PERISTIWA

Ini Kata Diky Chandra Soal Musibah Banjir Bandang Cimanuk

Salah seorang ibu korban banjir tiba-tiba memeluk Diky dan menangis haru, foto jmb
Salah seorang ibu korban banjir tiba-tiba memeluk Diky dan menangis haru, foto jmb

Gapura Garut ,- Megnet aktor ganteng Diky Chandra yang juga mantan wakil bupati Garut masih sangat kuat dihati warga Garut. Saat tiba Kamis (22/9/2016) mengunjungi Kampung Cikisik, Kelurahan Paminggir Kecamatan Garut Kota, Diky disambut antusias warga yang mengaku sangat merindukan sosok mantan pemimpin Kabupaten Garut tersebut.

Sebelum tiba mengunjungi korban banjir di Kampung Cikisik, Diky Candra terlebih dahulu mengunjungi beberapa titik bencana banjir bandang, diantaranya RSUD dr Slamet Garut, Asrama TNI Lapang Paris, Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung Ciawitali Tarogong Kidul.

Warga Kampung Cikisik mengaku senang dan tidak menyangka bakal kedatangan sosok idola mereka selama ini yang banyak dilihat dilayar kaca pasca mundur dari jabatannya sebagai wakil Bupati Garut.

Sebagian besar warga setiap lorong yang dilintasi Diky mereka meminta berfoto bersama. Selain mengunjungi posko bantuan di Pos RW 08 Kaum lebak, Diky juga mendatangi tempat penampungan korban di mesjid Ar-Rivan.

Selanjutnya Diky mengunjungi langsung lokasi terdampak di kampung Cikisik, dimana berbarengan dengan kedatangan Diky dilokasi tersebut,   kembali ditemukan jenazah korban banjir berjenis kelamin perempuan yang diperkirakan  berumur sekitar 60 tahun. Jasad yang sudah membengkak tersebut tersangkut  direruntuhan bangunan yang rata setelah diterjang amukan air sungai Cimanuk.

Diky yang juga sempat dimintai tanggapannya oleh para wartawan mengatakan bahwa persoalan banjir atau bencana lainnya ada hitung hitungan atau ilmu alam yang dibuat para leluhur, namun oleh sebagian besar orang mungkin dianggap kuno, padahal  sebetulnya sangat bermanfaat untuk mengenali alam, mengantisipasi jika alam murka.

“Mudah mudahan kemajuan alam atau kemajuan teknologi, dengan makin banyaknya orang pintar dengan banyak gelar, tidak melupakan kultur atau budaya yang ada di tiap daerah, utamanya di tatar sunda, khususnya di Garut,”Kata Diky mengawali perbincangan dengan sejumlah wartawan.

Menurut Diky, sungai Cimanuk tersebut  berkaitan dengan empat Kabupaten yaitu Garut sebagai hulu dan hilirnya ada di Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Indramayu, semua kabupaten itu harus bisa merawat sungainya.

“Jika melihat bencana banjir badang yang terjadi saat ini, kecil kemungkinan secara akal sehat luapan air bisa setinggi ini, tapi mungkin ada hitungan hitungan alam yang dilanggar jadi terjadilah seperti ini,” Ungkapnya.

Diky berpendapat, ada beberapa hal yang mungkin harus dipikirkan oleh para ahli, mereka harus berkolaborasi, karena yang terjadi saat ini bukan mistis tapi sains, pasti ada solusi dan antisipasi untuk menangkal bencana seperti ini supaya tidak terjadi lagi.

“Mudah mudahan pemerintah pusat, provinsi dan daerah bersinergi agar bisa saling membantu, semoga Presiden dan Gubernur segera membantu 4 kabupaten yang dilalui sungai Cimanuk supaya bisa ditata sungai Cimanuknya dengan baik,” harapnya.

Lebih lanjut Diky menegaskan,  hari ini bukan konteks menyalahkan orang atau pihak lain, tapi bagaimana segera dapat memperbaiki kerusakan yang telah terjadi,

“jangan suka menyalahkan kalau air mampir ke rumah kita, karena jalan airnya kita halangi,” pungkasnya.***Yuyus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *