PERISTIWA

Banjir Rendam Areal Pesawahan, Petani Keluhkan Gagal Panen

Areal pesawahan tertutup luapan banjir dari luapan sungai Citapen, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar – Ratusan hektar areal pesawahan yang berada di wilayah dusun Pasirleutik RT 31/12 dan Lingkung Siluman Batu RT 39/18, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat  terendam banjir akibat meluapnya sungai Citapen.

Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari ini mengakibatkan sebagian padi di sawah masih terendam banjir. Sejumlah petani penggarap lahan sawah tersebut mengeluh karena dipastikan mereka akan mengalami gagal panen.

Seperti yang diungkapkan Komar (75) salah seorang  petani, mengaku bahwa banjir yang merendam sawahnya sudah berlangsung selama empat hari. Menurutnya sudah hampir tiga kali musim tanam ini sawah dia  mengalami kebanjiran.

“Milik saya sih hanya 300 bata, dan ini untuk yang ketiga kalinya saya tandur (tanam), namun karena banjir terus, Ini bakal  gagal panen lagi,”Kata Komar, Rabu (25/1/2017).

Keluhan yang sama juga diucapkan Uca (63). Menurtnya beberapa tanaman padi rusak, banjir yang menggenangi areal pesawahan membuat padi-padi siap panen menjadi busuk.

“Yang tergenang banjir kurang lebih ada 250 hektar, seharusnya dalam dua minggu ke depan petani sudah siap panen, namun karena banjir ini, petani pun terancam gagal panen,” ungkapnya.

Selain merendam ratusan hektar sawah, banjir ini pun merendam sepuluh rumah di wilayah tersebut.

Heri (50) tokoh masyarakat setempat mengatakan, bahwa banjir ini disebabkan oleh dangkalnya sungai Citapen, karena menurutnya sudah hampir sepuluh tahun belum ada pengerulan di sungai citapen tersebut, sehingga setiap turun hujan dipastikan air sungai meluap dan menyebabkan banjir.

“Sudah hampir sepuluh tahun sungai Citapen tidak dikeruk oleh petugas dari instansi terkait, sehingga setiap turun hujan di wilayah ini dipastikan kebanjiran,” kata Heri.

Warga berharap pemerintah melalui instansi terkait dapat melakukan normalisasi daerah aliran sungai, sehingga tidak terjadi pendangkalan sungai yang berakibat meluapnya air sungai ke pemukiman warga dan lahan pertanian.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *