SENI HIBURAN

Peringatan Kelahiran Nike Ardilla : Sandiwara Belia Cantik Dari Magelang

Sebuah adegan sinetron “Impian Pengantin 2” tayangan RCTI. Dari kiri: Yoyo Dasriyo, Elly Subardi, Hana Marlina dan (alm) Harun Syarief.  Tokoh “Intan” untuk (alm) Nike Ardilla digantikan pemain lain. (Foto Hendra Balai)
Sebuah adegan sinetron “Impian Pengantin 2” tayangan RCTI. Dari kiri: Yoyo Dasriyo, Elly Subardi, Hana Marlina dan (alm) Harun Syarief. Tokoh “Intan” untuk (alm) Nike Ardilla digantikan pemain lain.
(Foto Hendra Balai)

Peringatan Kelahiran Nike Ardilla Bagian Ke 18

Oleh: Yoyo Dasriyo

Gadis itu terdiam memandangi saya. Saat itu, Denny Sabri tengah berpaling. Komunikasi sempat kurang sehat, karena salah faham. Saya sarankan, agar gadis rupawan itu melacak ke rumah Rieke Diah Pitaloka, atau ke artis lainnya di Garut. Namun, gadis itu mengaku mau balik ;lagi ke Magelang. Sempat saya menahan mereka, untuk menunggu sampai besok. Riskan, jika malam itu mereka pulang naik bis. Garut – Magelang, bukan jarak dekat. Saya ingatkan, jika tidak ada lagi kendaraan umum di terminal Garut, jangan sungkan untuk kembali ke rumah saya.

Gadis itu manggut, dan tersenyum. Berselang beberapa hari, suatu siang Rieke dengan seragam SMA menemui saya. “Tamu-tamu itu sebenarnya disuruh sama ‘Kang Denny Sabri. Pura-pura aja nyari dia..! Padahal, ‘Kang Denny nunggu di mobil..” Rieke tertawa. Letak rumah saya, memang tidak di pinggir jalan raya. Terhalang sebuah rumah lain. Masuk gang kecil, penghubung ke kawasan pemukiman penduduk. Saya tak bisa melihat mobil siapapun yang datang. Gadis yang berpura-pura mencari Denny Sabri itu, ternyata Nafa Urbach.

Nafa pendatang temuan baru Denny Sabri, yang dipertaruhkan sebagai pesaing Nike Ardilla. Bukan artis calon pengganti Nike! Saya tertegun. Bersyukur, tidak ngomong sembarangan ke gadis rupawan itu. Meski rumah saya bukan rumah gedongan, tapi dianggap Denny Sabri sebagai “rumah keramat” untuk pengorbitan sederet artis binaannya. Berulangkali Nicky Astria, Mell Shandy, mauoun Syania (Tutty Gareta), dihadirkan di rumah tua itu. Tak tahu pasti, apa Nafa Urbach masih ingat kunjungan sandiwaranya ke rumah saya di Garut?

Pernah jumpa sekilas di pentas musik di Tasikmalaya pun, tak sempat bertegur sapa. Waktu itu, suasana tidak memungkinkan, karena guyuran hujan dan tiupan angin kencang menerpa pentas musik. Nafa Urbach hilang dari batas pandang saya. Suatu hari, panitia show musik di Garut, menggelar pentas musik terbuka Nike Ardilla di Stadion “Jayaraga”. Tak tahu, siapa promotor show-nya! Pihak Nike pun tidak pernah mengabari saya. Entah kenapa. ! Pentas musik itu, sebenarnya peluang saya bisa menjumpai “mega bintang” itu.

Namun, saya biarkan saja. Tidak terusik menghubungi panitia. Di hari pentas musik Nike, saya asyik saja mengetik di rumah. Tak ada hasrat meliput pergelaran Nike. Sungguh tersentak, jelang sore (alm) RE Kusnadi ayah Nike Ardilla, bertandang ke rumah. Sosok ayah bintang besar yang selalu rendah hati itu bermohon maaf, karena Nike tak bisa menemui saya. “Si Eneng lagi istirahat dulu di Cipanas! Baru pulang dari Jakarta, terus ke Garut. Kecapean…! Sebentar lagi mau pawai artis keliling kota” tutur ayah Nike, sambil menyerahkan amplop titipan anak gadisnya.

Saya diundang datang ke Cipanas, atau langsung bertemu di tempat show. Tetapi, sore itu saya masih harus merampungkan berita, untuk segera dikirim via pos ke Jakarta. Sangat riskan, kalau tertambat memburu dead-line. Memang dilematis! Salahsatu harus dikorbankan. Saya pun memilih membiarkan peluang jumpa Nike di Cipanas, maupun di tempat show-nya. Pergelaran pentas Nike Ardilla dibiarkan berlalu. Tak pernah mengira, jika itu peluang penghabisan bertemu Nike. Namun tahun 1994 itu saya masih punya harapan “menebus” kekecewaannya.

Produser sinetron yang pernah menolak lanjutan lakon “Impian Pengantin”, balik meminta saya merampungkan skenario itu untuk segera diproduksi. Mendadak saya sibuk sendiri. Terlebih, karena skenario “Impian Pengantin II” itu, memang belum pernah saya sentuh lagi. Belum juga skenario itu rampung, rombongan kru dan artis sinetron sudah berdatangan ke Garut. Saya gelagapan. Di lain sisi, dihadapkan pula dengan kebimbangan dan tangis Rieke Diah Pitaloka. Pemeran “Artiah” dalam lakon terdahulu, harus melepas peran utamanya, karena lulus jadi mahasiswi Universitas Indonesia.

Jadwal produksi sinetron tidak bisa ditangguhkan lagi. Pemeran “Artiah” terpaksa digantikan Lucy Dahlia, adik kandung Lela Monica. Entah kenapa, kegelisahan merasuk pikiran saya untuk menggeser Nike Ardilla dari peran ”Intan”. Padahal dalam “Impian Pengantin 2”, saya targetkan untuk pemantapan peranan Nike. Namun, sang produser pun mengaku pesimis, untuk menghadirkan lagi Nike yang tengah laris diburu produser sinetron lainnya. Tokoh “Intan” lalu dimainkan Dian Novita, artis pendatang dari Bandung. *** (Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *