SENI HIBURAN

Menapak Jejak Rhoma Irama : Gunjingan Sumbang Membadai “Ani”

Aktor film watak El-Manik dan Yatie Octavia pemeran “Ani”, dalam sebuah adegan film Rhoma Irama yang menjual kekuatan aktingnya. (Istimewa).
Aktor film watak El-Manik dan Yatie Octavia pemeran “Ani”, dalam sebuah adegan film Rhoma Irama yang menjual kekuatan aktingnya. (Istimewa).

Menapak Jejak Rhoma Irama: Bagian (19)

Oleh: Yoyo Dasriyo

WAKTU itu, Rita belum bersuami. Namun terkabar sudah berumah tangga. Kembali Rita Sugiarto tertawa nyaring. dan cepat menepis kabar itu. “Ah jangan percaya,Kak! Anak-anak ‘Soneta” sih suka bercanda. Jangankan kawin, pacar pun belum punya! Nanti deh saya undang., kalau saya sudah mencapai puncak karier…” Lagi-lagi Rita tertawa renyah. Agaknya itu memang basa-basi saja, karena saya tidak pernah menerima undangan pernikahan yang dijanjikannya.

Rita Sugiarto memang hangat dan akrab dalam berbincang..Tutur katanya mengalir. Derai tawanya memecah suasana. Luwes dan dewasa. Saat itu dunia film nasional pun pernah melirik kepopuleran penyanyi dangdut di luar kubu “Soneta”. Sebut saja nama Latief M dalam film “Penglaris” dan “Hujan Duit”, dua judul lagunya. Ingat pula (alm) A Rafiq), yang dibintangkan di film :Pengalaman Pertama” dan “Karena Dia” karya apik Nico Pelamonia. Film seperti itupun terpicu dari kepopuleran lagu dangdutnya.

Lalu, apa yang dicari Rhoma Irama di dunia film nasional? Rhoma tersenyum. ”Misi saya tetap! Menyebarkan syiar Islam dan musik dangdut” balasnya tandas. Rhoma yang memilih Yatie Octavia sebagai patner “duet” dalam filmnya. “Saya punya taktik sendiri dalam menerjuni film. Saya mau mewujudkan sesuatu, yang bisa meninggakan kesan khusus untuk masyarakat penonton filmnya” katanya penuh harap. Benar, film Rhoma sukses membangun kecintaan penonton, atas penokohan “Rhoma” dan “Ani”.

Sosok Rhoma dan Yatie, jadi pasangan harmonis yang memahatkan kesan mendalam, dan dirindu para penonton film-filmnya. Rhoma dan Yatie jadi kekuatan lain sebagai “kesatuan nilai jual” film-film Rhoma. Apa daya tarik Yatie Octavia hingga jadi pasangan tetap dalam filmnya? Rhoma bertutur lirih. “Saya merasa cocok main film sama Yatie. Lagi pula, saya pikir Yatie itu pasangan pertama dalam film pertama saya. Selain itu, saya menilai Yatie sudah pengalaman di film. Sedikitnya saya pun bisa mengambil pelajaran dari dia” katanya terbuka.

Taktik Rhoma, sukses menciptakan paradigma bintang baru,yang menempatkan dirinya diidentikan “pasangan tetap” Yatie Octavia di pasar film nasional. Kondisi itu terdukung lagi dengan ketenaran Yatie, yang berharga komersial di bursa film negeri ini.Bahkan dalam era-1980, Yatie Octavia terjaring ke dalam kelas “The Big Five” bersama Roy Marten, Robby Sugara, Jenny Rachman dan Doris Callebaut. Terlebih, masa kejayaan karier Yatie dikuatkan pula dengan predikat “bintang panas”,. Artis yang terhitung berani tampil dalam adegan “pergumulan asmara”…

Manakala heboh kasus sang bintang hamil di luar suaminya mengemuka, sertamerta Rhoma terusik berpaling mencari penggantinya. Tahun 1979 gencar berita sumbang membadai reputasi Yatie Octava, jelang pemasaran filmnya, “Rahasia Perkawinan” (“Hukuman Zinah”) karya H Maman Firmansyah. Kasus rumah tangga dan musibah di lokasi syuting, serta pengguntingan rambut Yatie Octavia dalam adegan filmnya, menajamkan promosi beraroma sensasi. Bahkan terkabar santer, Yatie. Octavia berkepala gundul…

Padahal, rambut artis film ini hanya diguntng tak beraturan. Tidak seperti Dian Ariesta yang tampil berkepala gundul di film “Puteri Giok” karya Iksan Lahardi, lalu Dian Anggraeni untuk lakon “Nyi Birah” (Darto Joned), Dominique Sandra dalam “Tuyul & Mbak Yul” serta (alm) Sukma Ayu dalam sinetron miniseri “Kecil-Kecil Jadi Manten”. Gunjingan negatif yang menghangat tentang Yatie Octavia, meninggikan harga jual filmnya. Film “Rahasia Perkawinan” sukses box office., dan dinilai layak memenangi Piala Antemas sebagai lambang film terlaris di FFi 1980-Semarang ***

(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *