PERISTIWA

Oknum Kepsek Diduga Pukul Enam Siswanya Gara-gara Terlambat Masuk Kelas

Gapura Banjar , – Lantaran terlambat masuk kelas, RR (16) salah satu siswa SMKN 2 Banjar kelas X TGB 1 mendapat hukuman kekerasan dari kepala sekolahnya.

Kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh oknum kepala sekolah dengan cara memukul menggunakan sepatu ke arah kepalanya. Akibat kejadian tersebut, RR mengalami luka lebam di bagian wajahnya.

Kasus dugaan kekerasan terhadap anak di bawah umur ini, terjadi di lingkungan kampus SMK N 2 Banjar, Jumat (20/4/2018) sekitar pukul 07.00 WIB.

Akibat kejadian tersebut, RR mengalami trauma dan enggan masuk sekolah lagi, sehingga ia pun memilih ingin pindah ke sekolah yang lain.

RR mengatakan bahwa kejadian itu bermula ketika ia dan lima temannya terlambat masuk sekolah. Sampai di pintu gerbang sekolah ia dan temannya ditegur oleh oknum kepala sekolah berinisial MS. Kemudian ia dan temannya suruh jalan bebek.

Tidak hanya itu, ia dan lima temannya pun disuruh oleh oknum kepala sekolah tersebut untuk membuka sepatunya. Lalu mereka semua diminta untuk saling berhadapan dan saling memukul menggunakan sepatu masing-masing sebanyak empat kali.

“Kami disuruh berhadapan, kemudian kami disuruh saling pukul masing-masing dua kali, dua pipi kanan dan dua pipi kiri, kalau ada yang tidak keras memukulnya, kepala sekolah yang memukulnya dengan dalih contoh,” ujarnya kepada awak media saat mendatangi rumahnya di dusun Jajawar Kulon RT 5/1, Desa Jajawar, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, Sabtu (21/4/2018) malam.

Tidak hanya itu, selain saling pukul wajah dengan menggunakan sepatu, RR pun mengaku disuruh saling pukul paha dengan menggunakan sepatu yang sama. Ia pun meringis kesakitan lantaran paha yang dipukul tersebut adalah bekas dioperasi.

“Sakit banget, paha ini bekas operasi,” katanya.

Tak terima anaknya diperlakukan seperti itu, Ujang Ruhanda, orang tua RR langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak Satuan Reskrim Polresta Banjar. Ia meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus yang menimpa anaknya ini.

“Sudah bukan jamannya mendidik anak dengan cara seperti itu, mendapat laporan dari anak, saya pun langsung melaporkan kejadian ini ke polisi. Saya berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali, khususnya di dunia pendidikan,” katanya.

Saat dikonfirmasi awak media, Kepala SMKN 2 Banjar, MS, membantah jika dirinya melakukan kekerasan. MS mengaku bahwa dirinya hanya menyuruh para siswa yang terlambat masuk sekolah memukul paha kaki sebelah kirinya dengan menggunakan sepatu. Ia pun tidak menghitung jumlah pukulannya berapa kali.

“Itu tidak benar, saya hanya menyuruh memukul kaki kiri saja, dan ada saksinya,” akunya. ***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *