lain di luar P3L ikut hadir, maka mesti dibuat agenda pertemuan baru. “Sementara pertemuan yang hari ini, harusnya hanya empat pihak seperti yang saya sebutkan tadi saja. Kalau ada pihak lain, ya diagendakan ulang semestinya,” ungkapnya.

Mulanya, momen pembahasan bersama tersebut akan digunakan P3L untuk menyampaikan aspirasi mereka, terkait keabsahan revitalisasi Pasar Limbangan. “Pada pendiriannya kami tetap ingin menyampaikan aspirasi, bahwa pihak pengembang dalam hal ini PT Elva Primandiri, dinyatakan tidak berhak membangun pasar modern itu. Ada banyak kejanggalan, misalnya seperti wan prestasi karena tidak mampu menyelesaikan proses pembangunan dalam waktu yang ditetapkan,” paparnya.

Berikutnya, jelas dia, para pedagang P3L tetap memegang keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), yang menyatakan IMB pembangunan pasar dibatalkan karena tidak memenuhi ketentuan, misalnya tidak memiliki AMDAL.

“PTUN sudah mengeluarkan keputusan, pembangunan harus dihentikan dan IMB-nya dibatalkan. Kenyataannya pembangunan terus berlangsung. Lalu kenapa pemerintah ini seperti memaksakan kehendak dan tidak berbuat apa-apa. Kami bukannya tidak mendukung revitalisasi, tapi kalau awalnya sudah menyalahi aturan, kenapa harus didukung,” katanya.

Menanggapi aksi walk out, Direktur PT Elva Primandiri, Elva Waniza, mengaku menghormati keputusan para pedagang P3L. Namun ia menyayangkan sikap pedagang P3L yang enggan duduk bersama dengan pedagang lain di luar P3L.

“Saya hargai keputusan saudara-saudara dari P3L. Tapi keputusan walk out itu tidak sejalan dengan Pancasila mengenai kebersamaan. Saya ingin para pedagang di sana bersatu, apakah itu P3L dan non P3L,” kata Elva.

Elva pun menuding balik pihak P3L telah melakukan pembohongan publik terkait masih berlangsungnya proses pembangunan. “Kalau tidak percaya, ayo sama-sama kita cek ke sana. Apa ada pembangunan? Saya tegaskan, proses pembangunan sudah dihentikan. Sekarang bila saya datang ke lokasi pembangunan, apa itu artinya sedang berlangsung proses pembangunan? Tentu saja tidak,” ujarnya.

Ia menjelaskan, selaku pengembang dirinya berkewajiban mengunjungi lokasi pasar, guna memberikan penjelasan kepada para pedagang yang telah menginvestasikan uangnya dalam bentuk kios di pasar modern tersebut.

“Masyarakat selalu bertanya-tanya, apa saya kabur? Bagaimana uang mereka? Jadi wajar bila saya ke Limbangan itu untuk memberikan penjelasan terhadap pedagang,” imbuhnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *