PROFIL

Sejak Lama Sejumlah Teror Membuntuti Novel Baswedan

Novel Baswedan saat hendak diberangkatkan ke Singapura guna menjalani pengobatan akibat siraman air keras, foto Istimewa

Gapura Seleberita ,- Nama Novel Baswedan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyeruak lantaran insiden penyerangan dengan air keras membuatnya mendapatkan ancaman serius.

Novel yang menjadi salah satu penyidik senior KPK, memang memiliki rekam jejak yang gemilang saat menangani sejumlah kasus korupsi besar yang menyeret lingkaran elit negeri ini.

Dalam catatan yang ada Novel adalah satu penyidik KPK  yang terus menerima teror percobaan pembunuhan berkali-kali’.

Teror air keras yang dialami novel pekan lalu merupakan rangkaian percobaaan ‘pembunuhan’ yang sudah dilancarkan sejak beberapa tahun silam.

Upaya kriminalisasi terhadap novel sudah sangat nampak saat ia menangani kasus dugaan korupsi Simulator SIM di Korlantas Polri tahun 2012. Kala itu novel juga sempat dijadikan tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan di Bengkulu 2004 saat ia menjabat Kasat Reskrim.

Kriminalisasi dan teror juga diterima novel, waktu memimpin penangkapan Bupati Buol, Amran Batalipu pada bulan Juni 2012, mobil yang ditumpangi Novel Baswedan diserang loyalis Amran dan ditabrak dengan mobil lainnya.

Semenjak itu teror terhadap Novel Baswedan terus berdatangan, seiring kiprahnya dalam menjalankan tugas pemberantasan korupsi di negeri ini.

Novel seperi telah terbiasa jika dibuntuti orang tak dikenal, baik menuju atau pulang kantor. Hingga nasib nahas yang terbaru menghampiri novel teror air keras mendarat di wajah Novel.

Akibatnya Novel mesti mendapat perawatan sampai ke Singapura. Dokter menyebut penglihatan Novel masih kabur akibat terpapar air keras, pandangan matanya masih di bawah 50 persen.

Novel diketahui memilih menanggalkan seragam coklat untuk bergabung sebagai bagian dari lembaga yang baru berdiri pada 2004. Dia kini menjadi penyidik tetap KPK dan mengetuai tim satgas untuk kasus korupsi e-KTP.

Korupsi e-KTP disebut sebut menyeret lingkaran elit yang turut serta menikmati uang haram bernilai triliunan rupiah.

Novel kini terbaring di ranjang rumah sakit di Singapura. Penglihatan Novel masih belum terang benderang. Namun, keteguhannya memberantas korupsi sudah dirinya wakafkan untuk negeri ini.

Pemerintah sudah memastikan bahwa biaya pengobatan Novel di Singapura ditanggung negara. Pemerintah pun meminta agar Novel dicarikan pengobatan yang terbaik.

Semoga cepat pulih dan kembali menuntaskan para bandit pengemplang uang rakyat segera diseret kemeja hijau.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *