SENI HIBURAN

Dangiang Galuh Pakuan, Hibur Warga Kota Banjar

Salah satu agedang dalam pentas Seni Dangian Galuh Pakuan, Jumat (31/10/2014) foto Hermanto
Salah satu agedang dalam pentas Seni Dangian Galuh Pakuan, Jumat (31/10/2014) foto Hermanto

Gapura Kota Banjar ,- Pementasan Kesenian dari Grup Dangiang Galuh Pakuan pimpinan tokoh budaya Jawa Barat yang juga bupati Purwakarta, H Dedi Mulyadi,  berhasil menghibur warga Kota Banjar, Jawa Barat, Jum’at (31/10/2014) malam.

Pagelaran seni yang memadukan unsur tari-tarian khas sunda dengan musikalisasi puisi berisikan nyanyian khas sunda, semuanya berhasil memadukan sentuhan musik tradisional dengan modern yang menghasilkan irama unik dan menarik buat para penontonnya.

Acara yang berlangsung di Taman Kota ini, berhasil memukau ribuan  penonton yang hadir. Kehadiran panggung cukup megah dengan tata lampu yang gemerlap memberikan warna pertunjukan yang mewah dan menghibur.

Dangiang Galuh Pakuan merupakan grup kesenian yang konsisten dalam budaya sunda, hal ini memiliki arti mendalam, yakni selama manusia konsisten, pasti bisa hadir suatu kewibawaan.

Digawangi langsung oleh Dedi Mulyadi yang berperan sebagai dalang yang membuat harmonisasi laku peran bagi para anggota grup Dangiang Galuh Pakuan. Tidak hanya itu, Dedi juga sukses menggandeng Si Ohang pelawak berlogat Sunda yang ngocol dan lucu, sehingga seluruh penonton dibikin ngakak dengan banyolan-banyolan khas si Ohang.

Ditengah pagelaran, Dedi tidak ragu untuk mengambil penonton dari kalangan anak-anak dan seorang ibu untuk naik keatas panggung.

“Saya mengambil penonton keatas panggung, biasanya seorang ibu- ibu dan anak-anak, karena seorang ibu adalah manusia yang pekerja keras dan melindungi anak, jika anak-anak saya mengingat kembali waktu saya kecil dulu,”Kata Dedi disela-sela pementasannya.

Pada saat seorang ibu yang bernama Emi (40) diajak untuk naik ke panggung, Dedi menanyakan pekerjaan serta kesibukan apa yang sehari-hari dikerjakan oleh ibu tersebut. Pertanyaan tersebut langsung dijawab, bahwa ibu tersebut adalah seorang pengamen yang sehari rata-rata mendapat 30 ribu rupiah untuk memberi nafkah ketiga anaknya.

Dedi pun terharu mendengar cerita Emi, sehingga suasana hening sejenak saat Dedi merangkul ibu tersebut dan meneteskan air mata. Dedi tidak sungkan, ia memberikan modal sebanyak 2 juta rupiah kepada ibu tersebut, dan diikuti oleh para OPD yang hadir di acara tersebut. uang Emi dari sumbangan tersebut berhasil mengumpulkan hingga 5,2 juta rupiah. Dalam hal ini, membuat suasana menjadi haru, bahkan banyak para penonton yang menitikkan air mata.

“Saya tidak bermaksud untuk pamer atau sejenisnya, namun hal ini dilakukan karena murni ingin membantu masyarakat yang sedang membutuhkan,”katanya sambil mengusap air mata.

Setelah selesai, Dedi bersama grupnya melanjutkan pagelarannya kembali, ia mengakui bahwa kesenian sunda ini sudah dicintainya sejak dulu. Dedi pun akan terus berkeliling Kota di Jawa Barat, untuk terus membumikan budaya-budaya sunda.

“Sesibuk apa pun, saya akan selalu meluangkan waktu untuk berkeliling Jawa Barat dengan meniupkan ruh-ruh budaya sunda,” pungkasnya.*** Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *