SENI HIBURAN

Menapak Jejak Rhoma Irama: “Hanya Tuhan Yang Tahu Sayang”

Portret perjumpaan dengan Yatie Octavia (kedua dari kiri), dalam kabut tebal dan hujan deras di Curug Orok, Kecamatan Cikajang, Garut. Tampak Neneng Kusmiatin, Hj Ida Widari, Yoyo Dasriyo, Kemal Mustopa dan Asep Suparman, jelang syuting FTV “Susuk Barby”. (Foto: Farhan)
Portret perjumpaan dengan Yatie Octavia (kedua dari kiri), dalam kabut tebal dan hujan deras di Curug Orok, Kecamatan Cikajang, Garut. Tampak Neneng Kusmiatin, Hj Ida Widari, Yoyo Dasriyo, Kemal Mustopa dan Asep Suparman, jelang syuting FTV “Susuk Barby”. (Foto: Farhan)

Menapak Jejak Rhoma Irama: Bagian (26)

Oleh: Yoyo Dasriyo

HALAMAN belakang Hotel “Paseban” Garut, yang mempertemukan kembali saya dengan Rhoma Irama, ternyata memanjangkan perpisahan hingga kekinian. Di rentang waktu itu, terkabar sobat baik saya, Ade Kostaman, wartawan dari Tasikmalaya,yang pernah mengantar ke Hotel “Priangan” menjumpai Rhoma sudah lama tiada. Sesaat saya terpaku. Di areal Hotel Paseban itu, saya ingat lagi perjuangan dengan almarhum waktu memburu Rhoma, lewat tengah malam.

Sayang, di Paseban perjumpaan Rhoma hanya sekilas. Meski begitu, masih ada sedikit waktu berbincang tentang karier filmnya. “Insya Allah, film baru saya, ‘Hanya Tuhan Yang Tahu, Sayang’!” katanya. Penjudulan film itu menjanjikan penyegaran baru dalam perwajahan film Rhoma. Bukan saja dari judulnya yang beraroma religi, tetapi nama (alm) Drs H Asrul Sani penulis cerita dan skenario filmnya, berpeluang menghadirkan filmnya berbobot dakwah Islam. Selama ini, film maupun skenario karya Asrul kental dengan napas keagamaan.

Ingat lagi sukses film Islami karya peninggalannya seperti “Di Bawah Lindungan Ka’Bah (1978), atau “Titian Serambut Dibelah Tujuh” (1982). Film religi lain dari skenario karya Asrul Sani, bertajuk “Al-Kautsar” (1977) igarapan (alm) Chaerul Umam, tercatat paling menawan. Saya meyakini, “Al- Kautsar” yang membintangkan (alm) Wahab Abdi, (alm) WS Rendra, Soultan Saladin dan Yulinar Fidaus, merupakan wajah film nasional tema religi terbaik, yang belum tertandingi hingga kini.

Itu sebabnya, saya menaruh harapan besar untuk film “Hanya Tuhan Yang Tahu, Sayang” sebagai film religi berwajah lain dalam film Rhoma Irama. Sangat harmonis, andai kelangsungan film Rhoma, berduet dengan karya Asrul Sani. Bahkan sutradara dan penulis skenario film ini pula, yang membangun lakon dan skenario film komedi pujian “Kejarlah Daku Kau Kutangkap” dan “Naga Bonar” pertama. Rhoma bertutur, film “Hanya Tuhan Yang Tahu, Sayang” disiapkan sebagai garapan Acok Rachman.

Filmnya dirancang membintangkan Ida Iasha, Ade Irawan, (alm) Jack Maland, serta beberapa pendukung film Rhoma terdahulu. “Saya sering bekerja untuk film Rhoma…” kata A Rachman, yang pernah jadi asisten sutradara film “Begadang”, ”Pengorbanan” dan “Pengabdian”. – ”Dakwah Islam dan musik Soneta, merupakan identitas saya dalam film” tegas Rhoma. Bahkan untuk kekuatan identitas filmnya, pernah “rujuk” dengan Yatie Octavia di film “Kemilau Cinta Di Langit Jingga”.

Aktris pemeran “Ani” yang identik dalam sejumlah film Rhoma, tidak lagi jadi pasangan harmonis Rhoma, setelah gunjingan heboh di balik film “Rahasia Perkawinan” (1979). Rhoma pernah berganti pasangan dengan Camelia Malik, Ida Iasha dan Rica Rachim, yang kemudian jadi isterinya. “Saya tidak pernah melarang Rica untuk main film, selama dia sendiri mau” Rhoma melirik isterinya. Rica Rachim manggut dan tersenyum. Lalu kenapa “rujuk” Rhoma dan “Ani”, tidak menuai sukses pasar?

“Saya kurang tahu…” balas Rhoma sambil tertawa kecil. Benar “rujuk” itu tak mengantar sukses perwajahan film Rhoma dalam memanjangkan identitas “Rhoma” dan “Ani”. Selepas perjumpaan di Paseban, Garut, saya tak pernah tahu tentang rencana produksi film “Hanya Tuhan Yang Tahu, Sayang”. Jadi diproduksi, atau berganti judul? Setahu saya, manakala Rhoma Irama lepas dari parpol PPP, “kran” pencekalan tulisan saya kembali dibuka. Lega hati saya, saat “Suara Karya Minggu” edisi 4 Juni 1995, memuat pemberitaan tentang Rhoma Irama. Saya mengangkat human interes Raja Dangdut itu. Kapan lagi bisa membangun perjumpaan dan kedekatan dengan Rhoma Irama? Tak ada jawaban pasti. Mungkin, “hanya Tuhan yang tahu, sayang…” ***

(Bersambung)

2 Comments

  • Ahmad Rosyidi Januari 22, 2015

    Terharuu…

    Moga Om Yodaz bisa kembali bertemu Pak Haji Oma Irama dalam kekinian…

    Aamiin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *