NUSANTARA PERISTIWA

ACT Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung Bali

Para Relawan ATC segera distribusikan Bantuan Tanggap Darurat Pengungsi Gunung Agung, foto Istimewa

Gapura Nusantara , – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas Gunung Agung yang signifikan sejak Minggu 24 September 2017, telah tercatat 332 kali gempa vulkanik dalam, 211 kali gempa vulkanik dangkal, dan 43 gempa tektonik lokal mulai pukul 00.00 hingga 12.00 WITA.

Getaran gempa dirasakan warga di sejumlah wilayah pengungsian. Salah satunya adalah Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali yang terletak 12 km dari kawah Gunung Agung.

Menurut Kusmayadi selaku Koordinator Tim Disaster Emergency Relief Management ACT di lokasi pengungsian, guncangan gempa berskala kecil kerap terasa beberapa kali. Meskipun demikian, pengungsi dihimbau agar tidak terlalu panik dengan getaran gempa yang ada.

Desa Menanga menjadi titik aman pertama yang berlokasi 3 km dari zona merah rawan bencana, jumlah pengungsi desa tersebut telah mencapai hampir 500 jiwa.

Tim Disaster Emergency Relief Management ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di Bali telah memonitor kondisi titik-titik pengungsian di Desa Menanga. Para pengungsi di desa tersebut umumnya telah mengungsi sejak tiga hari yang lalu, yakni sejak Jumat 22 September 2017.

Mereka beristirahat di pendopo-pendopo dengan kondisi seadanya. “Kami juga telah mendistribusikan bantuan tanggap darurat seperti makanan siap saji, air mineral, dan susu kepada hampir 500 pengungsi di Desa Menanga. Kebutuhan pangan sangat mereka butuhkan saat ini,” ungkap Kusmayadi.

Menurut Kusmayadi, dapur umum amat dibutuhkan seiring dengan meningkatnya jumlah pengungsi per harinya. Dengan adanya dapur umum, akan lebih banyak pengungsi yang mendapatkan suplai makanan harian.

“Sabtu lalu 23 September 2017  kami sudah mendirikan Posko Tanggap Bencana Gunung Agung di Desa Menanga. Rencanya, kami juga segera mendirikan dapur umum dalam waktu dekat ini agar bisa menyuplai kebutuhan pangan pengungsi yang kian meningkat,” imbuh Kusmayadi.

Saat ini Tim DERM ACT dan MRI Bali telah mengerahkan sekitar 46 personelnya di lapangan. Koordinasi langsung dengan mangku adat, BNPB, posko pantau, dan aparat kepolisian juga terus dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung.

Sementara itu, Kepala PVMBG Kasbani mengungkapkan, tanda-tanda aktivitas gunung api terekam secara visual maupun instrumental. Dalam keterangannya analisis terakhir PVMBG mengindikasikan bahwa energi kegempaan vulkanik Gunung Agung terus meningkat dan memiliki potensi untuk meletus. Namun demikian, baik PVMBG maupun seluruh ahli gunung api di dunia, belum ada yang mampu memastikan kapan letusan akan terjadi, imbuh Kasbani.

Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Agung, warga yang memilih untuk mengungsi kian melonjak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat jumlah pengungsi telah mencapai 34.931 jiwa dan tersebar di 238 titik pengungsian di 7 kabupaten. Kebutuhan utama mereka antara lain makanan siap saji, sembako, perlengkapan tidur, air mineral, pakaian, popok bayi, pembalut wanita, susu, perlengkapan sanitasi, dan obat-obatan.***SNS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *