PROFIL

Asfahany : Baca Tulis Aksara Sunda Gampang-gampang Susah

Asfahany Maulida Syakria, kelas 2 IPA SMKN 1 Garut, Jawa Barat, Foto Doc Fany
Asfahany Maulida Syakria, kelas 2 IPA SMAN 1 Garut, Jawa Barat, Foto Doc Fany

Gapura Talenta,- Asfahany Maulida Syakria, adalah nama lengkap dari talenta muda yang kini masih duduk dikelas dua  Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Garut, Jawa barat. Gadis Kelahiran Tasikmalaya 12 April 1998 ini adalah salah satu siswi yang memiliki semangat untuk mendalami dan menekuni baca tulis Aksara Sunda, yang kini cenderung kurang diminati kalangan pelajaran diberbagai jenjang pendidikan yang ada.

Namun bagi Fany, panggilan akrab keseharian talenta kita yang satu ini, belajar baca tulis aksara Sunda adalah bagian penting dalam mempertahankan adat istiadat serta tatanan warga yang lahir tumbuh dan berkembang di tatar Pasundan atau wilayah Jawa barat.

“Kalau bukan kita generasi muda yang mempelajarinya, lantas siapa lagi yang akan mempertahankan identitas kita orang sunda”. Kata Fany saat dimintai tanggapannya seputar hoby baca tulis aksara Sunda tersebut, baru-baru ini.

Menurutnya, memang memepelajari baca tulis aksara Sunda sepertinya gampang-gampang susah, gampangnya karena selama ini Fany memang sangat menyukai baca tulis basa dan aksara sunda tersebut.

“Susahnya, karena sekarang orang-orang sunda sendiri sudah jarang menggunakan baca tulis sunda pada kehidupan sehari-harinya, kalaupun dipake lebih pada basa komunikasi saja jarang mengikuti undak usuk atau tata basa yang sesungguhnya, sehingga kita butuh belajar eksta”. Ungkapnya.

Imbalan dari hobi baca tulis aksara sunda, Fany sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas satu, menjuarai lomba “Maca jeung Nulis Aksara Sunda”, Tingkat Kabupaten Garut, Kemudian pada Tingkat SMA se Kabupaten Garut, Fany juga meraih juara pertama sekaligus mewakili Kabupaten Garut ke tingkat Provinsi Jawa Barat.

“Lomba ditingkat Jawa Barat, saya hanya meraih juara ke dua, karena memang saingannya banyak, meski skor dengan juara pertama sangat tipis saat itu”. Ucapnya.

Bagi gadis yang memiliki banyak cita-cita ini, menekuni baca tulis aksara sunda adalah bagian dari salah satu cita-citanya untuk menjadi salah seorang budayawan Sunda dimasa mendatang.

Khusus untuk para generasi muda, Fany mengajak untuk senantiasa melestarikan budaya dan aneka ragam kekayaan warga sunda sehingga dimasa mendatang, orang-orang sunda tetap eksis menjadi bagian dari sejarah Republik Indonesia.

“Hana Nguni, Hana Mangke, Tan hana nguni, Tan hana Mangke, aya ma beuheula, aya tu ayeuna, henteu ma baheula, henteu tu ayeuna. Hana watang, tan hana tunggak tan hana watang, hana ma tungugulna  aya tu catangna”. Ini deretan  kata-kata  yang diucapkan gadis mungil pemilik bintang Aries.  Rupanya deretan kata kata itulah salah satu yang menjadi motivasi dalam perjalannnya mau mempelajari hingga akhirnya gemar baca tulis aksara Sunda.

“Itu artinya, ada dulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada masa silam, maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya”, Ucap Fani sambil mengurai singkat makna filosofi yang dipahaminya

Menurutnya, kata-kata  peningalan para pujangga sunda tersebut, memberikan isyarat bahwa bagaimanapun keadaanya, dan pada era apapun menjalaninya, kita harus tetap mengingat dan menghargai masa lalu, karena tidak mukin ada masa kini.

“Ini yang membuat saya selalu ingin belajar dari sejarah, serta membuat sejarah baru untuk kemudian dimasa mendatang menjadi masa lalu yang patut dibanggakan”. Pungkasnya.***Mira

1 Comment

  • Yusron Fauzi September 27, 2014

    Keren. Jarang anak muda seperti neng Hany, semoga anak asuh kami bisa juga belajar aksara Sunda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *