PERISTIWA

Rukoyah Warga Purwakarta Pengikut Dimas Kanjeng Masih Bertahan di Padepokan

Seorang wartawan mengabadikan sticker bergambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi dipintu rumah Rukoyah warga Purwakarta, foto Deni
Seorang wartawan mengabadikan sticker bergambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi dipintu rumah Rukoyah warga Purwakarta, foto Deni

Gapura Purwakarta ,- Pihak keluarga Rukoyah (55) salah seorang korban yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang kini masih bertahan di padepokan tempat penggandaan uang tersebut, secepatnya  akan segera menjempur Rukoyah.

Pihak keluarga mengaku sangat mengkhawatirkan kondisi Rukoyah yang kini telah berusia 55 tahun. Sementara itu kondisi rumah Rukoyah sejak ramainya pemberitaan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang kini menjadi tersangka pihak kepolisian terlihat sepi, Minggu (9/10/2016).

Agus Permana, anak pertama Rukoyah, yang menempati  rumah toko bersebelahan dengan rumah Rukoyah berharap, keluarga segera bisa menjemput ibunya yang masih berada di padepokan.

“Saya khawatir dengan kondisi ibu yang sudah tua, mudah-mudahan bisa segera dijemput,” kata Agus.

Agus sendiri mengakui, ibunya terakhir kali berangkat sekitar dua bulan lalu dan kabarnya hendak menuju daerah Jawa Timur. Namun, hingga saat ini keluarga tidak mengetahui pasti tujuan dan aktivitas ibunya selama ini apabila pergi ke luar daerah.

“Kami menganggap ini sebagai musibah. Jelas, Ibu merupakan korban Dimas Kanjeng dan hingga kini masih bertahan di padepokannya,”ungkapnya.

Dugaan Rukoyah menjadi korban pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi tersebut diperkuat adanya stiker bergambar Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang menempel di pintu depan rumah Rukoyah yang sepi penghuni.

Keluarga Rukoyah pun meminta selain adanya rencana upaya keluarga untuk menjemput langsung ke padepokan, juga  berharap ada bantuan dari Kepolisian atau Pemerintahan Probolinggo untuk membantu mengembalikan Rukoyah.

“Kami juga berharap kepolisian setempat mengupayakan pemulangan secepatnya terhadap para korban pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan di padepokan.”Tukasnya.***Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *