RAGAM

Mahasiswa Thailand Belajar Agroekologi di Pesantren Ath-thaariq Garut

Sejumlah mahasiswa asal Tahailand dan Myanmar antusias mengikuti pembelajaran di pesantren ath-thariq, foto marnoto
Sejumlah mahasiswa asal Tahailand dan Myanmar antusias mengikuti pembelajaran di pesantren ath-thariq, foto marnoto

Gapura Garut ,- Pondok Pesantren Ath-Thaariq yang berada di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut terlihat berbeda dari biasanya. Jika sehari-harinya pesantren tradisional berbasis alam tersebut mengasuh para santri setempat, kali ini tampak berbeda menyusul datangnya  sejumlah mahasiswa dari Thailand.

Bagi pihak pengelola pesantren Ath-thariq kedatangan mahasiswa dari luar negeri merupakan hal hal yang biasa karena sebelumnya juga pesantren pernah kedatangan sejumlah mahasiswa dari Francis dan Swedia.

Menurut Ustadz Ibang Lukman Nurdin pemilik dan pengasuh pondok pesantren Ath-tariq kedatangan  para pelajar atau mahasiswa dari Thailand kali ini untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan dipesantrennya.

“Mereka selama tujuh  hari kedepan akan belajar mengenai agroekologi. Hampir tiap bulan kami  kedatangan mahasiswa dari luar negeri, bahkan sebelumnya kita juga kedatangan tamu dari perwakilan kementrian agricultur dari Prancis yang belajar agroekologi,” Kata Ust. Ibang saat di temui Selasa (2/8/2016).

Ust. Ibang menyebutkan  materi yang diberikan kepada para mahasiswa yang datang dipesantrennya adalah politik ekologi, ekologi menurut Islam, Islam dan Ekologi, desain fermakultur, pembenihan, pembuatan pupuk organik dan herbal. Sedangkan yang menjadi pematerinya adalah dirinya dan juga istrinya Nissa Sa’adah Wargadipura.

“Mahasiswa ini ada yang dari Filipina, Myanmar dan juga Thailand. Materi pelajaran yang utama adalah mengenai agroekologi pengelolaan tanah yang berwawasan lingkungan, pesantren ini menjadi pesantren gerakan agroekologi di Indonesia dan juga sebagai pusat bank benih di Indonesia”, Ungkapnya.

Sementara itu menurut Aot (24) salah eorang Mahasiswa asal  Thailand mengatakan walaupun dirinya non muslim, dirinya mengakui banyak mendapatkan manfaat dari pembelajaran yang diperoleh dipesantren ini.

“Saya pernah belajar di Jogja, Klaten, Semarang, Bandung, Bogor dan baru kali ini di Garut bisa merasakan keindahan alam semesta. Selain itu merasa bisa dicintai Tuhan ketika bisa bersahabat dengan alam karena alam semesta ciptaan Tuhan,” ujarnya saat ditemui usai mengikuti materi pelajaran.

Aot juga menyebutkan jika  dirinya usai belajar di Pesantren ini akan mempraktekan hasil belajar tersebut dinegaranya,   baik mengenai penanaman benih, bagaimana membuat pupuk yang baik untuk tanaman dan pohon.

“dari pelajaran yang saya dapat, saya akan mempraktekan nanti dirumah di Thailand,”Ucapnya.

Para mahasiswa tersebut dengan antusias mengkuti berbagai program dan materi yang disampaikan dipesantren.***Marnoto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *