PERISTIWA

Gelombang Pasang Terjadi Merata di Pesisir Garut Selatan

gambar gelombang pasang yag terjadi dipesisir Garut selatan foto istimewa
gambar gelombang pasang yag terjadi dipesisir Garut selatan foto istimewa

Gapura Garut ,- Gelombang tinggi yang kini melanda sejumlah wilayah pesisir pantai  harus terus diiwaspadai agar tidak menimbulkan korban jiwa. Pesisir pantai selatan Kabupaten Garut juga dilaporkan pasang dan meluber hingga ke daratan.

Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Garut Lukman Nurhakim, pasangnya air laut di wilayah Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet, sempat mencapai daratan namun kejadian itu tidak berlangsung lama.

“Gelombang pasang di Pantai Santolo Cikelet ini, sempat menggenangi hingga kedaratan dengan ketinggian air rata-rata sekitar satu meter. Saat itu juga, air meluber ke daratan kurang lebih satu mata kaki, tapi tidak berlangsung lama,” kata Lukman, saat dihubungi Kamis (9/6/2016).

Beberapa warung dan rumah warga di pinggiran pantai, tambahnya, ikut tergenang air. Ia menyebut kondisi serupa juga terjadi di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin.

“Warung-warung dan rumah milik nelayan yang letaknya di bibir pantai ikut tergenang air. Warga yang memilikinya sudah mengosongkan bangunan-bangunan itu. Kami juga mendapat laporan situasi yang sama terjadi pula di Pantai Rancabuaya,”Ungkapnya.

Lukman menambahkan akibat gelombag pasang tersebut juga mengakibatkan kerugian bagi nelayan karena sejumlah perahu milik nelayan rusak akibat benturan saat disapu gelombang pasang. Di Pantai Rancabuaya saja, jumlah perahu nelayan yang rusak mencapai 11 unit.

“Di Rancabuaya ada 11 perahu kecil yang rusak terbelah akibat gelombang pasang itu. Kondisi gelombang ini juga sama seperti di sepanjang pantai selatan Garut lainnya. Makanya, untuk menghindari kerusakan pada perahu lainnya, para nelayan di beberapa wilayah terpaksa mengangkat perahu-perahu mereka yang parkir ke daratan,”Paparnya.

Saat ini lanjut Lukman tidak ada nelayan yang berani melaut untuk mencari ikan. Menurutnya, keadaan gelombang tinggi dan air pasang kali ini merupakan yang terparah bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Peristiwa serupa sempat terjadi pada tiga tahun yang lalu. Untuk kejadian sekarang, kondisi air laut begini sudah terjadi satu minggu ini, kurang lebih awal bulan puasa. Puncaknya Rabu (8 Juni 2016) malam dan tadi pagi. Mudah-mudahan keadaannya dapat segera normal,” ucapnya.

Sementara itu, Camat Pameungpeuk Hendra Gumilang membenarkan situasi pasang air laut di pantai selatan Garut. Air laut di Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, kata Hendra, sempat pasang dua kali, yakni pada Kamis pagi sekitar pukul 06.00 WIB, dan Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB,

“Air laut pasang ini malah menjadi tontonan warga. Kami dan Muspika Kecamatan Pameungpeuk sudah melakukan pemantauan sejak Rabu malam untuk menghindari hal-hal tidak baik dan pihak tak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi,” kata Hendra.

Menurut Hendra, air pasang di wilayah Kecamatan Pameungpeuk tidak sampai tumpah ke jalan. Gelombang tinggi air laut pun tidak begitu dirasakan, karena Pantai Sayang Heulang terlindung oleh bebatuan karang.

“Di beberapa wilayah lain, seperti Pantai Santolo, Karangparanje, dan pantai lain infonya ada gelombang. Namun tidak demikian dengan di Pantai Sayang Heulang. Di Sayang Heulang ini, gelombang ombak pecah ketika mengenai karang, jadi tidak sampai ke daratan,” paparnya.

Mengenai hal tersebut, Situs Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di perairan selatan Pulau Jawa. Dalam peringatan itu, BMKG memperkirakan gelombang tinggi setinggi 4 hingga 6 meter dalam 24 jam ke depan.

Selain perairan selatan Pulau Jawa, peringatan serupa dikeluarkan untuk perairan Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Lombok, Samudera Hindia selatan Bengkulu hingga NTT.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *