RAGAM

Ajarkan Toleransi Sejak Dini, Bupati Ajak Siswa Beda Agama Makan Bersama

Para siswa beda agama saat makan bersama-sama, foto Deni
Para siswa beda agama saat makan bersama-sama, foto Deni

Gapura Purwakarta ,- Purwakarta semakin menegaskan identitasnya sebagai kabupaten yang terus berupaya menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Salah satunya ditunjukkan dengan kegiatan mayoran atau botram (makan bersama) yang dilakukan para pelajar lintas agama di Bale Paseban, Pendopo Purwakarta, Kamis (3/11/2016).

Uniknya sebelum acara  makan bersama dimulai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi  meminta seorang pelajar mewakili agamanya masing-masing untuk memimpin doa secara bergiliran.

Istimewanya lagi, meski disampaikan dengan cara yang berbeda dan bahkan bahasa yang juga beda, namun pada intinya doa-doa yang dipanjatkan tersebut memiliki makna kebaikan dan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.

“Merinding dan nangis saya mendengarnya,”Kata  Bupati Purwakarta yang tampil nyentrik dengan dandanan Khas Sundra dan akrab dipanggil kang Dedi ini.

Perwakilan masing masing siswa selanjutnya dipanggil Kang Dedi untuk mewakili masing-masing agama agar berbagi pengalaman yang dirasakannya selama menjadi warga Purwakarta.

Dengan jujur para siswa menuturkan pendapatnya,  selain menyampaikan pujian atas pembangunan infrastruktur dan keindahan taman kota, para siswa juga ada yang menyampaikan kritikan langsung kepada Kang Dedi.

Di antaranya ada yang mengkritik masih banyaknya pengangguran di Purwakarta. Ada pula yang mengkritik masih sering terjadinya tawuran antar pelajar, bahkan masih ada pelajar yang masih mengenakan kendaraan roda dua (motor) pergi kesekolah.

Hebatnya, Kang Dedi mengapresiasi langsung kritikan tersebut dan bahkan menghadiahi tiap-tiap siswa dengan kadeudeuh yang ia serahkan langsung.

Memasuki acara utama, yakni makan bersama (botram), seluruh pelajar lintas agama tersebut saling berbaur, duduk berjajar, dan saling berhadapan. Menu yang disediakan berupa sate Maranggi dan bekal dari rumah masing-masing dinikmati bersama-sama.

Mereka juga saling menyuapi satu sama lain. Khusus bagi siswa beragama Hindu disediakan sate Maranggi (daging) kambing.

“Ini adalah bagian rangkaian kegiatan Satgas Toleransi Purwakarta. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memupuk rasa toleransi sejak dini antar pelajar yang berbeda agama. Sehingga mereka bisa mengerti makna saling berbagi dan saling menghargai,” Tegas Kang Dedi.***Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *