PERISTIWA

Digempur Oprasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg Mulai Stabil

gas elpiji 3 Kg, gambar ilustrasi
gas elpiji 3 Kg, gambar ilustrasi

Gapura Garut ,- Operasi pasar Gas elpiji tabung 3 kg yang sempat dikeluhkan langka dan mahal disejumlah lokasi di Kabupaten Garut kini mulai menunjukan tanda-tanda untuk kembali norman.

Ny. Aminah salah seorang warga Kelurahan Sukagalih Kecamatan Tarogong Kidul mengakui jika gas yang sempat menghilang dipasaran serta harganya melambung tinggi kini sudah mulai kembali mudah diperoleh.

“Sekarang kayaknya masih pada cukup karena kemaren ada oprasi pasar gas elpiji, saya juga kebagean. Tadi beli ke pangkalan juga sudah ada lagi stockya”, Kata Aminah, Senin (20/6/2016).

Sementara itu menurut salah seorang anggota DPRD Garut dari Fraksi PDIP Yudha Puja Turnawan mengatakan jika sebenarnya pasokan dan stock gas elpiji bersubsidi di Kabupaten Garut ini sudah cukup.

“Kalau menurut saya untuk pasokan sudah cukup banyak dengan 15,5 juta tabung pertahun. Tinggal pola distribusinya aja yang harus dirubah dan dipetketat”, Tulis Yudha diakun facebook resmi milikya.

Menurut Yudha angka 15, 5 juta tabung gas pertahun jika dibandingkan dengan kebutuhan keluarga Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan jumlah sekitar 192 ribu RTM  berarti pertahun satu keluarga RTM bisa mengkonsumsi 80,7 tabung gas perbulan.

“Jadi perbulan mereka RTM ini  bisa mengkonsumsi 6 sampai 7 tabung gas, sehingga dapat disimpulkan sebenarnya kuota ini lebih dari cukup. Kalau kemudian pemda Garut meminta tambahan kuota berarti  beban APBN membengkak untuk mensubsidinya”, Ungkapnya.

Solusinya lanjut Yudha adalah kembali memperingatkan agar orang-orang dari keluarga  mampu untuk tidak membeli gas elpiji 3 kg.

“Kembali saya ingatkan yang namanya barang bersubsidi harus didistribusikan  tertutup. Jadi yang berhak membeli didata diverifikasi dan dikasih kartu. Jumlah Rumah Tangga Miskin saya yakin pemda sudah ada datanya by name by address, karena pada APBD Tahun Anggaran 2015 ada dua SKPD yang menganggarkan pendataan rumah tangga miskin masing-masing di Bappeda dan Dinsosnakertrans”, Pungkasnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *