RAGAM

Bagi Para Seniman, Kota Banjar Sudah Saatnya Memiliki Gedung Kesenian

Panggung Kesenian yang seyogyanya digunakan untuk para seniman namun jarang digunakan kerena lokasinya berdekatan dengan Pusdai, foto Hermanto
Panggung Kesenian yang seyogyanya digunakan untuk para seniman namun jarang digunakan kerena lokasinya berdekatan dengan Pusdai, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar , – Kota Banjar merupakan sebuah kota kecil yang terletak di ujung timur provinsi Jawa Barat. Kota ini hanya memiliki empat kecamatan yakni Kecamatan Banjar, Kecamatan Purwaharja, Kecamatan Pataruman, dan Kecamatan Langensari.

Meski hanya memiliki empat kecamatan, namun kota kecil dengan segudang prestasi ini belum memiliki gedung kesenian yang refresentatif untuk berbagai kegiatan seni dan hiburan.

Padahal, Kota Banjar memiliki geliat seni dan budaya dengan para senimannya yang beraneka ragam dan cukup mumpuni, mulai dari kesenian tradisional hingga kesenian modern semuaya tumbuh dan berkembang di Kota berjuruj Idaman ini.

Sekretaris Komunitas Musik Banjar (KMB), Eppie Aban mengatakan, bahwa Kota Banjar memang sangat membutuhkan gedung kesenian. Menurutnya, dengan adanya gedung kesenian, pelaku seni dapat menciptakan sebuah karya seni untuk bisa dinikmati.

“Karya seni itu harus bisa dieksplore lewat sebuah pertunjukan, sehingga dalam hal ini bisa untuk menginspirasi orang berkali-kali dan akan berlangsung terus menerus,”ujarnya.

Hal yang sama juga datang dari Komunitas Banjar Drum Perkusi (BDP), Ivan Hervian. Menurutnya, gedung kesenian dibutuhkan sebagai ruang ekspresi dan edukasi untuk berkreatifitas dalam mencurahkan ide dan gagasan bagi para penggiat seni, serta mengasah kemampuannya melalui wahana dan sarana yang tepat.

“Para pelaku seni juga butuh ruang apresiasi, setidaknya jika Kota Banjar memiliki gedung kesenian sendiri, geliat seni di kota Banjar akan lebih hidup dan eksis,”katanya.

Hal senada juga dikatakan Ketua Banjar Guitarist Society (BGS), Johansyah. Ia menuturkan, bahwa setiap ada pertunjukan seni tradisional atau seni modern, para pelaku seni ini lebih sering pentas di pinggir jalan atau di lapangan terbuka. Hal ini tentunya membuat miris khalayak.

“Coba lihat sekarang, banyak pelaku seni yang mementaskan karya-karyanya di tempat terbuka seperti lapangan atau pinggir jalan, terus terang dengan kondisi seperti ini sangat terlihat miris sekali,”tuturnya.

Sementara itu, Ketua Teater dan Film Kota Banjar, Arif Genggong Boyke mengatakan, apabila fasilitas gedung kesenian ada, maka pelaku seni bisa mempertunjukan karya-karyanya di tempat terpusat. Meski di Kota Banjar sudah memiliki panggung seni, namun menurutnya para seniman sadar diri karena panggung tersebut tepat berada di areal Pusat Dakwah Islam (Pusda’i).

“Sebagai seorang seniman, kami lebih menghargai tempat beribadah dan kami tidak mungkin manggung disana (areal Pusda’i), sehingga menurut saya pembangunan panggung seni di sana terkesan mubazir,”terang Arif yang kini tengah menggarap sebuah film action di Kota Banjar.

Arif menambahkan, kini banyak para pelaku seni Banjar lebih berkembang di luar, seperti jakarta, Bandung, dan beberapa daerah lainnya. Karena fasilitas untuk berkreasi seni lebih banyak tersedia di luar sana.

“Para pelaku seni kini lebih berkembang di luar, hal ini karena tidak didukungnya dengan fasilitas seni di Kota Banjar,”imbuhnya.

Masih kata Arif, penyebab pudarnya seni budaya di Kota Banjar, karena diakibatkan dari sedikitnya ruang bagi para pelaku seni untuk berkarya dan berkreasi. Sehingga masyarakat pun tidak akan mengenali kesenian-kesenian tersebut, apalagi dengan para remaja atau generasi muda di jaman sekarang.

“Kami berharap kepada Pemkot Banjar untuk secepatnya bisa membangun gedung kesenian, sehingga dari seni teater, tradisional, maupun modern dapat dinikmati sebagai hiburan bagi masyarakat,”pungkasnya.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *