PROFIL

Nana Suryana Penggila Tanaman Bonsai Kota Banjar

Tanaman-tanaman Bonsai yang sangat indah dan menarik, foto Hermanto
Tanaman-tanaman Bonsai yang sangat indah dan menarik, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar , – Bonsai adalah sebuah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dengan tujuan membuat miniatur yang mirip dari bentuk pohon besar yang sering kita temukan di alam bebas. Karena banyak nilai seninya, maka tidak heran, di Kota Banjar  kini banyak bermunculan para penggila bonsai, hingga seni membonsai kembali menggeliat.

Salah satu penggemar Bonsai di Kota Banjar adalah Nana Suryana yang juga menjabat  Wakil Ketua DPRD Kota Banjar. Meski sibuk dengan jabatannya di DPRD namun ia  masih sempat menyisihkan waktunya untuk memelihara dan mengurusi sekitar seratus koleksi bonsai miliknya.

Bagi kalangan pecinta Bonsai diwilayah Kota Banjar dan sekitarnya sosok Nana Suryana adalah salah seorang penggila bonsai yang sudah sangat lama.

Pria yang tinggal di Dusun Randegan, Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar saat ditemui tampak  sangat menikmati  sekitar seratus koleksi bonsai bernilai seni tinggi yang terawat rapih di tempat tersebut.

Adapun jenis bonsainya yakni Serut, Beringin, Anting Putri, Kaliage, Cemara, Chinensis, Sianci, Kemuning, Mustam, Kawista, Asem Jawa, Jeruk Kingkit, Pusu, Hokiantie, Soka, dan lain-lain. Ia mengaku menyukai tanaman kerdil ini sejak tahun 1991.

“Sejak tahun 1991 saya mulai menyukai bonsai, ketika saya masih bujangan,”Kata Nana, Senin (17/10/2016).

Menurut pria kelahiran 16 Mei 1969 ini, bonsai bukan hanya sekedar teknik budidaya tanaman saja, melainkan harus mencakup juga unsur seninya.

“Tidak hanya terlihat sebagai tanaman yang indah saja, bonsai bernilai tinggi akan terlihat dari karya seni yang menarik,”imbuhnya.

Nana menyebutkan  bonsai yang bernilai tinggi dan memiliki harga jual mahal yakni yang memiliki keunikan di bagian batang dan akar serta tanaman yang memiliki umur panjang.

“Tidak sembarang tanaman yang bisa dijadikan tanaman bonsai, karena ada proses serta syara-syarat tertentu supaya jenis tanaman bonsai tampak menarik dan unik,”ucapnya.

Bonsai juga mengajarkan tentang pentingnya konsistensi dan menghargai proses, Lanjut Nana karena dalam membentuk tanaman tentu saja memakan waktu lumayan cukup lama. Lelahnya saat berproses itu akan terbayar oleh kepuasan ketika mendapati tunas batang atau ranting muncul dan tumbuh sesuai dengan yang diinginkan.

“Rutinitas sebagai wakil rakyat terkadang  membuat saya penat dan jenuh, untuk mengatasi hal itu saya sering berlama-lama merawat atau memandangi bonsai-bonsai koleksi saya di kalang,”Tuturnya.

Nana pun menilai bahwa membonsai merupakan seni yang menuntut kita untuk melakukan kreasi membentuk rupa tiga dimensi. Hanya saja bonsai tak bisa dibilang seni rupa, karena intervensi manusia dalam rekayasa sangat terbatas, karena tanaman merupakan mahluk hidup.

“Saya akan sangat senang ketika hasil kreasi dan daya cipta dalam membentuk bonsai yang kita miliki diapresiasi oleh orang lain,”ucapnya.

Kesibukannya dalam mengolah bonsai, ia tak kenal waktu senggang. Nana lebih suka melakukan training atau pembentukan sendiri dalam membonsai. Hal ini karena ia suka dengan bonsai yang masih setengah jadi, sehingga dapat menghadirkan tantangan untuk menggarapnya sampai dianggap jadi.

“Bonsai menuntut hak untuk diperlihara dengan baik. Penggemar bonsai memiliki tanggungjawab untuk membuatnya tetap hidup, karena sudah mencerabut dari habitatnya yang alamiah dipindah ke lingkungan manusia,” katanya.

Kini koleksi-koleksi bonsai miliknya kerap mengikuti event lomba, hasilnya dari bonsai yang dilombakan, sudah mendapat tawaran dari para pecinta tanaman bonsai di berbagai daerah, mulai dari yang menawar jutaan hingga puluhan juta rupiah.

“Banyak sih yang sudah menawar, kebanyakan mereka dari luar Banjar,”pungkasnya.***Hermanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *