PERISTIWA

Pemkab Garut Tunggu Hasil Kajian PVMBG Terkait Lokasi Relokasi Korban Banjir

suasana lokasi bekas genangan banjir gambar dari udara, foto istimewa
suasana lokasi bekas genangan banjir gambar dari udara, foto istimewa

Gapura Garut ,- Hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terkait keamanan tempat relokasi bagi pengungsi korban banjir bandang Garut, hingga kini masih ditunggu pihak Pemerintah Kabupaten Setempat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut Iman Alirahman menyebutkan, ada tiga lokasi yang disiapkan pihaknya  untuk pembangunan rumah susun bagi pengungsi yaitu dikawasan Pamoyanan Kecamatan Tarogong Kidul, Kelurahan Margawati Kecamatan Garut kota, dan Kecamatan Karangpawitan.

“Di Pamoyanan luas lahan yang tersedia sekitar 4.000 meter persegi, di Margawati sekitar 2 hektare (ha), dan di Karangpawitan 5.000 meter persegi. Untuk tiga lokasi alternatif ini, kami butuh kajian makanya melibatkan tim dari PVMBG,” Sebut Iman, Jumat (30/9/2016).

Sejumlah aspek dalam penentuan lokasi reloasi tersebut lanjut Iman perlu diperhatian  termasuk risiko bila menempati kawasan itu dalam jangka waktu yang lama. Rekomendasi dari PVMBG sendiri setidaknya akan keluar setelah tim melakukan penelitian selama 10 hari.

“Nanti itu akan ada rekomendasi (dari PVMBG), di mana lokasi yang aman dari pergeseran tanah, banjir, longsor dan lainnya, itu masih kita tunggu. Di saat yang bersamaan, secara bertahap kami melakukan pendekatan kepada masyarakat. Berkenaan dengan rumah susun, kami membuat site plan bersama Kementrian Pekerjaan Umum (PU),” ungkapnya.

Iman menambahkan keperluan seluruh biaya untuk pembangunan rumah susun akan ditanggung oleh Kementrian PU. Pemerintah daerah hanya menyediakan lahan untuk digunakan sebagai lokasi rumah susun tersebut

“Pemerintah daerah hanya menyediakan tempat saja. Kalau dihitung-hitung, pembiayaan pembangunan satu tower rumah susun yang ada di Cilawu yang dimulai pada 2012 lalu itu misalnya, mencapai Rp5 miliar hingga Rp6 miliar. Sekarang tinggal dikalikan saja, berapa tower yang akan dibangun pemerintah, tidak lupa dengan mempertimbangkan perhitungan nilai bahan bangunan saat ini,” Tuturnya

Sementara itu berdasarkan data dari Posko Utama Penanggulangan Bencana, Makodim 0611 Garut, jumlah warga yang mengungsi sebanyak 2.525 jiwa. Iman mengaku, jumlah warga yang mesti direlokasi ini kemungkinan bertambah karena sebagian besar dari mereka masih menetap di bantaran Sungai Cimanuk.

“Pihak berwenang telah mengeluarkan keputusan bahwa permukiman di sepanjang bantaran Sungai Cimanuk merupakan wilayah berbahaya bencana banjir. Jumlah rumah rusak ini bisa diketahui dengan banyaknya pengungsi karena pendataan dilakukan dengan cara by name by address. Sementara masih banyak sebenarnya yang rumahnya tidak rusak, kondisinya masih bagus, namun harus direlokasi karena mereka tinggal di bantaran sungai yang masuk wilayah rawan. Penghitungan terhadap mereka juga harus dilakukan,” Tegasnya.

Keputusan melakukan relokasi bagi korban banjir bandang Garut tersebut juga diperintahkan Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungannya di Garut meninjau langsung lokasi terkena banjir serta para warga korban banjir pada Kamis 29 September 2016.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *